30.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Penerbangan 80 Garuda Alami Delay

 Imam Husein/Jawa Pos/jpnn MENUMPUK: Calon penumpang menumpuk di Terminal 2 menyusul terbakarnya Gate 3 keberangkatan Luar Negeri di Terminal 2E Bandara Soekarno Hatta, Minggu (5/7). Akibat kebakaran tersbut 80 penerbangan Garuda Indonesia ditunda.
Imam Husein/Jawa Pos/jpnn
Calon penumpang menumpuk di Terminal 2 menyusul terbakarnya Gate 3 keberangkatan Luar Negeri di Terminal 2E Bandara Soekarno Hatta, Minggu (5/7). Akibat kebakaran tersebut, 80 penerbangan Garuda Indonesia ditunda.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Insiden di dunia penerbangan seakan tak ada ujungnya. Setelah pekan lalu pesawat Hercules milik TNI AU jatuh di Medan, kali ini terminal 2E di Bandara Seokarno Hatta (Soetta) terbakar. Imbasnya, sebanyak 80 penerbangan Garuda Indonesia harus mengalami penundaan penerbangan.

Pihak Angkasa Pura (AP) II mengabarkan, kebakaran terjadi di JW lounge di Terminal 2E keberangkatan Internasional Bandara Soetta. Dari laporan, unit pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran AP II mendapat aduan pada pukul 05.50 WIB.

Kemudian, personel langsung diterjunkan dan tiba dilokasi pada pukul 06.10 WIB. “Api baru bisa dikuasi pada 07.45,” ujar Direktur Utama AP II Budi Karya Sumadi saat memberikan keterangan di Bandara Soetta kemarin (5/7). Usai padam, para petugas langsung melakukan pembersihan. Namun sayangnya, pintu 3 terminal 2E tidak dapat difungsikan. Karena, aliran listrik ke check hall mati.

Melihat kondisi ini, pihak AP II pun mengalihkan proses check in di terminal 2. Bagi penumpang domestik Garuda Indonesia dapat melakukan check in di terminal 2F. Lalu, untuk penumpang internasional dialihkan ke terminal 5D. Sedangkan, penumpang maskapai Malindo dan Lion Air Internasional dipindahkan ke terminal 3. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi penumpukan penumpang.

Proses tersebut ternyata tak cukup membantu. Sebab, sistem server maskapai Garuda Indonesia ternyata ikut terkena imbas dari kebakaran. Sehingga, proses check in pun harus dilakukan secara manual. Maksutnya, check in masih dapat disambungkan dengan wifi pada server pusat. Namun, pengaturan bagasi harus dilakukan pencatatan manual dan pengangkutan manual ke pesawat. Hal ini kontan menyebabkan penumpukan penumpang yang cukup besar. Apalagi, penumpang dengan penerbangan siang dan sore sudah mulai berdatangan.

Terpantau, terjadi pengularan panjang baik di dalam maupun di luar pintu empat terminal 2E. Antrean terlihat hingga kurang lebih 20 meter.

Kondisi pun semakin chaos karena kurangnya petugas untuk menyampaikan informasi atas kondisi yang terjadi. Sejumlah penumpang pun harus bolak-balik menuju pintu 2 dan 4 karena kurangnya informasi yang diberikan. Seperti yang dialami oleh Dina (35). Dina mengaku dilempar sana-sini oleh petugas saat bertanya di mana harus check in. Perempuan berkacamata itu diketahui akan menuju Tanjungpinang bersama suami, dua anak, dan orangtuanya dengan penerbangan Garuda pada pukul 10.30 WIB. Namun, hingga pukul 14.00 WIB dia dan keluarga masih belum mendapat kejelasan.

“Bahkan saya dapat email dari Garuda, katanya no show. Ini maksutnya gimana. Tadi katanya bisa,” tuturnya kesal. Kekesalan itu diakuinya bukan hanya karena minimnya informasi terkait penanganan, namun juga tidak tersedianya kursi roda untuk sang ibunda yang telah renta. Padahal, sejak pagi ia harus diombang-ambing untuk kepastian berangkatnya.

