28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Masjid Jamik Belawan, Dakwah dan Sup Bubur Menu Istimewa

Foto: Facrul Rozi/Sumut Pos
Masjid Jamik Belawan.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Masjid Jamik di Jalan Selebes Kecamatan Medan Belawan, adalah salah satu masjid tua di pesisir utara Kota Medan yang menampung 3.000 jamaah. Sepanjang Ramadan, rumah ibadah ini diisi dengan aktivitas dakwah dan tetap menyajikan bubur sup sebagai menu istimewa.

Dari amatan sumut pos, Rabu (7/6) sore, bangunan masjid yang berdiri atas dana swadaya masyarakat muslim sekitar dan warga Aceh pendatang, ini terlihat begitu kokoh. Bagian bentuk kubah juga tampak berbeda dari mesjid pada umumnya.

Rumah ibadah yang tidak hanya dipakai untuk salat berjamaah, tapi juga digunakan sebagai lokasi belajar pengetahuan agama bagi para anak-anak muda, ini diketahui mulai dibangun pada tahun 1932 silam.

Ketua Bidang Sosial Masjid Jamik Belawan, Syahruddin HS menyebutkan, seperti di bulan Ramadan sebelumnya, pada ramadan tahun ini aktivitasnya juga dipadati dengan berbagai kegiatan keagamaan.

“Selain berbuka puasa bersama, salat tarawih dan tadarusan. Aktivitas dakwah di masjid ini kian ditingkatkan, pada saat usai salat Isya dan Subuh,” katanya.

Selama puasa, menu berbuka yang menjadi santapan istimewa jamaah masjid adalah bubur sup. Rasa lezat serta lemak berbahan beras, santan, udang, daging, daun sop dan rempah-rempah setiap hari dimasak oleh jamaah ibu-ibu warga setempat yang telah dipercaya pada setiap tahunnya.

“Biasanya dimasak setelah salat zuhur, dan selesai menjelang ashar,” tutur, Syahruddin.

Usai salat ashar, bubur yang berada dalam tiga dandang besar dibawa ke beranda samping masjid untuk didinginkan, sebelum akhirnya dihidangkan saat berbuka puasa.

“Jadi, bukan cuma untuk jamaah saja. Tapi dibagikan juga buat kalangan musafir maupun warga sekitar,” sebutnya.

Setiap harinya, rata-rata ada sekitar lebih dari 300 jamaah yang berbuka puasa di masjid kebanggaan bagi masyarakat di Belawan. Para panitia kenaziran masjid semakian disibukan apabila waktu berbuka puasa semakin dekat.

“Kalau sudah hampir jam 6 sore, pemberian bubur untuk musafir dan warga tidak dilayani lagi. Karena pelayanan difokuskan bagi para jamaah yang berbuka puasa di masjid,” ungkap dia.

Ditambahkannya, untuk bahan-bahan pembuat bubur yang dijadikan santapan berbuka adalah berasal dari infak masyarakat maupun sejumlah pengusaha muslim di Belawan.

“Menu ini sudah menjadi rutinitas setiap ramadan. Jadi ada saja warga yang berinfak untuk bahan pembuat bubur,” tandasnya.(rul/ram)

Foto: Facrul Rozi/Sumut Pos
Masjid Jamik Belawan.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Masjid Jamik di Jalan Selebes Kecamatan Medan Belawan, adalah salah satu masjid tua di pesisir utara Kota Medan yang menampung 3.000 jamaah. Sepanjang Ramadan, rumah ibadah ini diisi dengan aktivitas dakwah dan tetap menyajikan bubur sup sebagai menu istimewa.

Dari amatan sumut pos, Rabu (7/6) sore, bangunan masjid yang berdiri atas dana swadaya masyarakat muslim sekitar dan warga Aceh pendatang, ini terlihat begitu kokoh. Bagian bentuk kubah juga tampak berbeda dari mesjid pada umumnya.

Rumah ibadah yang tidak hanya dipakai untuk salat berjamaah, tapi juga digunakan sebagai lokasi belajar pengetahuan agama bagi para anak-anak muda, ini diketahui mulai dibangun pada tahun 1932 silam.

Ketua Bidang Sosial Masjid Jamik Belawan, Syahruddin HS menyebutkan, seperti di bulan Ramadan sebelumnya, pada ramadan tahun ini aktivitasnya juga dipadati dengan berbagai kegiatan keagamaan.

“Selain berbuka puasa bersama, salat tarawih dan tadarusan. Aktivitas dakwah di masjid ini kian ditingkatkan, pada saat usai salat Isya dan Subuh,” katanya.

Selama puasa, menu berbuka yang menjadi santapan istimewa jamaah masjid adalah bubur sup. Rasa lezat serta lemak berbahan beras, santan, udang, daging, daun sop dan rempah-rempah setiap hari dimasak oleh jamaah ibu-ibu warga setempat yang telah dipercaya pada setiap tahunnya.

“Biasanya dimasak setelah salat zuhur, dan selesai menjelang ashar,” tutur, Syahruddin.

Usai salat ashar, bubur yang berada dalam tiga dandang besar dibawa ke beranda samping masjid untuk didinginkan, sebelum akhirnya dihidangkan saat berbuka puasa.

“Jadi, bukan cuma untuk jamaah saja. Tapi dibagikan juga buat kalangan musafir maupun warga sekitar,” sebutnya.

Setiap harinya, rata-rata ada sekitar lebih dari 300 jamaah yang berbuka puasa di masjid kebanggaan bagi masyarakat di Belawan. Para panitia kenaziran masjid semakian disibukan apabila waktu berbuka puasa semakin dekat.

“Kalau sudah hampir jam 6 sore, pemberian bubur untuk musafir dan warga tidak dilayani lagi. Karena pelayanan difokuskan bagi para jamaah yang berbuka puasa di masjid,” ungkap dia.

Ditambahkannya, untuk bahan-bahan pembuat bubur yang dijadikan santapan berbuka adalah berasal dari infak masyarakat maupun sejumlah pengusaha muslim di Belawan.

“Menu ini sudah menjadi rutinitas setiap ramadan. Jadi ada saja warga yang berinfak untuk bahan pembuat bubur,” tandasnya.(rul/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/