27.8 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Hakim PN Medan Diduga Dibunuh, Ditemukan Tewas Dalam Mobil di Jurang Kebun Sawit

RINGSEK: Mobil Land Cruiser Prado yang ditemukan warga di jurang kebun sawit, Desa Namo Rindang, Kutalimbaru, Jumat (29/11). Didalam mobil ini ditemukan jasad Hakim PN Medan, Jamaluddin.
idris/sumut pos
RINGSEK: Mobil Land Cruiser Prado yang ditemukan warga di jurang kebun sawit, Desa Namo Rindang, Kutalimbaru, Jumat (29/11). Didalam mobil ini ditemukan jasad Hakim PN Medan, Jamaluddin. idris/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hakim yang juga Humas Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin (55), ditemukan tewas dalam mobil Toyota Land Cruiser Prado warna hitam BK 77 HD di areal kebun sawit Dusun II, Namo Rindang, Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, Jumat (29/11).

Diduga kuat korban yang tinggal di Perumahan Royal Monaco, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor ini dibunuh. Pasalnya, jenazah korban ditemukan dalam kondisi tangan terikat tali.

INFORMASI dihimpun Sumut Pos, awalnya warga sekitar hendak pergi ke ladang. Saat di perjalanan, warga melihat ada mobil terperosok dalam jurang di areal kebun sawit. Warga yang curiga, langsung melaporkan kejadian tersebut ke warga lain dan meneruskannya ke Kepala Desa Suka Rame, Doanta Sinulingga.

Kades yang mendapat laporan warga, langsung meneruskannya ke Polsek Kutalimbaru. Informasi tersebut ditindaklanjuti polisi dengan langsung turun ke lokasi temuan mobil. Pihak kepolisian sedikit kesulitan menuju lokasi, karena kondisi medan yang curam dan kedalamannya mencapai belasan meter.

Kepala Desa Suka Dame, Doanta Sinulingga mengaku tidak mengenali mobil dan korban.

“Untuk mobil dan korban itu saya tidak kenal, karena warga saya sampai penemuan ini belum ada melapor kehilangan salah satu pihak keluarganyan

dan jenis mobil seperti itu belum ada di kampung kami,” kata Doanta Sinulingga kepada wartawan.

Kapolsek Kutalimbaru melalui Kanit Reskrim Iptu R Ginting menyebutkan, dugaan sementara korban diduga dibunuh. “Untuk sementara, kita menduga temuan korban pembunuhan. Korban ditemukan di bagian lantai mobil bangku bagian tengah dengan posisi miring, dan wajahnya mengarah ke bagian depan.

Saat kita temukan, korban mengenakan celana training warna hijau, baju kaos tangan panjang warna biru motif bintik-bintik. Korban juga ditemukan masih mengenakan kaos kaki putih hitam. Kulit sawo mateng dan kita taksir korban berusia 40 sampai dengan 50 tahunan,” ungkap Iptu R Ginting kepada wartawan.

Disinggung adanya informasi plat BK 77 HD yang terpasang diduga palsu, dia belum bisa memastikan. “Mengenai ada dugaan palsu atau seperti apa, nanti kita cek untuk memastikan. Untuk kondisi mobil bagian depan ringsek berat, karena berbenturan dengan satu batang sawit dan saat itu diduga sengaja dimasukkan ke dalam jurang ini,” sebut R Ginting.

Pihaknya bersama tim Inafis Polrestabes Medan masih melakukan penyelidikan. “Kita menunggu Tim Inafis Polrestabes Medan untuk mengetahui, apakah korban diduga terlebih dahulu dianiaya. Apabila benar, dimana saja luka dan memarnya serta benda apa yang digunakan menganiaya korban,” sebutnya.

Masih kata R Ginting, dari keterangan beberapa warga, mobil tersebut sempat melintas di Jalan Suka Rame. “Untuk informasi yang kita peroleh dari cerita-cerita warga di sini, pagi tadi warga sudah melihat mobil tersebut bolak-balik melintas di Jalan Suka Rame. Namun warga sama sekali tidak curiga dengan situasi itu,” tandasnya.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto yang dikonfirmasi wartawan, Jumat (29/11) malam, membenarkan korban adalah hakim yang juga Humas di PN Medan. “Ya benar hakim, itu humasnya PN Medan,” ujarnya.

