23.2 C
Medan
Saturday, January 18, 2025

Antisipasi Virus Zika, Jangan Dulu ke Singapura Ya…

Disinggung soal kondisi WNI di Singapura, Subuh memastikan hingga kini tidak ada WNI yang terjangkit. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan KBRI Singapura untuk menelusurinya. ”Kalau pun ada, akan dirawat di sana sampai sembuh, baru bisa kembali ke sini,” ujarnya.

Kalau pun dipulangkan, lanjut dia, akan diisolasi dan dihindarkan dari serangan serangga, termasuk nyamuk hingga sembuh. Dalam kesempatan itu, Subuh turut meluruskan soal kasus yang terjadi di Jambi yang sempat dilontarkan Menkes.

Dia mengatakan, itu dimaksudkan untuk kasus yang ditemukan oleh lembaga Eijkman pada 2014 lalu. Itupun, penelitian yang dilakukan untuk sequencing pemeriksaan DBD karena adanya outbreak. Bukan khusus soal Zika.

”Hasil itupun perlu dikonrimasi dengan adanya pemeriksaan epidemologi. Tidak hanya mengacu pada hasil tersebut,” tegasnya.

Oleh karenanya, hingga saat ini dia mengatakan belum ada dilaporkan kasus zika pada manusia di Indonesia.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Kementerian Luar Negeri telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk memonitor penyebaran virus Zika. Hal tersebut sudah dilakukan sejak kasus Zika pertama muncul di negara tetangga Singapura.

’’Yang perlu diperhatikan adalah entry points antara Singapura dan Indonesia sendiri tak hanya di Jakarta. Misalnya, Batam. Titik-titik ini harus dilengkapi alat-alat deteksi bagi penumpang yang masuk dari Singapura ke Indonesia,’’ ungkapnya.

Retno mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dalam pengeluaran peringatan perjalanan. Namun, dalam kasus ini peringatan tersebut bakal berupa health advisory. Peringatan tersebut merupakan kewenangan dari kementerian kesehatan.

’’Untuk satu WNI di Singapura yang katanya terjangkit Zika masih belum kami konfirmasi. KBRI Singapura masih mengupayakan konfirmasi terkait informasi tersebut,’’ jelasnya. (mia/bil/jpg)

Disinggung soal kondisi WNI di Singapura, Subuh memastikan hingga kini tidak ada WNI yang terjangkit. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan KBRI Singapura untuk menelusurinya. ”Kalau pun ada, akan dirawat di sana sampai sembuh, baru bisa kembali ke sini,” ujarnya.

Kalau pun dipulangkan, lanjut dia, akan diisolasi dan dihindarkan dari serangan serangga, termasuk nyamuk hingga sembuh. Dalam kesempatan itu, Subuh turut meluruskan soal kasus yang terjadi di Jambi yang sempat dilontarkan Menkes.

Dia mengatakan, itu dimaksudkan untuk kasus yang ditemukan oleh lembaga Eijkman pada 2014 lalu. Itupun, penelitian yang dilakukan untuk sequencing pemeriksaan DBD karena adanya outbreak. Bukan khusus soal Zika.

”Hasil itupun perlu dikonrimasi dengan adanya pemeriksaan epidemologi. Tidak hanya mengacu pada hasil tersebut,” tegasnya.

Oleh karenanya, hingga saat ini dia mengatakan belum ada dilaporkan kasus zika pada manusia di Indonesia.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Kementerian Luar Negeri telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk memonitor penyebaran virus Zika. Hal tersebut sudah dilakukan sejak kasus Zika pertama muncul di negara tetangga Singapura.

’’Yang perlu diperhatikan adalah entry points antara Singapura dan Indonesia sendiri tak hanya di Jakarta. Misalnya, Batam. Titik-titik ini harus dilengkapi alat-alat deteksi bagi penumpang yang masuk dari Singapura ke Indonesia,’’ ungkapnya.

Retno mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dalam pengeluaran peringatan perjalanan. Namun, dalam kasus ini peringatan tersebut bakal berupa health advisory. Peringatan tersebut merupakan kewenangan dari kementerian kesehatan.

’’Untuk satu WNI di Singapura yang katanya terjangkit Zika masih belum kami konfirmasi. KBRI Singapura masih mengupayakan konfirmasi terkait informasi tersebut,’’ jelasnya. (mia/bil/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/