26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Beri Perhatian Khusus Bank Syariah

Sahur Bersama Dirut PT Bank Sumut, Gus Irawan Pasaribu

Sahur ke 14 di bulan Ramadan 1432 H, Tim Sumut Pos bertandang ke rumah Direktur Utama PT Bank Sumut, Gus Irawan Pasaribu di Blok LL Taman Setia Budi Indah (Tasbih). Banyak hal dibahas mulai masalah atlet hingga masa depan Sumut 2013 mendatang.

CHAIRIL HUDA, Medan

Minggu (14/8), Tim Sumut Pos berkumpul di Kantor Utama PT Bank Sumut di Jalan Imam Bonjol. Sekira pukul 03.30, tim Sumut Pos disambut Kepala Bidang Sekretariat PT Bank Sumut, Kalimonang Siregar.

Berbincang lima menit, Tim Sumut Pos bersama Kalimonang langsung menumpangi mobil Nissan Grand Livina menuju kediaman pribadi Gus Irawan. Mobil pun melaju membelah Jalan Imam Bonjol, Sudirman, Juanda Baru, Masdulhak, Mongonsidi,  Jamin Ginting, dr Mansyur, Setia Budi hingga bertemu kelokan-kelokan kompleks mewah Setia Budi.

Sesampainya di rumah mewah berasitektur Roma itu, Tim Sumut Pos disambut dua Security yang bertugas di rumah itu. Pintu pagar dibuka otomatis, berjalan di depan rumahnya ada dua unit mobil, Toyota Alphard warna hitam dan Daihatsu Terrios warna Hitam. Tak hanya itu, sejumlah sepeda motor bersusun di depan garasi.

Berjalan tepat di depan teras rumahnya dengan suara gemuruh kucuran air di kolam renang, ada dua unit ATV warna merah dan ATV Suzuki loreng militer. Sambil memegang-megang ATV, dua daun pintu setinggi dua meter dibuka pembantu rumah itu.
Tim dipersilahkan masuk, duduk di sofa kulit di ruang tamu yang penuh aksesoris bernuansa Mesir kuno. Pembicaraan pun mengalir. Persoalan pembunuhan seorang teller bank BRI Syariah, Wahyuni Simangunsong menjadi bahan pembicaraan awal.

Bagi Gus, pelaku pembunuhan yang melibatkan dua pasangan suami istri itu cukup unik dan sangat tragis. Apalagi, hal ini berkaitan dengan nama bank dan keamanan pegawai dalam melaksanakan tugasnya.

Pada kesempatan itu, dia mengimbau kepada para karyawan Bank Sumut untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan usai pulang dari kantor, jadikanlah persoalan yang telah ada ini menjadi pelajaran untuk lebih berhati-hati. Apalagi pada Ramadan ini jumlah transaksi meningkat, sehingga perlu masing-masing orang melakukan peningkatan pengamanan.

“Secara sistem kami lakukan pengamanan yang lebih baik lagi,” ujarnya. “Kasus ini bukan hanya kepada pelajaran bagi Bank Sumut, tapi bagi seluruh masyarakat,” imbuhnya.

Perbincangan pun sudah lebih dari 20 menit, tepat sekira pukul 04.25 Gus Irawan bersama Tim Sumut Pos menuju meja makan kayu yang memiliki anak kursi 8. Di meja yang jaraknya sekitar 15 meter dari ruang tamu, terhidang sejumlah menu makanan. Mulai ikan bawal, udang goreng, pergedel hingga makanan khas mandailing gulai kampung dan pakat.

Di Meja makan itu pula ditemui istri Gus Irawan, Asrida Murni Br Siregar bersama dua orang putranya, Putra Ahmad Syarif Irawan dan Fauzan Fariz Irawan. Dengan ramah, istri Gus Irawan mensilakan Tim Sumut Pos menikmati sahur di rumahnya.

“Ini ambil pakat, tanpa ada pakat saya susah makannya. Sama saya ini sebagai penyedap rasa,” ucapnya sambil menyendok nasi.

Tak hanya menu itu, tapi Murni menyebutkan ada menu lain dari tahun sebelumnya yakni gulai kampung. “Saya memang siapkan ini, karena ini juga salah satu kegemaran bapak,” sebutnya.

Usai menikmati makanan itu, Tim Sumut Pos disuguhi minuman jus jambu merah. “Ini jus asli, tanpa campuran. Supaya vitaminnya juga baik,” ujar Murni lagi.

