26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Digeledah KPK, Terdengar Ledakan di Rumah Ra Fuad

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memburu satu per satu harta milik Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron dimulai. Penyidik KPK seharian kemarin menggeledah rumah dan kantor mantan orang kuat di Madura itu di Surabaya dan Bangkalan. Tim KPK mengumpukan bukti tambahan untuk merampungkan berkas perkara tersangka kasus suap dalam penjualan gas alam tersebut.

Di Bangkalan tim KPK menggeledah seluruh rumah Fuad Amin yang akrab dipanggil Ra Fuad sejak pukul 10.00

Dikawal puluhan polisi, KPK juga menggeledah pendapa bupati Bangkalan. Sebelum melakukan penggeledahan, 12 penyidik KPK yang dipimpin AKBP Novel Baswedan dibagi empat kelompok.

Kelompok pertama mendatangi sebuah bangunan milik Ra Fuad di Jalan Teuku Umar, Bangkalan. Bangunan dua lantai di samping Bank BTN tersebut berupa butik. Di butik itulah KPK mengambil sejumlah berkas.

Lokasi lain yang menjadi sasaran KPK adalah rumah dinas bupati Bangkalan di Jalan Letnan Abdullah.

Selain itu, penggeledahan dilakukan di rumah yang biasa ditempati Ra Fuad di Jalan Letnan Mestu, Kampung Saksak, Kelu­rahan Kraton. Di dua bangunan yang terlihat megah tersebut pengawalan polisi tampak sangat ketat.

Kejutan terjadi saat penggeladahan rumah di Kampung Saksak berlangsung hingga sore. Sekitar pukul 16.00 tiba-tiba terdengar suara letusan keras. Suara itu diduga berasal dari sisi utara rumah Ra Fuad. Seluruh wartawan pun langsung mendekat ke sisi utara. Saat dilihat dari celah kecil dari dinding seng, lingkungan rumah tampak tenang. Di sana hanya ada empat penyidik KPK yang sedang menggeledah mobil dinas ketua DPRD Bangkalan dengan nopol M 3 HP.

Tidak ada satu pun penyidik KPK yang bersedia memberikan keterangan kepada wartawan terkait asal suara ledakan hingga mereka meninggalkan rumah Saksak dan menuju rumah Ra Momon di Jalan Raya Cokroaminoto, Bangkalan. Wakapolres Bangkalan Kompol Januar Herlambang yang mengawal penggeledahan pun enggan memberikan keterangan. “Saya saat itu tidak ada di Saksak. Saya tanya anggota saya, katanya tidak ada apa-apa,” ucapnya. (dim/eko/tim jp/kim)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memburu satu per satu harta milik Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron dimulai. Penyidik KPK seharian kemarin menggeledah rumah dan kantor mantan orang kuat di Madura itu di Surabaya dan Bangkalan. Tim KPK mengumpukan bukti tambahan untuk merampungkan berkas perkara tersangka kasus suap dalam penjualan gas alam tersebut.

Di Bangkalan tim KPK menggeledah seluruh rumah Fuad Amin yang akrab dipanggil Ra Fuad sejak pukul 10.00

Dikawal puluhan polisi, KPK juga menggeledah pendapa bupati Bangkalan. Sebelum melakukan penggeledahan, 12 penyidik KPK yang dipimpin AKBP Novel Baswedan dibagi empat kelompok.

Kelompok pertama mendatangi sebuah bangunan milik Ra Fuad di Jalan Teuku Umar, Bangkalan. Bangunan dua lantai di samping Bank BTN tersebut berupa butik. Di butik itulah KPK mengambil sejumlah berkas.

Lokasi lain yang menjadi sasaran KPK adalah rumah dinas bupati Bangkalan di Jalan Letnan Abdullah.

Selain itu, penggeledahan dilakukan di rumah yang biasa ditempati Ra Fuad di Jalan Letnan Mestu, Kampung Saksak, Kelu­rahan Kraton. Di dua bangunan yang terlihat megah tersebut pengawalan polisi tampak sangat ketat.

Kejutan terjadi saat penggeladahan rumah di Kampung Saksak berlangsung hingga sore. Sekitar pukul 16.00 tiba-tiba terdengar suara letusan keras. Suara itu diduga berasal dari sisi utara rumah Ra Fuad. Seluruh wartawan pun langsung mendekat ke sisi utara. Saat dilihat dari celah kecil dari dinding seng, lingkungan rumah tampak tenang. Di sana hanya ada empat penyidik KPK yang sedang menggeledah mobil dinas ketua DPRD Bangkalan dengan nopol M 3 HP.

Tidak ada satu pun penyidik KPK yang bersedia memberikan keterangan kepada wartawan terkait asal suara ledakan hingga mereka meninggalkan rumah Saksak dan menuju rumah Ra Momon di Jalan Raya Cokroaminoto, Bangkalan. Wakapolres Bangkalan Kompol Januar Herlambang yang mengawal penggeledahan pun enggan memberikan keterangan. “Saya saat itu tidak ada di Saksak. Saya tanya anggota saya, katanya tidak ada apa-apa,” ucapnya. (dim/eko/tim jp/kim)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/