26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Total 142 Korban, 93 Teridentifikasi, 77 Jenazah Dipulangkan

Foto: Riadi/PM Petugas gabungan mengecek daftar nama korban pesawat Hercules jatuh, yang sudah diberangkatkan ke kampung halamannya, di Lanud Soewondo Medan, Kamis (2/7/2015).
Foto: Riadi/PM
Petugas gabungan mengecek daftar nama korban pesawat Hercules jatuh, yang sudah diberangkatkan ke kampung halamannya, di Lanud Soewondo Medan, Kamis (2/7/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga Kamis (2/7) malam, total jenazah yang sudah terindentifikasi berjumlah 93 orang dengan rincian personel TNI AU 32 orang, TNI AD 6 orang dan 54 keluarga TNI dan warga sipil. Jumlah tersebut dipastikan bertambah bila tim menemukan fakta terbaru di lokasi jatuhnya pesawat. Kepala Pusdokkes Mabes Polri, Brigjen Arthur Tampi didampingi Kabid Humas Poldasu, Kombes Helfi Assegaf mengatakan, hingga saat ini sudah 142 kantong mayat yang masuk. Dan, sudah teridentifikasi sebanyak 93 jenazah, sisanya belum diketahui.

Awal jasad dikatakan teridentifikasi itu bermula dari data-data yang disampaikan oleh keluarga korban ke pos Atem Mortem, soal ciri khas dan property korban yang digunakan sebelum meninggal dunia. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap jenazah (Atem Mortem dan Post Mortem), selanjutnya direkonsiliasikan. Jika mix dinyatakan sudah teridentifikasi,pengorganisasian terkait proses identifikasi lanjutnya, sudah diperintahkan kepada Kabid Dokkes Polda Sumut, Kombes Setyo untuk menjadi DVI Commander.

Kemudian dalam pelaksanaan tugasnya, yang paling utama dalah bersinergi dengan Dinkes TK I Sumut, dan juga Dirut RSUP Adam Malik. Terkait dengan personel yang melaksanakan tugas, didukung oleh dokter forensik yang ada di Polda Sumut dan juga USU. “Kita datangkan dokter dari Mabes Polri sebanyak 7 orang. Yang terdiri dari 1 komandan tim, 2 ahli forensik, 2 dokter gigi forensik, dan 2 orang ahli DNA. Disamping itu, juga didatangkan dokter forensik dari Polda Jawa Tengah, Polda Sumatera Selatan dan Polda Kepri. Dan dokter forensik dari Polda Jawa Barat akan segera bergabung, Maksud penambahan personel ini agar forensik dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.”terangnya kepada POSMETRO MEDAN, Kamis (2/7) sekira pukul 11.00 WIB.

Dijelaskannya, proses identifikasi korban pesawat Hercules C1130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting KM 10,5, Padang Bulan Medan pada Selasa (30/6) lalu dinyatakan akan makin sulit dan akan mengalami keterlambatan disebabkan sudah tidak ditemui lagi data rekam gigi, dan sidik jari pada korban. Saat ini, tim DVI (Disaster Vivtim Identification) hanya mengandalkan hasil tes DNA dan forensik saja, sementara visual dan property (cincin dan sejenisnya) tidak ada lagi yang bisa dijadikan identifikasi korban.

Sedangkan tanda-tanda khusus dan tanda lahir semakin lama akan menghilang, seiring terjadinya proses pembusukan pada jasad korban. Hal itu akan memperlambat proses identifikasi. Karenanya jangan sampai keluarga salah persepsi mengenai cepat dan lambatnya proses identifikasi. “Proses identifikasi ini adalah pekerjaan kemanusiaan, dan kepentinganya adalah untuk keluarga korban,”bebernya. Ditanya mengapa jenazah TNI lebih cepat teridentifikasi dibandingkan jenazah korban lain, jenderal bintang satu itu berdalih kalau jasad TNI masih dilengkapi oleh seragam dan kelengkapan TNI lainnya, sehingga memudahkan pengindentifikasian.

Sementara, jasad korban lainnya sudah ada yang melepuh dan tidak dikenali lagi. “Dalam pengidentifikasi jenazah, kita tidak ada memilah-milih, dan bagi siapapun yang merasa keluarganya ada di pesawat Hercules silahkan melapor ke posko DVI atau Posko Poldasu. Tim terus bekerja untuk mengidentifikasi para korban,”pungkasnya.

Hingga pukul 18.00 WIB, jenazah yang belum teridentifikasi masih berada di dalam ruang instlasi kamar mayat Rumah Sakit Adam Malik Medan. Sementara itu, beberapa keluarga mulai berangsur meninggalkan rumah sakit.

