25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Pulang Lempar Jumrah, Jamaah Tersesat

Foto: AFP PHOTO / AHMAD GHARABLI Peziarah Muslim melemparkan kerikil selama "Jamarat" ritual, rajam Setan, di Mina dekat kota suci Mekkah, pada 12 September 2016. Peziarah melempari pilar yang melambangkan setan dengan batu kerikil, pada hari ketiga haji menandai Idul Adha atau Hari Raya Kurban.
Foto: AFP PHOTO / AHMAD GHARABLI
Peziarah Muslim melemparkan kerikil selama “Jamarat” ritual, rajam Setan, di Mina dekat kota suci Mekkah, pada 12 September 2016. Peziarah melempari pilar yang melambangkan setan dengan batu kerikil, pada hari ketiga haji menandai Idul Adha atau Hari Raya Kurban.

SUMUTPOS.CO – Hari pertama pasca pelaksanaan wukuf kemarin, kepadatan memenuhi jalan-jalan yang menghubungkan kawasan Mina dengan Jamarot (tempat melempar jumrah). Tak ada sarana transportasi yang bisa mengakses kawasan tersebut. Jamaah Indonesia pun banyak tersesat setelah melempar jumroh dan hendak kembali ke maktab masing-masing.

Contohnya yang dialami Mussaji Sahiman Atmo. Jamaah berusia 71 tahun itu kemarin tampak kebingungan setelah keluar dari terowongan King Fahad. Dia mengaku tersesat saat hendak kembali ke maktab di Mina, dan akhirnya terdampar di Kantor Urusan Haji Indonesia (KUH) Daerah Kerja Makkah.

”Semalam saya dari Muzdalifah untuk mabit (menginap) ambil batu. Setelah istirahat sebentar, saya ke Jamarot untuk lempar jumrah. Sekarang bingung,” ujar jamaah ibadah haji khusus asal Kabupaten Penajam Pasir Utara, Kaltim, itu.

KUH Indonesia Daker Makkah yang memang berdekatan dengan mulut terowongan King Fahd. Kemarin, jalan besar di depan KUH ibarat terminal bus. Sebab, di depan terowongan yang berhubungan langsung dengan kawasan Jamarot itulah batas akhir bagi kendaraan yang mengantar jamaah.

Ratusan jamaah dari berbagai negara banyak yang beristirahat, menggelar tikar di taman-taman jalan yang masuk kawasan Syisah itu. Musaji kemarin juga berada di kerumunan jamaah sebelum akhirnya diantar masuk ke KUH.

Kepada Jawa Pos, pria yang mengenakan kalung identitas bertuliskan NRA Group Tour and Travel itu mengaku bingung lantaran dia terpisah dari rombongan saat pulang dari Jamarat. Di tengah jalan, dia bertemu dengan kepadatan rombongan jamaah dari negara lain. Jamaah yang mengaku membayar Rp 110 juta untuk berangkat haji itu akhirnya diarahkan ke KUH oleh petugas kepolisian Arab Saudi yang berjaga di depan terowongan.

”Bapak-bapak dan ibu-ibu, tolong bersabar di sini. Istirahat dulu dan banyak berzikir. Nanti akan dipandu petugas untuk kembali ke maktab masing-masing,” ujar Kasubdit Bina Petugas Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Khoirizi kepada para jamaah kemarin tersesat dan akhirnya beristirahat di KUH kemarin.

Sejatinya PPIH sudah menetapkan waktu larangan melempar jumrah untuk jamaah Indonesia sesuai dengan ketentuan dari pemerintah Arab Saudi. Untuk 12 September kemarin, larangan waktunya adalah pukul 06.00 sampai pukul 10.30. Hari ini (13/9), jamaah dilarang melempar jumrah pada pukul 14.00 hingga pukul 18.00. Sementara untuk besok (14.9), waktu yang dilarang adalah pada pukul 10.30 sampai pukul 14.00.

Jam larangan itu sebenarnya merupakan waktu yang diyakini paling afdal untuk melempar jumrah. Setiap tahun, jamaah dari berbagai negara berebut menuju jamarot pada jam tersebut. Dengan pertimbangan keselamatan, jamaah dari Indonesia yang rata-rata lanjut usia dan risiko tinggi diminta memilih waktu paling aman.

