25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Anas Dianggap Ingin Bungkam Kubu Lawan

Terkait Posisi Ruhut Dipreteli

JAKARTA-Ruhut Sitompul merupakan orang internal Partai Demokrat yang berseberangan dengan kubu Ketum PD Anas Urbaningrum, yang paling vulgar rajin minta mantan ketum PB HMI itu mundur dari jabatannya.

Menurut pengamat politik dari Charta Politica, Yunarto Wijaya, langkah Partai Demokrat mempreteli posisi Ruhut di DPR, yakni mencopotnya sebagai anggota Badan Legislasi (Baleg), merupakan upaya Anas untuk menekan kubu lawan yang sudah berani mendesaknya mundur dari pucuk pimpinan partai.

Sebelumnya, Ruhut juga mendapat surat peringatan dari partainya lantaran kerap bersuara lantang mendesak Anas mundur lantaran namanya sudah terseret dalam kasus korupsi pembangunan wisma atlit di Hambalang.

“Itu merupakan bagian dari komunikasi politik Anas untuk meminimalisir pihak-pihak yang kuat menyuarakan agar dirinya mundur. Pesan yang ingin disampaikan, jangan ada yang berani bersikap seperti Ruhut,” ujar Yunarto Wijaya saat dihubungi Sumut Pos, kemarin (1/7).

Ruhut, menurut Yunarto, memang merupakan sosok yang suka telanjang dalam melontarkan pernyataan. Bahkan, untuk masalah internal partainya, Ruhut suka blak-blakan. Hal ini, kata Yunarto, selain merugikan pihak yang diserang, juga merugikan citra Demokrat sendiri.  “Publik semakin tahu bahwa internal Demokrat benar-benar tak solid,” ungkapnya.

“Ruhut sering bermanuver. Entah itu memang kemauannya sendiri, atau ada yang nyetir, saya tidak tahu. Tapi dengan sikapnya itu, bukan hanya Anas saja yang dirugikan, tapi juga partai Demokrat secara keseluruhan,” imbuh Yunarto lagi.

Lantas, akankah konflik internal PD akan menyurut setelah kewenangan Ruhut dipreteli? Menurut Yunarto, perseteruan di internal partai berlambang mercy itu tidak akan mereda sebelum Ketua Dewan Pembina PD, Susilo Bambang Yudhoyono, berani bersikap tegas.

Berani tidaknya SBY mencopot Anas sebagi ketum PD, sangat menentukan berlanjut tidaknya perseteruan itu. “Selama SBY tak tegas, apakah menunggu proses hukum atau memutuskan secara politik (untuk mencopot Anas, red), masalah ini akan jauh dari kata selesai,” kata Yunarto.

Apakah dengan telah diberi peringatan dan dipretelinya posisi Ruhut menunjukkan kubu Anas telah solid dan percaya diri? Yunarto tak berani memastikan. “Yang jelas, Anas berupaya melakukan progres, dari kondisi kisruh yang luar biasa, lantas dia mencoba meminimalisirnya,” ucap Yunarto.
Ruhut sendiri, seperti diberitakan koran ini, tidak akan surut mendesak Anas mundur. “Saya akan selalu meminta agar Anas legowo mundur. Terus terang saya malu ketua umum diperiksa selama tujuh jam (oleh KPK pekan lalu, Red), apalagi sampai disebut sebagai pembohong. Dia enggak mundur, di 2014 pasti Demokrat kalah,” kata Ruhut.

Dikatakan Ruhut, memang ada beberapa orang kader demokrat selain dirinya yang dirotasi. Di antaranya Didi Syamsuddin, Eddy Sitanggang, Djafar Hafsah, Pieter C Zulkifli.

