26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Prediksi Puncak Arus Mudik Idul Fitri di Jalan Tol 19 April, Dilintasi 138 Ribu Kendaraan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Jasa Marga (Persero) Tbk memprediksi puncak arus mudik Lebaran Idul Fitri tahun 2023 terjadi pada Rabu, 19 April. Sedangkan, arus balik lebaran Idulfitri diprediksi terjadi pada Selasa, 25 April 2023.

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana mengatakan pihaknya memprediksi pada saat puncak arus mudik akan terjadi lonjakan kendaraan yang melintas di jalan tol sebesar 138 ribu kendaraan. Angka tersebut tercatat naik 2 persen dibandingkan dengan lalu lintas normal di tahun 2022.

“Puncaknya sendiri arus mudik itu akan jatuh pada di H-3 tanggal 19 April 2023, kita prediksikan di hari tersebut ada sekitar 138 ribu kendaraan atau naik 2 persen dibandingkan dengan lalu lintas normal di tahun 2022,” kata Lisye dalam konferensi pers di Kantor Jasa Marga Toll Road Command Center (JMTC), Jati Asih, Bekasi, Senin (3/4).

Sementara itu, untuk arus balik Lebaran Idul Fitri 2023, Jasa Marga memprediksi puncaknya akan jatuh pada Selasa, 25 April. Dalam momen tersebut diprediksikan, jumlah kendaraan yang akan melintasi jalan tol mencapai 178 ribu kendaraan atau meningkat 5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Puncaknya arus balik itu akan jatuh pada 25 April 2023 atau H+2 sebesar 178 ribu kendaraan atau naik 5 persen dibandingkan dengan tingkat arus balik tahun lalu,” tutur Lisye.

Lisye mengimbau kepada masyarakat yang hendak melakukan perjalan mudik untuk bisa mematangkan rencana. Terlebih, puncak arus mudik yang ditetapkan Jasa Marga ini bertepatan dengan informasi cuti bersama terbaru yang telah dimajukan oleh pemerintah.

“Jadi kami harapkan para pengguna jalan untuk bisa melakukan perencanaan untuk bisa menentukan kapan untuk melakukan perjalannya menuju arah timur, barat atau selatan,” lanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi pergerakan masyarakat selama masa Lebaran Idulfitri 2023 diprediksi mencapai 123,8 juta orang. Jumlah tersebut meningkat 14,2 persen dibandingkan dengan prediksi pergerakan masyarakat di periode yang sama tahun lalu yang mencapai 85,5 juta orang.

Prediksi itu berdasar hasil survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, ada beberapa faktor yang mengakibatkan tingginya potensi pergerakan masyarakat di masa mudik Idul Fitri 1444 Hijriah.

Di antaranya, tidak adanya pembatasan perjalanan dan persepsi positif dari masyarakat pada penyelenggaraan angkutan Lebaran 2022. Termasuk perekonomian yang semakin membaik.

Fokus Bus Pariwisata

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mendukung kelancaran Angkutan Lebaran 2023. Mengingat, pada momen Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriyah ini, sebanyak 123,8 juta orang diprediksi akan melakukan perjalanan. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan menyediakan layanan angkutan mudik gratis. Baik itu dengan moda bus, kereta api maupun kapal laut.

Direktur Sarana Transportasi Jalan Danto mengatakan, pada masa Angkutan Lebaran ini pihaknya menargetkan melakukan ramp check sebanyak 30 ribu unit kendaraan bus. Di mana, 16 ribu di antaranya untuk bus pariwisata. Hal tersebut sengaja dilakukan mengingat selama ini karena memang bus pariwisata yang sering banyak terlibat kecelakaan.

“Kami melakukan ramp check ini sudah mulai sejak 27 Februari dan masih akan terus berlansung hingga 13 April. Jadi, kami masih banyak lumayan cukup waktu. Tapi, kami juga berharap pihak operator juga turut melakukan sendiri,” terangnya.

Sementara itu, pemerintah Indonesia akan mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) terkait pembatasan jam operasional armada pengangkut logistik di jalur akan dipadati kendaraan bermotor pemudik. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumatera Utara, Agustinus.

Agustinus mengatakan, bila SKB itu sudah ditandatangani oleh pihak terkait, akan diadopsi untuk diterapkan di Sumut saat arus mudik Lebaran ini. “Mau kita buat semacam yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan, di level Pemerintah Pusat ada SKB, Polri, Kemenhub, stekholder lain,” kata Agustinus.

