29 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

1 Juni Ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila, Mega Terisak

HARI LIBUR NASIONAL BERTAMBAH
Hari besar nasional Indonesia bertambah satu. Secara resmi, Presiden Joko Widodo menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila. Tidak hanya itu saja, 1 Juni juga dimasukkan dalam kalender libur nasional. Diharapkan, penetapan tersebut bisa membumikan kembali Pancasila sebagai dasar negara.

Penetapan itu diumumkan Presiden saat memperingati hari lahir Pancasila di Gedung Merdeka, Bandung, kemarin (1/6).

’’Karena Pancasila itu sebagai ideologi negara, posisi tertinggi dalammsebuah negara, sehingga kita putuskan 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila,’’ ujar Jokowi usai penetapan. Keppres Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila juga langsung ditandatangani kemarin.

Pada 1 Juni 1945, Soekarno berpidato di hadapan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. Pidato tanpa teks itu berisi gagasan Soekarno tentang dasar-dasar negara Indonesia merdeka, yang dia namakan Pancasila. Itulah yang menjadi dasar penetapan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.

Redaksional gagasan tersebut kala itu lebih sederhana ketimbang Pancasila yang dikenal saat ini. Gagasan-gagasan itu adalah Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan. Gagasan itu pun diterima secara aklamasi oleh seluruh angota BPUPKI.

Menurut Jokowi, Pancasila menjadi pembeda antara Indonesia dengan negara-negara lain. Dia menuturkan, dalam kunjungannya ke sejumlah negara maju, tampak jelas bahwa negara-negara tersebut tidak memiliki pegangan yang kuat untuk mempersatukan masyarakatnya. ’’Toleransi mereka terkoyak, solidaritas sosial mereka terbelah, ketertiban sosial mereka terganggu. Mereka dihantui terorisme, ekstrimisme, dan radikalisme,’’ lanjut mantan Wali Kota Solo itu.

Selain itu, lanjutnya, bangsa-bangsa tersebut juga goyah dalam mengelola keragaman dan perbedaan yang ada. Mereka masih mencari referensi nilai dalam menghadapi kondisi semacam itu. sebaliknya, para pemimpin bangsa kagum kepada Indonesia yang mampu mengelola keberagaman agama, etnis, budaya,dalam sebuah negara tanpa gejolak.

’’Pengakuan itu saya dengar langsung dari pemimpin negara-negara besar dunia. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena kita memiliki Pancasila,’’ imbuhnya. Tinggal bagaimana saat ini masyarakat Indonesia menerapkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila. Salah satu yang paling utama adalah gotong royong.

Dalam peringatan hari lahir Pancasila kemarin, Jokowi tidak sendiri. Hadir Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Ade Komarudin, Ketua DPD Irman Gusman, Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri, Wapres Ke-11 Boediono, dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.

Zulkifli menuturkan, beberapa tahun belakangan, MPR getol menyosialisasikan empat pilar MPR, yang salah satunya adalah pancasila. ’’Semoga Pancasila tidak hanya menjadi hafalan dan formalitas semata,’’ ujarnya. Pancasila harus diterapkan dalam perilaku sehari-hari.

Penetapan hari lahir Pancasila itu menambah jumlah hari libur nasional menjadi 16 hari. Namun, hari libur tersebut baru akan diterapkan pada 2017. Terdiri dari 12 hari raya keagamaan dan empat hari libur non keagamaan. Sebelumnya, pada 2013 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei sebagai hari libur nasional. (byu/jpg/adz)

HARI LIBUR NASIONAL BERTAMBAH
Hari besar nasional Indonesia bertambah satu. Secara resmi, Presiden Joko Widodo menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila. Tidak hanya itu saja, 1 Juni juga dimasukkan dalam kalender libur nasional. Diharapkan, penetapan tersebut bisa membumikan kembali Pancasila sebagai dasar negara.

Penetapan itu diumumkan Presiden saat memperingati hari lahir Pancasila di Gedung Merdeka, Bandung, kemarin (1/6).

’’Karena Pancasila itu sebagai ideologi negara, posisi tertinggi dalammsebuah negara, sehingga kita putuskan 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila,’’ ujar Jokowi usai penetapan. Keppres Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila juga langsung ditandatangani kemarin.

Pada 1 Juni 1945, Soekarno berpidato di hadapan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. Pidato tanpa teks itu berisi gagasan Soekarno tentang dasar-dasar negara Indonesia merdeka, yang dia namakan Pancasila. Itulah yang menjadi dasar penetapan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.

Redaksional gagasan tersebut kala itu lebih sederhana ketimbang Pancasila yang dikenal saat ini. Gagasan-gagasan itu adalah Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan. Gagasan itu pun diterima secara aklamasi oleh seluruh angota BPUPKI.

Menurut Jokowi, Pancasila menjadi pembeda antara Indonesia dengan negara-negara lain. Dia menuturkan, dalam kunjungannya ke sejumlah negara maju, tampak jelas bahwa negara-negara tersebut tidak memiliki pegangan yang kuat untuk mempersatukan masyarakatnya. ’’Toleransi mereka terkoyak, solidaritas sosial mereka terbelah, ketertiban sosial mereka terganggu. Mereka dihantui terorisme, ekstrimisme, dan radikalisme,’’ lanjut mantan Wali Kota Solo itu.

Selain itu, lanjutnya, bangsa-bangsa tersebut juga goyah dalam mengelola keragaman dan perbedaan yang ada. Mereka masih mencari referensi nilai dalam menghadapi kondisi semacam itu. sebaliknya, para pemimpin bangsa kagum kepada Indonesia yang mampu mengelola keberagaman agama, etnis, budaya,dalam sebuah negara tanpa gejolak.

’’Pengakuan itu saya dengar langsung dari pemimpin negara-negara besar dunia. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena kita memiliki Pancasila,’’ imbuhnya. Tinggal bagaimana saat ini masyarakat Indonesia menerapkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila. Salah satu yang paling utama adalah gotong royong.

Dalam peringatan hari lahir Pancasila kemarin, Jokowi tidak sendiri. Hadir Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Ade Komarudin, Ketua DPD Irman Gusman, Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri, Wapres Ke-11 Boediono, dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.

Zulkifli menuturkan, beberapa tahun belakangan, MPR getol menyosialisasikan empat pilar MPR, yang salah satunya adalah pancasila. ’’Semoga Pancasila tidak hanya menjadi hafalan dan formalitas semata,’’ ujarnya. Pancasila harus diterapkan dalam perilaku sehari-hari.

Penetapan hari lahir Pancasila itu menambah jumlah hari libur nasional menjadi 16 hari. Namun, hari libur tersebut baru akan diterapkan pada 2017. Terdiri dari 12 hari raya keagamaan dan empat hari libur non keagamaan. Sebelumnya, pada 2013 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei sebagai hari libur nasional. (byu/jpg/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/