Lain hal dengan keluarga korban yang mengaku mendapat kabar bahwa korban pergi menumpangi pesawat milik angkatan udara ini dengan biaya Rp350 ribu, lantaran sudah sering menumpangi pesawat tersebut setiap kali mereka ingin ke Pontianak.
“Info yang saya dengar dek, terakhir mereka bayar Rp350 ribu, karena mereka udah sering naik pesawat Hercules itu makanya dikasi murah. Gak taunya, kayak gini kejadiannya kami jadi takut-takut kalau mau naik pesawat sekarang,” ucap N boru Situmorang.

Peti jenazah kedua korban Hercules jatuh, May Adelina boru Lumbantobing (57) dan putri bungsunya Nurmala Lestari boru Sipayung (20), dibaringkan di rumah duka di Jalan Pengayoman Gang Bintara, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Jumat (3/7/2015).
Teman-teman SMA Negeri 12 Medan, Nurmala tampak memenuhi rumah duka guna melayat temannya itu. Diketahui, Nurmala yang berstatus mahasiswi semester IV fakultas agrobisnis di salah satu universitas di Kalimantan ini, hendak pergi ke Pontianak untuk ziarah ke makam ayahnya sekaligus mengurus surat resign di kampusnya dan melanjutkan kuliah di USU.
“Setau kami bang, si Nurmala ini mau ziarah dan ngurus surat resignnya. Dia kan kuliahnya di Kalimantan bang, rencananya mau pindah ke USU, makanya mereka pergi ke sana bang. Gak taunya dapat kabar bahwa ia pergi untuk selamanya meninggalkan semuanya, terutama kami teman-teman SMA nya bang,” ungkap Citra, Winda beserta seluruh teman-teman SMA korban.
Sebelum kejadian pun, Nurmala sempat mengupdate status di facebooknya ‘Goes To…. *fly* ‘. Bahkan, ibunya yang merupakan salah satu guru di SMK Negeri 8 Medan, turut serta pergi bersama anak bungsunya. “Kami lihat terakhir kalinya dia buat status bang di facebooknya sebelum pergi. Tapi nama facebooknya kami gak ingat bang, karena alay gitu. Mamanya guru di sekolah SMK Negeri 8 Medan,” tutur teman-teman Nurmala.
Keluarga dan rekan korban memadati rumah duka, dan tak lama, Ester boru Tobing anak keempat dari tujuh bersaudara yang tak lain adalah adik kandung korban yang berasal dari Bandung, tiba sambil menjerit histeris. “Kau bilang kalau kau sumber kemacetan, inilah kau kak yang memacetkan jalan saat peristiwa. Mana oleh-oleh mu yang kau janjikan samaku kak dari Pontianak? Cantik kali kutengok kakak, jahat kali aku baru kutengok kakak, buka petinya kak,” teriak Ester yang langsung dirangkul para kerabatnya.