Eddy Sitanggang, anggota DPR asal Sumut, dikenal sebagai bagian yang berseberangan dengan kubu Anas. Sejak Kongres PD di Bandung, vokalis Komisi III DPR itu berada di gerbong Andy Mallarangeng. (sam)

Terkait Posisi Ruhut Dipreteli

JAKARTA-Ruhut Sitompul merupakan orang internal Partai Demokrat yang berseberangan dengan kubu Ketum PD Anas Urbaningrum, yang paling vulgar rajin minta mantan ketum PB HMI itu mundur dari jabatannya.

Menurut pengamat politik dari Charta Politica, Yunarto Wijaya, langkah Partai Demokrat mempreteli posisi Ruhut di DPR, yakni mencopotnya sebagai anggota Badan Legislasi (Baleg), merupakan upaya Anas untuk menekan kubu lawan yang sudah berani mendesaknya mundur dari pucuk pimpinan partai.

Sebelumnya, Ruhut juga mendapat surat peringatan dari partainya lantaran kerap bersuara lantang mendesak Anas mundur lantaran namanya sudah terseret dalam kasus korupsi pembangunan wisma atlit di Hambalang.

“Itu merupakan bagian dari komunikasi politik Anas untuk meminimalisir pihak-pihak yang kuat menyuarakan agar dirinya mundur. Pesan yang ingin disampaikan, jangan ada yang berani bersikap seperti Ruhut,” ujar Yunarto Wijaya saat dihubungi Sumut Pos, kemarin (1/7).

Ruhut, menurut Yunarto, memang merupakan sosok yang suka telanjang dalam melontarkan pernyataan. Bahkan, untuk masalah internal partainya, Ruhut suka blak-blakan. Hal ini, kata Yunarto, selain merugikan pihak yang diserang, juga merugikan citra Demokrat sendiri.  “Publik semakin tahu bahwa internal Demokrat benar-benar tak solid,” ungkapnya.

“Ruhut sering bermanuver. Entah itu memang kemauannya sendiri, atau ada yang nyetir, saya tidak tahu. Tapi dengan sikapnya itu, bukan hanya Anas saja yang dirugikan, tapi juga partai Demokrat secara keseluruhan,” imbuh Yunarto lagi.

Lantas, akankah konflik internal PD akan menyurut setelah kewenangan Ruhut dipreteli? Menurut Yunarto, perseteruan di internal partai berlambang mercy itu tidak akan mereda sebelum Ketua Dewan Pembina PD, Susilo Bambang Yudhoyono, berani bersikap tegas.

Berani tidaknya SBY mencopot Anas sebagi ketum PD, sangat menentukan berlanjut tidaknya perseteruan itu. “Selama SBY tak tegas, apakah menunggu proses hukum atau memutuskan secara politik (untuk mencopot Anas, red), masalah ini akan jauh dari kata selesai,” kata Yunarto.

Apakah dengan telah diberi peringatan dan dipretelinya posisi Ruhut menunjukkan kubu Anas telah solid dan percaya diri? Yunarto tak berani memastikan. “Yang jelas, Anas berupaya melakukan progres, dari kondisi kisruh yang luar biasa, lantas dia mencoba meminimalisirnya,” ucap Yunarto.
Ruhut sendiri, seperti diberitakan koran ini, tidak akan surut mendesak Anas mundur. “Saya akan selalu meminta agar Anas legowo mundur. Terus terang saya malu ketua umum diperiksa selama tujuh jam (oleh KPK pekan lalu, Red), apalagi sampai disebut sebagai pembohong. Dia enggak mundur, di 2014 pasti Demokrat kalah,” kata Ruhut.

Dikatakan Ruhut, memang ada beberapa orang kader demokrat selain dirinya yang dirotasi. Di antaranya Didi Syamsuddin, Eddy Sitanggang, Djafar Hafsah, Pieter C Zulkifli.

Eddy Sitanggang, anggota DPR asal Sumut, dikenal sebagai bagian yang berseberangan dengan kubu Anas. Sejak Kongres PD di Bandung, vokalis Komisi III DPR itu berada di gerbong Andy Mallarangeng. (sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/