Agustinus mengungkapkan, SKB tersebut baru sebatas konsep. Tapi, dalam waktu akan ditandatangani dan langsung disampaikan kepada masing-masing Provinsi di Indonesia untuk diterapkan di masing-masing wilayah nantinya.

“Kita adopsi seperti itu, seperti Nataru kemarin, cuma tunggu dulu. Karena tingkat pusat konsep, belum ditetapkan. Kami akan ikuti, jam dan harinya kita ikuti seperti dilakukan di pusat nantinya, rapat terakhir Kemenhub belum ditandatangani SKB,” jelas Agustinus.

Agustinus menjelaskan, dalam SKB ini bukan jam operasional angkutan logistik ditiadakan. Namun, dibatasi jam operasionalnya karena akan menjadi prioritas kendaraan bermotor pengangkut pemudik, seperti bus hingga mobil pribadi.

“Untuk mobil barang (logistik), belum diputuskan, memang rencananya diprioritaskan untuk angkutan penumpang, baik itu bus atau mobil pribadi. Untuk truk, diskusi kami di lapangan diutamakan mobil penumpang karena untuk mobilisasi mudik,” kata Agustinus.

Agustinus mengungkapkan, Dishub Sumut bersama Direktorat Lalulintas Polda Sumut serta stekholder terkait, akan melakukan persiapan untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat, yang akan melakukan mudik Lebaran nantinya.

“Ada pembatasan angkutan barang untuk ruas-ruas jalan kita lagi kita persiapkan seperti Natal dan Tahun Baru kemarin. Kita batasi angkutan barang dibatasi. Bukan dilarang ya, jam operasi dibatasi, hari-hari tertentu,” ujar Agustinus.

Agustinus menjelaskan, di Sumut sudah ada sejumlah ruas jalan dibatasi jam operasional angkutan logistik, yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2021 tentang Pengaturan Lalu Lintas Mobil Barang di Ruas Jalan Batas Kota Medan-Batas Kabupaten Karo Nomor 052 (Medan-Berastagi) dan Ruas Jalan Batas Kota Pematang Siantar-Parapat.

“Sabtu-Minggu, hari Libur Nasional dan Hari Besar Keagamaan, secara otomatis langsung bisa berlaku. Kita lakukan pemetaan untuk ruas jalan lain perlu ini, seperti ruas Parapat ke atas, banyak juga angkutan kayu dari arah Humbanghasundutan dan ruas jalan lainnya,” pungkas Agustinus.

Pada bagian lain, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang status kedaruratan Covid-19. Hal ini diputuskan usai rapat tingkat menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, di Jakarta, kemarin (3/4).

Muhadjir mengatakan, perubahan status ke endemi bakal diputuskan setelah melihat perkembangan Covid-19 hingga Mei mendatang. Nantinya, WHO akan memberikan fatwa terkini mengenai status dari pandemi Covid-19 ini. “Pada bulan itulah nanti Pemerintah Indonesia akan mengambil keputusan apakah status pandemi masih berlanjut atau sudah bisa dialihkan ke tahap endemi,” paparnya.

Perpanjangan status kedaruratan Covid-19 ini diakuinya tak akan mempengaruhi persiapan mudik 2023. Menurutnya, sepanjang koordinasi yang sudah dilakukan dengan Kementerian Perhubungan, BNPB, Kementerian Kesehatan, TNI, dan Polri tidak ada perubahan aturan untuk mudik menyangkut protokol kesehatan (prokes) nantinya. “Kecuali ada tambahan satu hari (cuti bersama, red) di awal,” ungkap Mantan Mendikbud tersebut.

Selain itu, yang menjadi perhatian lainnya adalah kenaikan penumpang yang sangat drastis dibanding tahun lalu. Diperkirakan, jumlah pemudik mencapai 123 juta orang dari sebelumnya 85 juta orang. Karenanya, dia meminta agar para pemudik betul-betul mempersiapkan mudik dengan hati-hati dan dari jauh-jauh hari.

“Pilihlah sarana transportasi yang paling aman. Hindari menggunakan kendaraan roda dua,” katanya. Kalau pun akan membawa motor, ia menyarankan untuk dititipkan ke jasa angkut termasuk Kementerian Perhubungan sudah menyiapkan kereta api, truk, hingga kapal untuk roda dua. “Siapkan semuanya baik-baik. Intinya jangan sampai mudik yang niatnya ingin bergembira tapi yang didapat kesusahan,” ujarnya. (jpc/gus/ila)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Jasa Marga (Persero) Tbk memprediksi puncak arus mudik Lebaran Idul Fitri tahun 2023 terjadi pada Rabu, 19 April. Sedangkan, arus balik lebaran Idulfitri diprediksi terjadi pada Selasa, 25 April 2023.

