29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Penduduk Miskin Turun

540 Ribu Warga Bebas dari Kemiskinan

JAKARTA-Pelan tapi pasti, upaya pengentasan kemiskinan mulai membuahkan hasil. Ini terlihat dari turunnya angka kemiskinan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, survei terbaru BPS mencatat adanya penurunan angka kemiskinan. Pada periode Maret 2012, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 29,13 juta atau 11,96 persen dari total penduduk Indonesia Sedangkan pada periode September 2012, jumlahnya turun menjadi 28,59 juta atau 11,66 persen dari total penduduk Indonesia. “Artinya, sepanjang enam bulan, ada 540 ribu penduduk yang mentas dari kemiskinan,” ujarnya di Kantor BPS kemarin (2/1).

Bagaimana mengkategorikan seseorang miskin atau tidak miskin” Suryamin mengatakan, BPS menggunakan perhitungan garis kemiskinan makanan dan nonmakanan. Untuk makanan, batas garis kemiskinannya adalah 2.100 kilokalori per kapita per hari.

Secara sederhana, jika dihitung dengan nominal uang, garis kemiskinan di Indonesia periode September 2012 adalah Rp259.520 per bulan. Artinya, jika rata-rata pengeluaran seseorang di bawah angka tersebut, maka dia termasuk kategori miskin. “Itu rata-ratanya ya. Sebab, tiap wilayah, garis kemiskinannya berbeda-beda,” katanya.

Suryamin menyebut, jika wilayah Indonesia dibagi menjadi perkotaan dan perdesaan, maka didapat fakta bahwa angka kemiskinan di perdesaan lebih tinggi. Misalnya, periode September 2012, jumlah penduduk miskin di kota tercatat 10,51 juta, sedangkan di desa sebanyak 18,08 juta. “Penduduk miskin di desa, sebagian besar adalah buruh tani,” jelasnya.

Lalu, apa yang menyebabkan angka kemiskinan Indonesia turun? Menurut Suryamin, ada beberapa faktor. Pertama, selama periode Maret-September 2012, inflasi umum relatif rendah, hanya 2,59 persen. “Inflasi rendah, berarti harga barang hanya naik sedikit, sehingga masih bisa dijangkau masyarakat,” ujarnya.

Kedua, penerima beras murah/raskin pada 20 persen kelompok penduduk berpendapatan terendah meningkat dari 18,5 persen pada Maret 2012 menjadi 20,1 persen pada September 2012. “Raskin ini kan dihitung sebagai pendapatan bagi masyarakat miskin, sehingga uangnya bisa dibelanjakan untuk keperluan lain,” katanya.

Ketiga, upah harian buruh tani dan buruh bangunan meningkat selama periode Maret 2012 dan September 2012, yakni masing-masing sebesar 1,29 persen dan 2,96 persen. “Ke empat, secara nasional, rata-rata harga beras relatif stabil,” ucapnya. (owi/jpnn)

540 Ribu Warga Bebas dari Kemiskinan

JAKARTA-Pelan tapi pasti, upaya pengentasan kemiskinan mulai membuahkan hasil. Ini terlihat dari turunnya angka kemiskinan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, survei terbaru BPS mencatat adanya penurunan angka kemiskinan. Pada periode Maret 2012, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 29,13 juta atau 11,96 persen dari total penduduk Indonesia Sedangkan pada periode September 2012, jumlahnya turun menjadi 28,59 juta atau 11,66 persen dari total penduduk Indonesia. “Artinya, sepanjang enam bulan, ada 540 ribu penduduk yang mentas dari kemiskinan,” ujarnya di Kantor BPS kemarin (2/1).

Bagaimana mengkategorikan seseorang miskin atau tidak miskin” Suryamin mengatakan, BPS menggunakan perhitungan garis kemiskinan makanan dan nonmakanan. Untuk makanan, batas garis kemiskinannya adalah 2.100 kilokalori per kapita per hari.

Secara sederhana, jika dihitung dengan nominal uang, garis kemiskinan di Indonesia periode September 2012 adalah Rp259.520 per bulan. Artinya, jika rata-rata pengeluaran seseorang di bawah angka tersebut, maka dia termasuk kategori miskin. “Itu rata-ratanya ya. Sebab, tiap wilayah, garis kemiskinannya berbeda-beda,” katanya.

Suryamin menyebut, jika wilayah Indonesia dibagi menjadi perkotaan dan perdesaan, maka didapat fakta bahwa angka kemiskinan di perdesaan lebih tinggi. Misalnya, periode September 2012, jumlah penduduk miskin di kota tercatat 10,51 juta, sedangkan di desa sebanyak 18,08 juta. “Penduduk miskin di desa, sebagian besar adalah buruh tani,” jelasnya.

Lalu, apa yang menyebabkan angka kemiskinan Indonesia turun? Menurut Suryamin, ada beberapa faktor. Pertama, selama periode Maret-September 2012, inflasi umum relatif rendah, hanya 2,59 persen. “Inflasi rendah, berarti harga barang hanya naik sedikit, sehingga masih bisa dijangkau masyarakat,” ujarnya.

Kedua, penerima beras murah/raskin pada 20 persen kelompok penduduk berpendapatan terendah meningkat dari 18,5 persen pada Maret 2012 menjadi 20,1 persen pada September 2012. “Raskin ini kan dihitung sebagai pendapatan bagi masyarakat miskin, sehingga uangnya bisa dibelanjakan untuk keperluan lain,” katanya.

Ketiga, upah harian buruh tani dan buruh bangunan meningkat selama periode Maret 2012 dan September 2012, yakni masing-masing sebesar 1,29 persen dan 2,96 persen. “Ke empat, secara nasional, rata-rata harga beras relatif stabil,” ucapnya. (owi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/