Sama halnya dengan yang dialami Koesnadi (75). Pria asli Surabaya itu merasa penyampaian informasi terkait delay atau refund dan reschedule masih kurang memadai. Meski penerbangan yang akan dilakukannya pada pukul 15.00 WIB, dia meyakini juga akan terkena dampak dari keterlambatan yang terjadi. “Yakin pasti kena ini. Saya sih tidak mau refund, karena pasfi susah nyari penerbangan lagi. Reschedule saja,” ungkapnya singkat.

Diakui oleh pihak Garuda, akibat insiden yang terjadi ada sejumlah penerbangan yang terganggu. Karena ternyata, server Garuda yang berada di dekat JW lounge juga terkena imbas. Tercatat, 80 penerbangan mengalami keterlambatan dengan tujuan Surabaya, Denpasar, Makasar, Medan, Palembang, Jogjakarta, Ambon, dan lainnya. Dari penerbangan pukul 06.00-12.00 WIB, sebanyak 20 penerbangan. Sementara, sisanya dari penerbangan pukul 12.00-18.00 WIB. Diperkirakan, delay penerbangan pagi terjadi hingga tiga jam dan sesi siang sekitar dua jam dari jadwal awal.

Dirjen Angkutan Udara Suprasetyo pun langsung meminta pihak Garuda segera mengambil tindakan. Ia menginstruksikan agar Garuda mengoperasikan pesawat berbadan lebar utk menyangkut penumpang yang terkena delay. Sehingga, dapat dilakukan penyatuan penerbangan.

“Kita juga minta agar prioritas delay penumpang yang telah di bandara. Mereka mau diberangkatkan lagi dengan jadwal yg telah disesuaikan atau refund harus dilayani dengan baik,” ungkapnya.

Terpisah, Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan, permintaan itu sudah dilakukan. Pihaknya telah menyediakan layanan refund dan reschedule untuk para penumpang. Proses tersebut pun bebas dari biaya. “Tentu sesuai dengan management krisis yang kita miliki, hal itu langsung kita terapkan,” ujarnya.

Arif menyampaikan, pihaknya telah mengiperasikan pesawat wide body Boeing 747-400 untuk mengangkut penumpang pada beberapa flight terdampak. Seperti untuk empat penerbangan tujuan Surabaya. Ada pula penyatuan rute Surabaya-Denpasar. “Pesawat ini dapat menampung kurang lebih 450 penumpang,” ungkapnya.

Dari data yang dimilikinya, hingga pukul 17.00-18.00 sudah sebanyak 45 dari 80 penerbangan terdampak telah diberangkatkan. Adapun destinasi tujuan penerbangan yang sudah diberangkatkan diantaranya adalah Surabaya, Denpasar, Makasar, Palembang, Medan, Semarang, Jogjakarta, Ambon, Pontianak, Malang, Pekanbaru, Batam, Padang, Solo, Balikpapan.

Meski menjanjikan tidak akan ada pembatalan penerbangan, namun nyatanya ada dua penerbangan tujuan Tanjungkarang yang dicancel. Penerbangan dengan nomor GA 076 dan GA 078 dibatalkan karena operating hours Bandara Radin Inten, Bandar Lampung tidak memungkinkan untuk beroperasi. Sebagai tindak lanjut pembatalan penerbangan tersebut, para penumpang flight GA 076 dan GA 078 akan diinapkan di hotel untuk dapat diberangkatkan keesokan harinya.

“Untuk yang lainnya akan segera diberangkatkan. Sementara, penerbangan malam semua masih on schedule. Karena, tadi pukul 18.00 WIB counter yang sebelumnya terganggu sudah bisa dioperasikan. Namun, perlu sinkronisasi dulu dengan data manual pagi tadi,” jelasnya.