Hingga tadi malam, timnya masih berada di lapangan. “Kami telah membentuk tim khusus untuk mengungkapkan kasus ini. Untuk jenazah, sedang dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan,” ujarnya.

Saat ditanya, apakah Jamalludin merupakan korban pembunuhan? Eko membenarkan. “Dugaan sementara dibunuh,” jelasnya.

Ditanya apa saja luka yang dialami korban, Kompol Eko Hartanto mengatakan, ada luka di bagian leher. “Setelah dicek tentang keadaan tubuh korban, ada memar di bagian leher yang menghitam. Dari hidung, keluar cairan yang berwarna agak kekuningan,” pungkasnya.

Ketua PN Medan Sutio Jumagi Akhirno yang dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp mengatakan, sekarang mayat Jamaluddin dibawa ke RS Bayangkara. “Iya benar, tapi kita belum tahu apakah murni kecelakaan atau ada indikasi lain,” tulisnya.

Kabar meninggalnya hakim yang juga Humas PN Medan, Jamaluddin (55), sontak membuat semua pihak terkejut. Apalagi korban diduga kuat menjadi korban pembunuhan. Sangkin shock nya, sejumlah hakim yang coba dikonfirmasi seperti mengelak saat wartawan melakukan konfirmasi. Seperti Humas PN Medan lainnya, Erintuah Damanik, saat dikonfirmasi juga enggan mengangkat telepon selulernya.

Namun, salah seorang juru sita pengganti pada PN Medan, Darwin, yang berhasil dikonfirmasi mengaku terkejut mendengar informasi yang beredar di grup WhatsApp (WA) pegawai PN Medan. “Aku juga terkejut waktu melihat info itu di grup WA PN Medan,” ucap Darwin saat dihubungi, Jumat (29/11) malam.

Darwin mengaku grup tersebut mengetahui kabar almarhum meninggal sekitar pukul 18.30 WIB. Setelah itu dirinya masih menunggu informasi lanjutan dari pihak PN Medan.

Sementara, staf PN Medan, Yan juga mengaku terkejut mendengar informasi tersebut. Yan saat dihubungi mengaku tak melihat Jamaluddin di PN Medan sejak pagi. “Tadi pagi sosialisasi. Tidak ada senam. Tadi pun dia gak ada nampak saat sosialisasi,” terangnya. (ris/man)

RINGSEK: Mobil Land Cruiser Prado yang ditemukan warga di jurang kebun sawit, Desa Namo Rindang, Kutalimbaru, Jumat (29/11). Didalam mobil ini ditemukan jasad Hakim PN Medan, Jamaluddin.
idris/sumut pos
RINGSEK: Mobil Land Cruiser Prado yang ditemukan warga di jurang kebun sawit, Desa Namo Rindang, Kutalimbaru, Jumat (29/11). Didalam mobil ini ditemukan jasad Hakim PN Medan, Jamaluddin. idris/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hakim yang juga Humas Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin (55), ditemukan tewas dalam mobil Toyota Land Cruiser Prado warna hitam BK 77 HD di areal kebun sawit Dusun II, Namo Rindang, Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, Jumat (29/11).

Diduga kuat korban yang tinggal di Perumahan Royal Monaco, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor ini dibunuh. Pasalnya, jenazah korban ditemukan dalam kondisi tangan terikat tali.

INFORMASI dihimpun Sumut Pos, awalnya warga sekitar hendak pergi ke ladang. Saat di perjalanan, warga melihat ada mobil terperosok dalam jurang di areal kebun sawit. Warga yang curiga, langsung melaporkan kejadian tersebut ke warga lain dan meneruskannya ke Kepala Desa Suka Rame, Doanta Sinulingga.

Kades yang mendapat laporan warga, langsung meneruskannya ke Polsek Kutalimbaru. Informasi tersebut ditindaklanjuti polisi dengan langsung turun ke lokasi temuan mobil. Pihak kepolisian sedikit kesulitan menuju lokasi, karena kondisi medan yang curam dan kedalamannya mencapai belasan meter.

Kepala Desa Suka Dame, Doanta Sinulingga mengaku tidak mengenali mobil dan korban.

“Untuk mobil dan korban itu saya tidak kenal, karena warga saya sampai penemuan ini belum ada melapor kehilangan salah satu pihak keluarganyan

dan jenis mobil seperti itu belum ada di kampung kami,” kata Doanta Sinulingga kepada wartawan.

