JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Agama (Kemenag) tidak ingin ada jamaah Indonesia menjadi korban kecelakaan akibat berdesak-desakan di Mina seperti tahun lalu. Selama berada di Mina, jamaah diminta untuk disiplin mengikuti jadwal lempar jumrah. Jadwal ini ditetapkan oleh muassasah yang sampai sekarang belum dikeluarkan.
Seperti diketahui tahun lalu terjadi kecelakaan fatal akibat jamaah berdesak-desakan di Mina. Lebih dari dua ribu jamaah meninggal akibat kecelakan yang terjadi pada Kamis pagi 24 September 2015 itu. Kemenag melaporkan ada 122 jamaah haji Indonesia dan lima orang WNI di Saudi meninggal akibat kecelakaan ini.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubus menuturkan, Kemenag melakukan antisipasi potensi kecelakaan akibat pergerakan jamah haji di Mina. Menurutnya upaya preventif atau pencegahan adalah sosialisasi kepada seluruh jamaah dan para pembimbing haji.
“Kami berharap jamaah mentaati jadwal yang telah ditetapkan,” katanya. Dalam menyusun jadwal, pihak muassasah sudah mempertimbangkan postur jamaah dari negara-negata tertentu supaya tidak saling bertemu atau berpapasan. Seperti jamaah dari Asia yang cenderung berbadan kecil dengan jamaah dari Afrika yang berbadan besar.
Sri Ilham mengatakan sampai sekarang pihak muassasah yang membidangi jamaah Asia Tenggara belum mengeluarkan jadwal melontar jumrah. Biasanya jadwal sudah dikeluarkan menjelang musim haji berjalan. Pejabat yang mahir berbahasa Arab itu mengatakan, korban Mina tahun lalu kebanyakan adalah jamaah yang berangkat melontar jumrah pagi hari.
Padahal menurut Sri Ilham jadwal jamaah Indonesia melontar jumrah saat itu bukan pagi hari. Namun ada sejumlah jamaah yang nekat menerobos jadwal dan bergerak melontar jumrah pagi hari. “Tahun depan akan kami awasi dan terus peringatkan, supaya mematuhi jadwal demi keamanan dan keselamatan,” paparnya.
Pengamat haji dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dadi Darmadi mengatakan, masih ada jamaah yang tinggal di Mina Jadid. “Artinya jamaah ini harus menempuh perjalanan tujuh km untuk melontar jumrah,” ujarnya. Dia berharap Kemenag memberikan pengawasan ekstra untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Jika diperlukan Kemenag menyiapkan pengawalan khusus jamaah untuk berangkat dan pulang dari melontar jumlah. Pengawalan ini tidak akan sulit, jika seluruh jamaah kompak berangkat bersama-sama. Sebaliknya jika jamaah berangkat berkelompok sesuai kloter atau kelompok bimbingan haji, petugas Kemenag yang terbatas jumlahnya bakal kesulitan.
Terpisah, pemerintah kian mematangkan kesiapan penerbangan calon jamaah haji ke tanah suci yang tinggal menghitung hari. Salah satunya melalui rapat bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama PT Angkasa Pura II dan perwakilan PT Garuda Indonesia, di Bandara Halim Perdanakusuma, kemarin (31/7).