 Imam Husein/Jawa Pos/jpnn MENUMPUK: Calon penumpang menumpuk di Terminal 2 menyusul terbakarnya Gate 3 keberangkatan Luar Negeri di Terminal 2E Bandara Soekarno Hatta, Minggu (5/7). Akibat kebakaran tersbut 80 penerbangan Garuda Indonesia ditunda.
Imam Husein/Jawa Pos/jpnn
Calon penumpang menumpuk di Terminal 2 menyusul terbakarnya Gate 3 keberangkatan Luar Negeri di Terminal 2E Bandara Soekarno Hatta, Minggu (5/7). Akibat kebakaran tersebut, 80 penerbangan Garuda Indonesia ditunda.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Insiden di dunia penerbangan seakan tak ada ujungnya. Setelah pekan lalu pesawat Hercules milik TNI AU jatuh di Medan, kali ini terminal 2E di Bandara Seokarno Hatta (Soetta) terbakar. Imbasnya, sebanyak 80 penerbangan Garuda Indonesia harus mengalami penundaan penerbangan.

Pihak Angkasa Pura (AP) II mengabarkan, kebakaran terjadi di JW lounge di Terminal 2E keberangkatan Internasional Bandara Soetta. Dari laporan, unit pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran AP II mendapat aduan pada pukul 05.50 WIB.

Kemudian, personel langsung diterjunkan dan tiba dilokasi pada pukul 06.10 WIB. “Api baru bisa dikuasi pada 07.45,” ujar Direktur Utama AP II Budi Karya Sumadi saat memberikan keterangan di Bandara Soetta kemarin (5/7). Usai padam, para petugas langsung melakukan pembersihan. Namun sayangnya, pintu 3 terminal 2E tidak dapat difungsikan. Karena, aliran listrik ke check hall mati.

Melihat kondisi ini, pihak AP II pun mengalihkan proses check in di terminal 2. Bagi penumpang domestik Garuda Indonesia dapat melakukan check in di terminal 2F. Lalu, untuk penumpang internasional dialihkan ke terminal 5D. Sedangkan, penumpang maskapai Malindo dan Lion Air Internasional dipindahkan ke terminal 3. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi penumpukan penumpang.

Proses tersebut ternyata tak cukup membantu. Sebab, sistem server maskapai Garuda Indonesia ternyata ikut terkena imbas dari kebakaran. Sehingga, proses check in pun harus dilakukan secara manual. Maksutnya, check in masih dapat disambungkan dengan wifi pada server pusat. Namun, pengaturan bagasi harus dilakukan pencatatan manual dan pengangkutan manual ke pesawat. Hal ini kontan menyebabkan penumpukan penumpang yang cukup besar. Apalagi, penumpang dengan penerbangan siang dan sore sudah mulai berdatangan.

Terpantau, terjadi pengularan panjang baik di dalam maupun di luar pintu empat terminal 2E. Antrean terlihat hingga kurang lebih 20 meter.

Kondisi pun semakin chaos karena kurangnya petugas untuk menyampaikan informasi atas kondisi yang terjadi. Sejumlah penumpang pun harus bolak-balik menuju pintu 2 dan 4 karena kurangnya informasi yang diberikan. Seperti yang dialami oleh Dina (35). Dina mengaku dilempar sana-sini oleh petugas saat bertanya di mana harus check in. Perempuan berkacamata itu diketahui akan menuju Tanjungpinang bersama suami, dua anak, dan orangtuanya dengan penerbangan Garuda pada pukul 10.30 WIB. Namun, hingga pukul 14.00 WIB dia dan keluarga masih belum mendapat kejelasan.

“Bahkan saya dapat email dari Garuda, katanya no show. Ini maksutnya gimana. Tadi katanya bisa,” tuturnya kesal. Kekesalan itu diakuinya bukan hanya karena minimnya informasi terkait penanganan, namun juga tidak tersedianya kursi roda untuk sang ibunda yang telah renta. Padahal, sejak pagi ia harus diombang-ambing untuk kepastian berangkatnya.