Foto: Riadi/PM Petugas gabungan mengecek daftar nama korban pesawat Hercules jatuh, yang sudah diberangkatkan ke kampung halamannya, di Lanud Soewondo Medan, Kamis (2/7/2015).
Foto: Riadi/PM
Petugas gabungan mengecek daftar nama korban pesawat Hercules jatuh, yang sudah diberangkatkan ke kampung halamannya, di Lanud Soewondo Medan, Kamis (2/7/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga Kamis (2/7) malam, total jenazah yang sudah terindentifikasi berjumlah 93 orang dengan rincian personel TNI AU 32 orang, TNI AD 6 orang dan 54 keluarga TNI dan warga sipil. Jumlah tersebut dipastikan bertambah bila tim menemukan fakta terbaru di lokasi jatuhnya pesawat. Kepala Pusdokkes Mabes Polri, Brigjen Arthur Tampi didampingi Kabid Humas Poldasu, Kombes Helfi Assegaf mengatakan, hingga saat ini sudah 142 kantong mayat yang masuk. Dan, sudah teridentifikasi sebanyak 93 jenazah, sisanya belum diketahui.

Awal jasad dikatakan teridentifikasi itu bermula dari data-data yang disampaikan oleh keluarga korban ke pos Atem Mortem, soal ciri khas dan property korban yang digunakan sebelum meninggal dunia. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap jenazah (Atem Mortem dan Post Mortem), selanjutnya direkonsiliasikan. Jika mix dinyatakan sudah teridentifikasi,pengorganisasian terkait proses identifikasi lanjutnya, sudah diperintahkan kepada Kabid Dokkes Polda Sumut, Kombes Setyo untuk menjadi DVI Commander.

Kemudian dalam pelaksanaan tugasnya, yang paling utama dalah bersinergi dengan Dinkes TK I Sumut, dan juga Dirut RSUP Adam Malik. Terkait dengan personel yang melaksanakan tugas, didukung oleh dokter forensik yang ada di Polda Sumut dan juga USU. “Kita datangkan dokter dari Mabes Polri sebanyak 7 orang. Yang terdiri dari 1 komandan tim, 2 ahli forensik, 2 dokter gigi forensik, dan 2 orang ahli DNA. Disamping itu, juga didatangkan dokter forensik dari Polda Jawa Tengah, Polda Sumatera Selatan dan Polda Kepri. Dan dokter forensik dari Polda Jawa Barat akan segera bergabung, Maksud penambahan personel ini agar forensik dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.”terangnya kepada POSMETRO MEDAN, Kamis (2/7) sekira pukul 11.00 WIB.

Dijelaskannya, proses identifikasi korban pesawat Hercules C1130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting KM 10,5, Padang Bulan Medan pada Selasa (30/6) lalu dinyatakan akan makin sulit dan akan mengalami keterlambatan disebabkan sudah tidak ditemui lagi data rekam gigi, dan sidik jari pada korban. Saat ini, tim DVI (Disaster Vivtim Identification) hanya mengandalkan hasil tes DNA dan forensik saja, sementara visual dan property (cincin dan sejenisnya) tidak ada lagi yang bisa dijadikan identifikasi korban.

Sedangkan tanda-tanda khusus dan tanda lahir semakin lama akan menghilang, seiring terjadinya proses pembusukan pada jasad korban. Hal itu akan memperlambat proses identifikasi. Karenanya jangan sampai keluarga salah persepsi mengenai cepat dan lambatnya proses identifikasi. “Proses identifikasi ini adalah pekerjaan kemanusiaan, dan kepentinganya adalah untuk keluarga korban,”bebernya. Ditanya mengapa jenazah TNI lebih cepat teridentifikasi dibandingkan jenazah korban lain, jenderal bintang satu itu berdalih kalau jasad TNI masih dilengkapi oleh seragam dan kelengkapan TNI lainnya, sehingga memudahkan pengindentifikasian.

Sementara, jasad korban lainnya sudah ada yang melepuh dan tidak dikenali lagi. “Dalam pengidentifikasi jenazah, kita tidak ada memilah-milih, dan bagi siapapun yang merasa keluarganya ada di pesawat Hercules silahkan melapor ke posko DVI atau Posko Poldasu. Tim terus bekerja untuk mengidentifikasi para korban,”pungkasnya.

Hingga pukul 18.00 WIB, jenazah yang belum teridentifikasi masih berada di dalam ruang instlasi kamar mayat Rumah Sakit Adam Malik Medan. Sementara itu, beberapa keluarga mulai berangsur meninggalkan rumah sakit.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/