Urusan makanan sahur sepertinya sudah usai, Gus Irawan kembali mengajak tim Sumut Pos duduk di kursi tamu yang sedari awal ada minuman teh tarik. Sambil menikmati minuman itu, perbincanangan kembali mengenai Bank Sumut.
“Sekarang ini Bank Sumut tidak lagi sepenuhnya APBD, tapi 75 persen nasabah umum dan 25 persen APBD, saya yakin ini bisa 80 persen umum dan 20 persen APBD,” ujarnya optimis.

Pada 2011 ini, paparnya selain target untuk meningkatkan jumlah nasabah, Bank Sumut terus mengejar untuk memperluas ekonomi syariah. Perluasan itu dilakukan karena Sumut memiliki peluang besar untuk perbankan syariah, bisa dilihat dari paparan nasional share untuk perbankan syariah masih di bawah 3 persen, tapi Sumut sudah bisa 3,28 persen. Khusus Bank Sumut jumlah share ke Bank Syariah mencapai 7 persen mengarah ke 8 persen. Tapi, targetnya pada 2011 ini bisa ke 10 persen.

“Pada 2011 ini saya beri perhatian khusus untuk Bank Sumut Syariah, karena memiliki peluang dan tetap saja bank konvensional tak ditinggalkan,” sebutnya.

Pembicaraan pun ketahapan selanjutnya, sebagai Dirut Bank Sumut, Gus Irawan sebagai pecinta sepak bola menginginkan PSMS tetap eksis, karena sebagai tim populer yang pernah ditakuti dijagat tanah air. Jadi semuanya harus memberikan perhatian positif untuk PSMS.

Tak hanya itu, Ketua KONI Sumut ini memaparkan, menjelang PON di Riau sudah disiapkan sejumlah atlet. Hal ini agar sejumlah atlet yang ada tak dijual. Karena apabila atlet sudah diperjual belikan maka dampaknya masa depan atau marwah daerah akan semakin menurun.

Di akhir pembicaraan itu, Sumut pada 2013 akan menggelar Pilgubsu, apakah tertarik dengan pembangunan Sumut mendatang? Gus Irawan menjawab dengan bahasa politis. Sekarang memang belum terlihat figur yang cocok. “Soal niat sama halnya ketika orang berpuasa, besok mau puasa, paginya berniat. Itu masih jauh,” sebutnya tersenyum. (*)

Sahur Bersama Dirut PT Bank Sumut, Gus Irawan Pasaribu

Sahur ke 14 di bulan Ramadan 1432 H, Tim Sumut Pos bertandang ke rumah Direktur Utama PT Bank Sumut, Gus Irawan Pasaribu di Blok LL Taman Setia Budi Indah (Tasbih). Banyak hal dibahas mulai masalah atlet hingga masa depan Sumut 2013 mendatang.

CHAIRIL HUDA, Medan

Minggu (14/8), Tim Sumut Pos berkumpul di Kantor Utama PT Bank Sumut di Jalan Imam Bonjol. Sekira pukul 03.30, tim Sumut Pos disambut Kepala Bidang Sekretariat PT Bank Sumut, Kalimonang Siregar.

Berbincang lima menit, Tim Sumut Pos bersama Kalimonang langsung menumpangi mobil Nissan Grand Livina menuju kediaman pribadi Gus Irawan. Mobil pun melaju membelah Jalan Imam Bonjol, Sudirman, Juanda Baru, Masdulhak, Mongonsidi,  Jamin Ginting, dr Mansyur, Setia Budi hingga bertemu kelokan-kelokan kompleks mewah Setia Budi.

Sesampainya di rumah mewah berasitektur Roma itu, Tim Sumut Pos disambut dua Security yang bertugas di rumah itu. Pintu pagar dibuka otomatis, berjalan di depan rumahnya ada dua unit mobil, Toyota Alphard warna hitam dan Daihatsu Terrios warna Hitam. Tak hanya itu, sejumlah sepeda motor bersusun di depan garasi.

Berjalan tepat di depan teras rumahnya dengan suara gemuruh kucuran air di kolam renang, ada dua unit ATV warna merah dan ATV Suzuki loreng militer. Sambil memegang-megang ATV, dua daun pintu setinggi dua meter dibuka pembantu rumah itu.
Tim dipersilahkan masuk, duduk di sofa kulit di ruang tamu yang penuh aksesoris bernuansa Mesir kuno. Pembicaraan pun mengalir. Persoalan pembunuhan seorang teller bank BRI Syariah, Wahyuni Simangunsong menjadi bahan pembicaraan awal.