Kapolsek Kutalimbaru melalui Kanit Reskrim Iptu R Ginting menyebutkan, dugaan sementara korban diduga dibunuh. “Untuk sementara, kita menduga temuan korban pembunuhan. Korban ditemukan di bagian lantai mobil bangku bagian tengah dengan posisi miring, dan wajahnya mengarah ke bagian depan.

Saat kita temukan, korban mengenakan celana training warna hijau, baju kaos tangan panjang warna biru motif bintik-bintik. Korban juga ditemukan masih mengenakan kaos kaki putih hitam. Kulit sawo mateng dan kita taksir korban berusia 40 sampai dengan 50 tahunan,” ungkap Iptu R Ginting kepada wartawan.

Disinggung adanya informasi plat BK 77 HD yang terpasang diduga palsu, dia belum bisa memastikan. “Mengenai ada dugaan palsu atau seperti apa, nanti kita cek untuk memastikan. Untuk kondisi mobil bagian depan ringsek berat, karena berbenturan dengan satu batang sawit dan saat itu diduga sengaja dimasukkan ke dalam jurang ini,” sebut R Ginting.

Pihaknya bersama tim Inafis Polrestabes Medan masih melakukan penyelidikan. “Kita menunggu Tim Inafis Polrestabes Medan untuk mengetahui, apakah korban diduga terlebih dahulu dianiaya. Apabila benar, dimana saja luka dan memarnya serta benda apa yang digunakan menganiaya korban,” sebutnya.

Masih kata R Ginting, dari keterangan beberapa warga, mobil tersebut sempat melintas di Jalan Suka Rame. “Untuk informasi yang kita peroleh dari cerita-cerita warga di sini, pagi tadi warga sudah melihat mobil tersebut bolak-balik melintas di Jalan Suka Rame. Namun warga sama sekali tidak curiga dengan situasi itu,” tandasnya.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto yang dikonfirmasi wartawan, Jumat (29/11) malam, membenarkan korban adalah hakim yang juga Humas di PN Medan. “Ya benar hakim, itu humasnya PN Medan,” ujarnya.

Hingga tadi malam, timnya masih berada di lapangan. “Kami telah membentuk tim khusus untuk mengungkapkan kasus ini. Untuk jenazah, sedang dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan,” ujarnya.

Saat ditanya, apakah Jamalludin merupakan korban pembunuhan? Eko membenarkan. “Dugaan sementara dibunuh,” jelasnya.

Ditanya apa saja luka yang dialami korban, Kompol Eko Hartanto mengatakan, ada luka di bagian leher. “Setelah dicek tentang keadaan tubuh korban, ada memar di bagian leher yang menghitam. Dari hidung, keluar cairan yang berwarna agak kekuningan,” pungkasnya.

Ketua PN Medan Sutio Jumagi Akhirno yang dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp mengatakan, sekarang mayat Jamaluddin dibawa ke RS Bayangkara. “Iya benar, tapi kita belum tahu apakah murni kecelakaan atau ada indikasi lain,” tulisnya.

Kabar meninggalnya hakim yang juga Humas PN Medan, Jamaluddin (55), sontak membuat semua pihak terkejut. Apalagi korban diduga kuat menjadi korban pembunuhan. Sangkin shock nya, sejumlah hakim yang coba dikonfirmasi seperti mengelak saat wartawan melakukan konfirmasi. Seperti Humas PN Medan lainnya, Erintuah Damanik, saat dikonfirmasi juga enggan mengangkat telepon selulernya.

Namun, salah seorang juru sita pengganti pada PN Medan, Darwin, yang berhasil dikonfirmasi mengaku terkejut mendengar informasi yang beredar di grup WhatsApp (WA) pegawai PN Medan. “Aku juga terkejut waktu melihat info itu di grup WA PN Medan,” ucap Darwin saat dihubungi, Jumat (29/11) malam.

Darwin mengaku grup tersebut mengetahui kabar almarhum meninggal sekitar pukul 18.30 WIB. Setelah itu dirinya masih menunggu informasi lanjutan dari pihak PN Medan.

Sementara, staf PN Medan, Yan juga mengaku terkejut mendengar informasi tersebut. Yan saat dihubungi mengaku tak melihat Jamaluddin di PN Medan sejak pagi. “Tadi pagi sosialisasi. Tidak ada senam. Tadi pun dia gak ada nampak saat sosialisasi,” terangnya. (ris/man)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/