26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Pembacaan Sumpah Pemuda Warnai Wisuda AMIK Medicom, 45 Persen Lulusan Sudah Bekerja Sebelum Diwisuda

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembacaan Sumpah Pemuda dan nyanyian Bangun Pemuda mewarnai pelaksanaan wisuda Akademi Manajemen Informatika Komputer (AMIK) Medicom di Hotel Le Polonia Medan, Kamis (28/10).

SUMPAH PEMUDA: Pembacaan Sumpah Pemuda pada kegiatan Wisuda AMIK Medicom di Medan, Kamis (28/10).DEDDI MULIA PURBA/SUMUT POS.

Suasana pun terlihat lebih patriotik karena wisuda dipimpin Direktur AMIK Medicom Kamson Sirait ST MKom tersebut, bertepatan dengan momen bersejarah bangsa Indonesia yakni Sumpah Pemuda.

Pada wisuda angkatan XVI ini sebanyak 45 persen dari 245 wisudawan dari program studi Manajemen Informatika, Komputerisasi Akuntansi dan Teknik Komputer telah bekerja sebelum diwisuda. Bahkan dari 110 lulusan yang sudah bekerja ada yang berpenghasilan Rp.8 juta per bulan.

”Kemauan dan kebanggaan bekerja atau berproduksi inilah sebenarnya yang dituntut dari setiap generasi muda. Apabila orang muda sudah bangga berproduksi atau bekerja, itulah hasil pendidikan yang diharapkan dari semua kuliah,” ujar Kamson Sirait.

Direktur AMIK Medicom Kamson Sirait ST MKom bersyukur atas terlaksananya wisuda sebagai tanda telah dicapainya pendidikan tinggi profesional jenjang diploma 3 menjadi ahli madya dibidang komputer.

”Kalian menjadi tenaga-tenaga Information Technology (IT) yang handal di era online. Bisnis online yang berkembang di seluruh dunia, khususnya di Indonesia menunggu kehadiran kalian,” katanya.

Alumni AMIK Medicom dikenal luas memiliki kualitas sehingga dalam setiap angkatan wisuda separuhnya lulusan yang dihasilkan telah bekerja baik di dalam dan luar negeri. Bahkan Siti Nurbaya Gultom, alumni tahun 2008 bekerja di Karmac Company Pascallan Lelystad Belanda dengan penghasilan Rp.14 juta per bulan.

Di negara maju, kata direktur, lebih banyak politeknik dan akademi menghasilkan lulusan diploma dari pada sarjana strata-1. ”Menteri Pendidikan Singapura pernah mengatakan bahwa salah satu keunggulan Singapura adalah karena mereka tidak mengubah diploma-3 dan politeknik menjadi S-1,” jelas Kamson Sirait.

Terhadap wisuda dan kiprah AMIK Medicom, dua tokoh pendidikan di Sumut yakni Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Sumut Prof Dr Ibnu Hajar Damanik MSi dan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Sumut Dr H Bahdin Nur Tanjung MM memberikan apresiasi.

Prof Dr Ibnu Hajar Damanik MSi melalui zoom meeting menyampaikan selamat terhadap para wisudawan/wisudawati dan pengelola AMIK Medicom. Ia mengingatkan tentang kemajuan teknologi digital, basis data, kecerdasan buatan sudah masuk pada semua bidang pekerjaan dimana peran manusia sudah banyak tergantikan oleh teknologi.

Kepala LLDikti Sumut juga mengingatkan pentingnya kemampuan berkomunikasi, penguasaan bahasa asing, kemampuan berkolaborasi serta kemampuan kreatif dan inovasi di era globalisasi sehingga bisa memecahkan masalah dan memenangi kompetisi.

Ketua Aptisi Sumut juga mengapresiasi komentar dr Reinhard Silalahi pada tahun 2015 bahwa pendidikan harus memerdekakan dan membebaskan. Ternyata beberapa tahun berikutnya oleh menteri kita sekarang, Mas Nadiem Makarim mengatakan pendidikan tinggi harus diwujudkan lewat ‘Merdeka Belajar, Kampus Merdeka’. Jadi jauh sebelum menteri mencanangkan, AMIK Medicom sudah memulainya. Luar biasa dan membanggakan. AMIK Medicom tetap eksis dan diminati masyarakat,” tegasnya. (dmp)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembacaan Sumpah Pemuda dan nyanyian Bangun Pemuda mewarnai pelaksanaan wisuda Akademi Manajemen Informatika Komputer (AMIK) Medicom di Hotel Le Polonia Medan, Kamis (28/10).