Bagi Gus, pelaku pembunuhan yang melibatkan dua pasangan suami istri itu cukup unik dan sangat tragis. Apalagi, hal ini berkaitan dengan nama bank dan keamanan pegawai dalam melaksanakan tugasnya.

Pada kesempatan itu, dia mengimbau kepada para karyawan Bank Sumut untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan usai pulang dari kantor, jadikanlah persoalan yang telah ada ini menjadi pelajaran untuk lebih berhati-hati. Apalagi pada Ramadan ini jumlah transaksi meningkat, sehingga perlu masing-masing orang melakukan peningkatan pengamanan.

“Secara sistem kami lakukan pengamanan yang lebih baik lagi,” ujarnya. “Kasus ini bukan hanya kepada pelajaran bagi Bank Sumut, tapi bagi seluruh masyarakat,” imbuhnya.

Perbincangan pun sudah lebih dari 20 menit, tepat sekira pukul 04.25 Gus Irawan bersama Tim Sumut Pos menuju meja makan kayu yang memiliki anak kursi 8. Di meja yang jaraknya sekitar 15 meter dari ruang tamu, terhidang sejumlah menu makanan. Mulai ikan bawal, udang goreng, pergedel hingga makanan khas mandailing gulai kampung dan pakat.

Di Meja makan itu pula ditemui istri Gus Irawan, Asrida Murni Br Siregar bersama dua orang putranya, Putra Ahmad Syarif Irawan dan Fauzan Fariz Irawan. Dengan ramah, istri Gus Irawan mensilakan Tim Sumut Pos menikmati sahur di rumahnya.

“Ini ambil pakat, tanpa ada pakat saya susah makannya. Sama saya ini sebagai penyedap rasa,” ucapnya sambil menyendok nasi.

Tak hanya menu itu, tapi Murni menyebutkan ada menu lain dari tahun sebelumnya yakni gulai kampung. “Saya memang siapkan ini, karena ini juga salah satu kegemaran bapak,” sebutnya.

Usai menikmati makanan itu, Tim Sumut Pos disuguhi minuman jus jambu merah. “Ini jus asli, tanpa campuran. Supaya vitaminnya juga baik,” ujar Murni lagi.

Urusan makanan sahur sepertinya sudah usai, Gus Irawan kembali mengajak tim Sumut Pos duduk di kursi tamu yang sedari awal ada minuman teh tarik. Sambil menikmati minuman itu, perbincanangan kembali mengenai Bank Sumut.
“Sekarang ini Bank Sumut tidak lagi sepenuhnya APBD, tapi 75 persen nasabah umum dan 25 persen APBD, saya yakin ini bisa 80 persen umum dan 20 persen APBD,” ujarnya optimis.

Pada 2011 ini, paparnya selain target untuk meningkatkan jumlah nasabah, Bank Sumut terus mengejar untuk memperluas ekonomi syariah. Perluasan itu dilakukan karena Sumut memiliki peluang besar untuk perbankan syariah, bisa dilihat dari paparan nasional share untuk perbankan syariah masih di bawah 3 persen, tapi Sumut sudah bisa 3,28 persen. Khusus Bank Sumut jumlah share ke Bank Syariah mencapai 7 persen mengarah ke 8 persen. Tapi, targetnya pada 2011 ini bisa ke 10 persen.

“Pada 2011 ini saya beri perhatian khusus untuk Bank Sumut Syariah, karena memiliki peluang dan tetap saja bank konvensional tak ditinggalkan,” sebutnya.

Pembicaraan pun ketahapan selanjutnya, sebagai Dirut Bank Sumut, Gus Irawan sebagai pecinta sepak bola menginginkan PSMS tetap eksis, karena sebagai tim populer yang pernah ditakuti dijagat tanah air. Jadi semuanya harus memberikan perhatian positif untuk PSMS.

Tak hanya itu, Ketua KONI Sumut ini memaparkan, menjelang PON di Riau sudah disiapkan sejumlah atlet. Hal ini agar sejumlah atlet yang ada tak dijual. Karena apabila atlet sudah diperjual belikan maka dampaknya masa depan atau marwah daerah akan semakin menurun.

Di akhir pembicaraan itu, Sumut pada 2013 akan menggelar Pilgubsu, apakah tertarik dengan pembangunan Sumut mendatang? Gus Irawan menjawab dengan bahasa politis. Sekarang memang belum terlihat figur yang cocok. “Soal niat sama halnya ketika orang berpuasa, besok mau puasa, paginya berniat. Itu masih jauh,” sebutnya tersenyum. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/