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana mengatakan pihaknya memprediksi pada saat puncak arus mudik akan terjadi lonjakan kendaraan yang melintas di jalan tol sebesar 138 ribu kendaraan. Angka tersebut tercatat naik 2 persen dibandingkan dengan lalu lintas normal di tahun 2022.

“Puncaknya sendiri arus mudik itu akan jatuh pada di H-3 tanggal 19 April 2023, kita prediksikan di hari tersebut ada sekitar 138 ribu kendaraan atau naik 2 persen dibandingkan dengan lalu lintas normal di tahun 2022,” kata Lisye dalam konferensi pers di Kantor Jasa Marga Toll Road Command Center (JMTC), Jati Asih, Bekasi, Senin (3/4).

Sementara itu, untuk arus balik Lebaran Idul Fitri 2023, Jasa Marga memprediksi puncaknya akan jatuh pada Selasa, 25 April. Dalam momen tersebut diprediksikan, jumlah kendaraan yang akan melintasi jalan tol mencapai 178 ribu kendaraan atau meningkat 5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Puncaknya arus balik itu akan jatuh pada 25 April 2023 atau H+2 sebesar 178 ribu kendaraan atau naik 5 persen dibandingkan dengan tingkat arus balik tahun lalu,” tutur Lisye.

Lisye mengimbau kepada masyarakat yang hendak melakukan perjalan mudik untuk bisa mematangkan rencana. Terlebih, puncak arus mudik yang ditetapkan Jasa Marga ini bertepatan dengan informasi cuti bersama terbaru yang telah dimajukan oleh pemerintah.

“Jadi kami harapkan para pengguna jalan untuk bisa melakukan perencanaan untuk bisa menentukan kapan untuk melakukan perjalannya menuju arah timur, barat atau selatan,” lanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi pergerakan masyarakat selama masa Lebaran Idulfitri 2023 diprediksi mencapai 123,8 juta orang. Jumlah tersebut meningkat 14,2 persen dibandingkan dengan prediksi pergerakan masyarakat di periode yang sama tahun lalu yang mencapai 85,5 juta orang.

Prediksi itu berdasar hasil survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, ada beberapa faktor yang mengakibatkan tingginya potensi pergerakan masyarakat di masa mudik Idul Fitri 1444 Hijriah.

Di antaranya, tidak adanya pembatasan perjalanan dan persepsi positif dari masyarakat pada penyelenggaraan angkutan Lebaran 2022. Termasuk perekonomian yang semakin membaik.

Fokus Bus Pariwisata

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mendukung kelancaran Angkutan Lebaran 2023. Mengingat, pada momen Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriyah ini, sebanyak 123,8 juta orang diprediksi akan melakukan perjalanan. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan menyediakan layanan angkutan mudik gratis. Baik itu dengan moda bus, kereta api maupun kapal laut.

Direktur Sarana Transportasi Jalan Danto mengatakan, pada masa Angkutan Lebaran ini pihaknya menargetkan melakukan ramp check sebanyak 30 ribu unit kendaraan bus. Di mana, 16 ribu di antaranya untuk bus pariwisata. Hal tersebut sengaja dilakukan mengingat selama ini karena memang bus pariwisata yang sering banyak terlibat kecelakaan.

“Kami melakukan ramp check ini sudah mulai sejak 27 Februari dan masih akan terus berlansung hingga 13 April. Jadi, kami masih banyak lumayan cukup waktu. Tapi, kami juga berharap pihak operator juga turut melakukan sendiri,” terangnya.

Sementara itu, pemerintah Indonesia akan mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) terkait pembatasan jam operasional armada pengangkut logistik di jalur akan dipadati kendaraan bermotor pemudik. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumatera Utara, Agustinus.

Agustinus mengatakan, bila SKB itu sudah ditandatangani oleh pihak terkait, akan diadopsi untuk diterapkan di Sumut saat arus mudik Lebaran ini. “Mau kita buat semacam yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan, di level Pemerintah Pusat ada SKB, Polri, Kemenhub, stekholder lain,” kata Agustinus.

