35 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Bubur Sop dan Chai Setiap Hari di Masjid Ghaudiyah

Masjid Ghaudiyah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selama bulan Ramadan, Pengurus Masjid Ghaudiyah yakni Yayasan India Muslim menyediakan hidangan buka puasa. Untuk hari Senin hingga Sabtu, menu yang disediakan berupa Bubur Sop India dan minuman khas India, Chai. Bila hari Minggu, menu berbuka puasa ditambah dengan Nasi Briani dan Dalca. Hal itu disampaikan Ketua Yayasan India Muslim, M Sidik Soleh ketika diwawancarai Sumut Pos, Minggu (28/5) siang.

Dijelaskan M Sidik, bubur India adalah makan khas India yang bila dikonsumsi, membuat perut terasa dingin sehingga membuat tubuh tetap enak menjalankan ibadah seperti Salat Isya, dilanjutkan Salat Tarawih dan Tadarus. Begitu juga Chai, disebutnya merupakan minuman khas India yang mirip dengan teh tarik yang juga baik untuk tubuh. Sementara Nasi Briani, dikatakan Sidik merupakan makanan sehat berbahan dasar beras yang disajikan dengan rempah, daging dan sayuran. Disebutnya jumlah daging pada nasi briani harus sama dengan jumlah beras.

” Untuk Bubur Sop India dan Chai, hasil sumbangan donatur. Namun untuk Nasi Briani dan Dalca, dipilih dari 4 orang saja yang menyediakannya, bergantian setiap Minggu. Seperti untuk minggu ini, giliran saya. Sudah kita siapkan untuk 300 porsi karena mengingat awal puasa, sehingga dari Binjai, Deliserdang dan juga Langkat biasanya datang, ” ujar M Sidik.

Dijelaskannya, kegiatan ini setiap tahun diadakan, sejak Masjid Ghaudiyah didirikan pada Tahun 1918. Namun, pada tahun 1990, kegiatan itu sempat vakum karena pengurus ada yang meninggal dunia dan ada juga yang kembali ke India. Setelah kepengurusan beralih ke generasi selanjutnya, saat itu dipimpin oleh Ketua bernama Abu Bakar, barulah kegiatan kembali aktif, hingga saat ini.

Selain menyediakan menu buka puasa, dikatakan M Sidik Soleh, di Masjid yang beralamat di Jalan Zainul Arifin, Medan Petisah itu, juga digelar kegiatan agama lainnya. Seperti, pembagian sembako saat menjelang awal Ramadan, Tadarus dan Tahfiz Al-Quran.

” Namun, terkadang kita juga menggelar kegiatan di Masjid Jamik, di perempatan Jalan Taruma. Hal itu karena kalau di sini tempat parkirnya masih sangat terbatas. Kalau di sana, tempat parkirnya luas. Seperti Subuh Berjamaah kemarin,” sambung M Sidik.

Pantuan Sumut Pos, isi Mesjid tidak jauh berbeda dengan Masjid pada umumnya. Namun, Masjid berlantai 2 itu memiliki jendela berbentuk panjang, layaknya bangunan zaman dahulu. Begitu juga dengan 12 tiang penyangga di dalam Masjid, seakan menjadi ciri khas Mesjid. Pada sebelah kanan Masjid, terlihat ada perkuburan. Disebut, alamrhum Imam Masjid Ghaudiyah pertama, dimakamkan di perkuburan itu. (ain/ram)

Masjid Ghaudiyah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selama bulan Ramadan, Pengurus Masjid Ghaudiyah yakni Yayasan India Muslim menyediakan hidangan buka puasa. Untuk hari Senin hingga Sabtu, menu yang disediakan berupa Bubur Sop India dan minuman khas India, Chai. Bila hari Minggu, menu berbuka puasa ditambah dengan Nasi Briani dan Dalca. Hal itu disampaikan Ketua Yayasan India Muslim, M Sidik Soleh ketika diwawancarai Sumut Pos, Minggu (28/5) siang.

Dijelaskan M Sidik, bubur India adalah makan khas India yang bila dikonsumsi, membuat perut terasa dingin sehingga membuat tubuh tetap enak menjalankan ibadah seperti Salat Isya, dilanjutkan Salat Tarawih dan Tadarus. Begitu juga Chai, disebutnya merupakan minuman khas India yang mirip dengan teh tarik yang juga baik untuk tubuh. Sementara Nasi Briani, dikatakan Sidik merupakan makanan sehat berbahan dasar beras yang disajikan dengan rempah, daging dan sayuran. Disebutnya jumlah daging pada nasi briani harus sama dengan jumlah beras.

” Untuk Bubur Sop India dan Chai, hasil sumbangan donatur. Namun untuk Nasi Briani dan Dalca, dipilih dari 4 orang saja yang menyediakannya, bergantian setiap Minggu. Seperti untuk minggu ini, giliran saya. Sudah kita siapkan untuk 300 porsi karena mengingat awal puasa, sehingga dari Binjai, Deliserdang dan juga Langkat biasanya datang, ” ujar M Sidik.

Dijelaskannya, kegiatan ini setiap tahun diadakan, sejak Masjid Ghaudiyah didirikan pada Tahun 1918. Namun, pada tahun 1990, kegiatan itu sempat vakum karena pengurus ada yang meninggal dunia dan ada juga yang kembali ke India. Setelah kepengurusan beralih ke generasi selanjutnya, saat itu dipimpin oleh Ketua bernama Abu Bakar, barulah kegiatan kembali aktif, hingga saat ini.

Selain menyediakan menu buka puasa, dikatakan M Sidik Soleh, di Masjid yang beralamat di Jalan Zainul Arifin, Medan Petisah itu, juga digelar kegiatan agama lainnya. Seperti, pembagian sembako saat menjelang awal Ramadan, Tadarus dan Tahfiz Al-Quran.

” Namun, terkadang kita juga menggelar kegiatan di Masjid Jamik, di perempatan Jalan Taruma. Hal itu karena kalau di sini tempat parkirnya masih sangat terbatas. Kalau di sana, tempat parkirnya luas. Seperti Subuh Berjamaah kemarin,” sambung M Sidik.

Pantuan Sumut Pos, isi Mesjid tidak jauh berbeda dengan Masjid pada umumnya. Namun, Masjid berlantai 2 itu memiliki jendela berbentuk panjang, layaknya bangunan zaman dahulu. Begitu juga dengan 12 tiang penyangga di dalam Masjid, seakan menjadi ciri khas Mesjid. Pada sebelah kanan Masjid, terlihat ada perkuburan. Disebut, alamrhum Imam Masjid Ghaudiyah pertama, dimakamkan di perkuburan itu. (ain/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/