MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tangis itu akhirnya pecah juga. Megawati tidak kuasa menahan haru setelah 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila. Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 Republik Indonesia, mewakili trah Soekarno berpidato di atas podium Gedung Merdeka, Bandung, Rabu (1/6).
Mega meminta bangsa Indonesia bangkit lewat spirit Pancasila 1 Juni 1945. ’’Jadikan Pancasila 1 Juni 1945 sebagai way of life Bangsa Indonesia,’’ ucap Mega dengan nada tertahan.
Tidak tampak pidato lantang khas Megawati. Sebaliknya, dia tampak berusaha menahan linangan air matanya. Namun, air mata itu tetap bergulir di pipinya.
Mega sempat terisak saat berkata-kata. Dia pun mengambil jeda sejenak sebelum melanjutkan pidato yang sarat dengan emosi itu. Menenangkan diri agar mampu berkata-kata dengan jelas. Putri Mega, Puan Maharani, juga tampak menghapus air matanya sembari duduk memperhatikan pidato ibunya.
Mega menuturkan, Bung Karno menyatakan bahwa bukan dirinya yang menemukan Pancasila. Bung Karno hanya mengakui sebagai penggali Pancasila.
’’Namun, tak dapat dipungkiri, konsepsi tentang Pancasila adalah hasil pergulatan Bung Karno sejak muda,’’ tuturnya.
Karena itulah, ketika Dr Radjiman Wedyodiningrat mengajukan pertanyaan tentang dasar negara, Bung Karno mampu menjawabnya dengan lugas. Dia menjawab pertanyaan tersebut dalam pidato tanpa teks, sistematis dan jernih.
’’Dasar negara itu, Bung Karno sebut Pancasila,’’ lanjutnya.
Setelah Indonesia merdeka, Bung Karno terus memperjuangkan ideologi Pancasila agar menjadi ideologi dunia. Pria kelahiran 6 Juni 1901 itu menyampaikan gagasannya secara resmi di forum sidang PBB pada 1960. Gagasan itu pula yang melahirkan gerakan Non Blok yang beranggotakan 25 negara.
Usai seremoni perayaan hari lahir Pancasila, Presiden Jokowi dan rombongannya beranjak menuju penjara Banceuy. Rombongan berjalan kaki sejauh 500 meter dari Gedung Merdeka.
Penjara yang didirikan Belanda pada 1877 itu memang identik dengan Soekarno. Pada 29 desember 1929, Soekarno dijebloskan ke sel penjara Banceuy. Dia tinggal di sel tahanan nomor 5 selama delapan bulan. Di sel berukuran 2,5×1,5 meter itu pula Soekarno menyusun pledoi berjudul Indonesia menggugat.
Saat berada di Banceuy, Jokowiu menyempoatkan berfoto di sel tahanan Soekarno. Dia kemudian beranjak menuju tugu Bung Karno yang terletak di lingkungan penjara. Jokowi sempat memberi penghormatan kepada tugu tersebut, sebelum akhirnya meninggalkan penjara Banceuy.