SUMPAH PEMUDA: Pembacaan Sumpah Pemuda pada kegiatan Wisuda AMIK Medicom di Medan, Kamis (28/10).DEDDI MULIA PURBA/SUMUT POS.

Suasana pun terlihat lebih patriotik karena wisuda dipimpin Direktur AMIK Medicom Kamson Sirait ST MKom tersebut, bertepatan dengan momen bersejarah bangsa Indonesia yakni Sumpah Pemuda.

Pada wisuda angkatan XVI ini sebanyak 45 persen dari 245 wisudawan dari program studi Manajemen Informatika, Komputerisasi Akuntansi dan Teknik Komputer telah bekerja sebelum diwisuda. Bahkan dari 110 lulusan yang sudah bekerja ada yang berpenghasilan Rp.8 juta per bulan.

”Kemauan dan kebanggaan bekerja atau berproduksi inilah sebenarnya yang dituntut dari setiap generasi muda. Apabila orang muda sudah bangga berproduksi atau bekerja, itulah hasil pendidikan yang diharapkan dari semua kuliah,” ujar Kamson Sirait.

Direktur AMIK Medicom Kamson Sirait ST MKom bersyukur atas terlaksananya wisuda sebagai tanda telah dicapainya pendidikan tinggi profesional jenjang diploma 3 menjadi ahli madya dibidang komputer.

”Kalian menjadi tenaga-tenaga Information Technology (IT) yang handal di era online. Bisnis online yang berkembang di seluruh dunia, khususnya di Indonesia menunggu kehadiran kalian,” katanya.

Alumni AMIK Medicom dikenal luas memiliki kualitas sehingga dalam setiap angkatan wisuda separuhnya lulusan yang dihasilkan telah bekerja baik di dalam dan luar negeri. Bahkan Siti Nurbaya Gultom, alumni tahun 2008 bekerja di Karmac Company Pascallan Lelystad Belanda dengan penghasilan Rp.14 juta per bulan.

Di negara maju, kata direktur, lebih banyak politeknik dan akademi menghasilkan lulusan diploma dari pada sarjana strata-1. ”Menteri Pendidikan Singapura pernah mengatakan bahwa salah satu keunggulan Singapura adalah karena mereka tidak mengubah diploma-3 dan politeknik menjadi S-1,” jelas Kamson Sirait.

Terhadap wisuda dan kiprah AMIK Medicom, dua tokoh pendidikan di Sumut yakni Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Sumut Prof Dr Ibnu Hajar Damanik MSi dan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Sumut Dr H Bahdin Nur Tanjung MM memberikan apresiasi.

Prof Dr Ibnu Hajar Damanik MSi melalui zoom meeting menyampaikan selamat terhadap para wisudawan/wisudawati dan pengelola AMIK Medicom. Ia mengingatkan tentang kemajuan teknologi digital, basis data, kecerdasan buatan sudah masuk pada semua bidang pekerjaan dimana peran manusia sudah banyak tergantikan oleh teknologi.

Kepala LLDikti Sumut juga mengingatkan pentingnya kemampuan berkomunikasi, penguasaan bahasa asing, kemampuan berkolaborasi serta kemampuan kreatif dan inovasi di era globalisasi sehingga bisa memecahkan masalah dan memenangi kompetisi.

Ketua Aptisi Sumut juga mengapresiasi komentar dr Reinhard Silalahi pada tahun 2015 bahwa pendidikan harus memerdekakan dan membebaskan. Ternyata beberapa tahun berikutnya oleh menteri kita sekarang, Mas Nadiem Makarim mengatakan pendidikan tinggi harus diwujudkan lewat ‘Merdeka Belajar, Kampus Merdeka’. Jadi jauh sebelum menteri mencanangkan, AMIK Medicom sudah memulainya. Luar biasa dan membanggakan. AMIK Medicom tetap eksis dan diminati masyarakat,” tegasnya. (dmp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/