Agustinus mengungkapkan, SKB tersebut baru sebatas konsep. Tapi, dalam waktu akan ditandatangani dan langsung disampaikan kepada masing-masing Provinsi di Indonesia untuk diterapkan di masing-masing wilayah nantinya.

“Kita adopsi seperti itu, seperti Nataru kemarin, cuma tunggu dulu. Karena tingkat pusat konsep, belum ditetapkan. Kami akan ikuti, jam dan harinya kita ikuti seperti dilakukan di pusat nantinya, rapat terakhir Kemenhub belum ditandatangani SKB,” jelas Agustinus.

Agustinus menjelaskan, dalam SKB ini bukan jam operasional angkutan logistik ditiadakan. Namun, dibatasi jam operasionalnya karena akan menjadi prioritas kendaraan bermotor pengangkut pemudik, seperti bus hingga mobil pribadi.

“Untuk mobil barang (logistik), belum diputuskan, memang rencananya diprioritaskan untuk angkutan penumpang, baik itu bus atau mobil pribadi. Untuk truk, diskusi kami di lapangan diutamakan mobil penumpang karena untuk mobilisasi mudik,” kata Agustinus.

Agustinus mengungkapkan, Dishub Sumut bersama Direktorat Lalulintas Polda Sumut serta stekholder terkait, akan melakukan persiapan untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat, yang akan melakukan mudik Lebaran nantinya.

“Ada pembatasan angkutan barang untuk ruas-ruas jalan kita lagi kita persiapkan seperti Natal dan Tahun Baru kemarin. Kita batasi angkutan barang dibatasi. Bukan dilarang ya, jam operasi dibatasi, hari-hari tertentu,” ujar Agustinus.

Agustinus menjelaskan, di Sumut sudah ada sejumlah ruas jalan dibatasi jam operasional angkutan logistik, yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2021 tentang Pengaturan Lalu Lintas Mobil Barang di Ruas Jalan Batas Kota Medan-Batas Kabupaten Karo Nomor 052 (Medan-Berastagi) dan Ruas Jalan Batas Kota Pematang Siantar-Parapat.

“Sabtu-Minggu, hari Libur Nasional dan Hari Besar Keagamaan, secara otomatis langsung bisa berlaku. Kita lakukan pemetaan untuk ruas jalan lain perlu ini, seperti ruas Parapat ke atas, banyak juga angkutan kayu dari arah Humbanghasundutan dan ruas jalan lainnya,” pungkas Agustinus.

Pada bagian lain, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang status kedaruratan Covid-19. Hal ini diputuskan usai rapat tingkat menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, di Jakarta, kemarin (3/4).

Muhadjir mengatakan, perubahan status ke endemi bakal diputuskan setelah melihat perkembangan Covid-19 hingga Mei mendatang. Nantinya, WHO akan memberikan fatwa terkini mengenai status dari pandemi Covid-19 ini. “Pada bulan itulah nanti Pemerintah Indonesia akan mengambil keputusan apakah status pandemi masih berlanjut atau sudah bisa dialihkan ke tahap endemi,” paparnya.

Perpanjangan status kedaruratan Covid-19 ini diakuinya tak akan mempengaruhi persiapan mudik 2023. Menurutnya, sepanjang koordinasi yang sudah dilakukan dengan Kementerian Perhubungan, BNPB, Kementerian Kesehatan, TNI, dan Polri tidak ada perubahan aturan untuk mudik menyangkut protokol kesehatan (prokes) nantinya. “Kecuali ada tambahan satu hari (cuti bersama, red) di awal,” ungkap Mantan Mendikbud tersebut.

Selain itu, yang menjadi perhatian lainnya adalah kenaikan penumpang yang sangat drastis dibanding tahun lalu. Diperkirakan, jumlah pemudik mencapai 123 juta orang dari sebelumnya 85 juta orang. Karenanya, dia meminta agar para pemudik betul-betul mempersiapkan mudik dengan hati-hati dan dari jauh-jauh hari.

“Pilihlah sarana transportasi yang paling aman. Hindari menggunakan kendaraan roda dua,” katanya. Kalau pun akan membawa motor, ia menyarankan untuk dititipkan ke jasa angkut termasuk Kementerian Perhubungan sudah menyiapkan kereta api, truk, hingga kapal untuk roda dua. “Siapkan semuanya baik-baik. Intinya jangan sampai mudik yang niatnya ingin bergembira tapi yang didapat kesusahan,” ujarnya. (jpc/gus/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/