Sama halnya dengan yang dialami Koesnadi (75). Pria asli Surabaya itu merasa penyampaian informasi terkait delay atau refund dan reschedule masih kurang memadai. Meski penerbangan yang akan dilakukannya pada pukul 15.00 WIB, dia meyakini juga akan terkena dampak dari keterlambatan yang terjadi. “Yakin pasti kena ini. Saya sih tidak mau refund, karena pasfi susah nyari penerbangan lagi. Reschedule saja,” ungkapnya singkat.

Diakui oleh pihak Garuda, akibat insiden yang terjadi ada sejumlah penerbangan yang terganggu. Karena ternyata, server Garuda yang berada di dekat JW lounge juga terkena imbas. Tercatat, 80 penerbangan mengalami keterlambatan dengan tujuan Surabaya, Denpasar, Makasar, Medan, Palembang, Jogjakarta, Ambon, dan lainnya. Dari penerbangan pukul 06.00-12.00 WIB, sebanyak 20 penerbangan. Sementara, sisanya dari penerbangan pukul 12.00-18.00 WIB. Diperkirakan, delay penerbangan pagi terjadi hingga tiga jam dan sesi siang sekitar dua jam dari jadwal awal.

Dirjen Angkutan Udara Suprasetyo pun langsung meminta pihak Garuda segera mengambil tindakan. Ia menginstruksikan agar Garuda mengoperasikan pesawat berbadan lebar utk menyangkut penumpang yang terkena delay. Sehingga, dapat dilakukan penyatuan penerbangan.

“Kita juga minta agar prioritas delay penumpang yang telah di bandara. Mereka mau diberangkatkan lagi dengan jadwal yg telah disesuaikan atau refund harus dilayani dengan baik,” ungkapnya.

Terpisah, Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan, permintaan itu sudah dilakukan. Pihaknya telah menyediakan layanan refund dan reschedule untuk para penumpang. Proses tersebut pun bebas dari biaya. “Tentu sesuai dengan management krisis yang kita miliki, hal itu langsung kita terapkan,” ujarnya.

Arif menyampaikan, pihaknya telah mengiperasikan pesawat wide body Boeing 747-400 untuk mengangkut penumpang pada beberapa flight terdampak. Seperti untuk empat penerbangan tujuan Surabaya. Ada pula penyatuan rute Surabaya-Denpasar. “Pesawat ini dapat menampung kurang lebih 450 penumpang,” ungkapnya.

Dari data yang dimilikinya, hingga pukul 17.00-18.00 sudah sebanyak 45 dari 80 penerbangan terdampak telah diberangkatkan. Adapun destinasi tujuan penerbangan yang sudah diberangkatkan diantaranya adalah Surabaya, Denpasar, Makasar, Palembang, Medan, Semarang, Jogjakarta, Ambon, Pontianak, Malang, Pekanbaru, Batam, Padang, Solo, Balikpapan.

Meski menjanjikan tidak akan ada pembatalan penerbangan, namun nyatanya ada dua penerbangan tujuan Tanjungkarang yang dicancel. Penerbangan dengan nomor GA 076 dan GA 078 dibatalkan karena operating hours Bandara Radin Inten, Bandar Lampung tidak memungkinkan untuk beroperasi. Sebagai tindak lanjut pembatalan penerbangan tersebut, para penumpang flight GA 076 dan GA 078 akan diinapkan di hotel untuk dapat diberangkatkan keesokan harinya.

“Untuk yang lainnya akan segera diberangkatkan. Sementara, penerbangan malam semua masih on schedule. Karena, tadi pukul 18.00 WIB counter yang sebelumnya terganggu sudah bisa dioperasikan. Namun, perlu sinkronisasi dulu dengan data manual pagi tadi,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/