Foto: AFP PHOTO / AHMAD GHARABLI Peziarah Muslim melemparkan kerikil selama "Jamarat" ritual, rajam Setan, di Mina dekat kota suci Mekkah, pada 12 September 2016. Peziarah melempari pilar yang melambangkan setan dengan batu kerikil, pada hari ketiga haji menandai Idul Adha atau Hari Raya Kurban.
Foto: AFP PHOTO / AHMAD GHARABLI
Peziarah Muslim melemparkan kerikil selama “Jamarat” ritual, rajam Setan, di Mina dekat kota suci Mekkah, pada 12 September 2016. Peziarah melempari pilar yang melambangkan setan dengan batu kerikil, pada hari ketiga haji menandai Idul Adha atau Hari Raya Kurban.

SUMUTPOS.CO – Hari pertama pasca pelaksanaan wukuf kemarin, kepadatan memenuhi jalan-jalan yang menghubungkan kawasan Mina dengan Jamarot (tempat melempar jumrah). Tak ada sarana transportasi yang bisa mengakses kawasan tersebut. Jamaah Indonesia pun banyak tersesat setelah melempar jumroh dan hendak kembali ke maktab masing-masing.

Contohnya yang dialami Mussaji Sahiman Atmo. Jamaah berusia 71 tahun itu kemarin tampak kebingungan setelah keluar dari terowongan King Fahad. Dia mengaku tersesat saat hendak kembali ke maktab di Mina, dan akhirnya terdampar di Kantor Urusan Haji Indonesia (KUH) Daerah Kerja Makkah.

”Semalam saya dari Muzdalifah untuk mabit (menginap) ambil batu. Setelah istirahat sebentar, saya ke Jamarot untuk lempar jumrah. Sekarang bingung,” ujar jamaah ibadah haji khusus asal Kabupaten Penajam Pasir Utara, Kaltim, itu.

KUH Indonesia Daker Makkah yang memang berdekatan dengan mulut terowongan King Fahd. Kemarin, jalan besar di depan KUH ibarat terminal bus. Sebab, di depan terowongan yang berhubungan langsung dengan kawasan Jamarot itulah batas akhir bagi kendaraan yang mengantar jamaah.

Ratusan jamaah dari berbagai negara banyak yang beristirahat, menggelar tikar di taman-taman jalan yang masuk kawasan Syisah itu. Musaji kemarin juga berada di kerumunan jamaah sebelum akhirnya diantar masuk ke KUH.

Kepada Jawa Pos, pria yang mengenakan kalung identitas bertuliskan NRA Group Tour and Travel itu mengaku bingung lantaran dia terpisah dari rombongan saat pulang dari Jamarat. Di tengah jalan, dia bertemu dengan kepadatan rombongan jamaah dari negara lain. Jamaah yang mengaku membayar Rp 110 juta untuk berangkat haji itu akhirnya diarahkan ke KUH oleh petugas kepolisian Arab Saudi yang berjaga di depan terowongan.

”Bapak-bapak dan ibu-ibu, tolong bersabar di sini. Istirahat dulu dan banyak berzikir. Nanti akan dipandu petugas untuk kembali ke maktab masing-masing,” ujar Kasubdit Bina Petugas Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Khoirizi kepada para jamaah kemarin tersesat dan akhirnya beristirahat di KUH kemarin.

Sejatinya PPIH sudah menetapkan waktu larangan melempar jumrah untuk jamaah Indonesia sesuai dengan ketentuan dari pemerintah Arab Saudi. Untuk 12 September kemarin, larangan waktunya adalah pukul 06.00 sampai pukul 10.30. Hari ini (13/9), jamaah dilarang melempar jumrah pada pukul 14.00 hingga pukul 18.00. Sementara untuk besok (14.9), waktu yang dilarang adalah pada pukul 10.30 sampai pukul 14.00.

Jam larangan itu sebenarnya merupakan waktu yang diyakini paling afdal untuk melempar jumrah. Setiap tahun, jamaah dari berbagai negara berebut menuju jamarot pada jam tersebut. Dengan pertimbangan keselamatan, jamaah dari Indonesia yang rata-rata lanjut usia dan risiko tinggi diminta memilih waktu paling aman.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/