BANDA ACEH, SUMTUPOS.CO – Petugas kesehatan di Meulaboh Aceh Barat Dr M Furqansyah Jusuf mengatakan Rabu (5/11), upaya cegah dini mengantisipasi masalah-masalah kesehatan dilakukan oleh petugas media, terutama terhadap para pengungsi yang berada di lokasi-lokasi penampungan sementara.
Furqansyah mengatakan, “Keluhan warga (pengungsian), antara lain gatal, batuk, pilek dan gangguan pencernaan. Petugas kesehatan bersiaga berikut obat-obatan dan bahan makanan, termasuk memastikan kebutuhan air bersih dan sanitasi warga agar terpenuhi.”
Warga Meulaboh Rizal Lubis (37) mengatakan, akses jalan belum cukup pulih, jarak tempuh Banda Aceh-Meulaboh normalnya hanya dua jam, namun akibat banjir dan longsor sejumlah ruas jalan utama menyempit, kendaraan mengantri, sehingga butuh waktu lima jam dari Meulaboh ke Banda Aceh atau sebaliknya.
“Akses transportasi darat wilayah barat masih menerapkan buka tutup, normal dua jam kini lima jam, karena beberapa titik hanya dapat dilalui satu jalur. Posko bantuan efektif, ormas pemuda, petugas kecamatan (terus) bekerja. TNI Polri mereka salah satunya fokus melakukan normalisasi akses jalan,” ujarnya.
Beberapa lokasi longsor terjadi di jalan utama di kawasan perbukitan yang dirintis pembangunannya oleh Badan Bantuan Internasional AS USAID, tambah Rizal. Sementara, Relawan dan petugas kemanusiaan masih bersiaga di posko-posko bantuan yang didirikan pemerintah setempat hingga hari Rabu.
Davi Abdullah (31) warga pesisir barat mengatakan, volume hujan tinggi disertai longsor mengakibatkan beberapa rumah warga hanyut di wilayahnya.
“Enam rumah di kawasan perbukitan yang dekat dengan jalan akibat luapan air sungai, rumah terseret arus air dari bawah, kemudian longsor dari atas (perbukitan),” kata Davi.
Menurut relawan komunikasi Bob Helmi dari Posko induk Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Aceh, beberapa korban terseret arus yang selamat dalam perawatan petugas medis setempat.
“Rumah yang terendam ribuan. Sampai sekarang pengungsi (dibeberapa) lokasi berkisar dua ratus warga, sebagian warga bertahan di lokasi penampungan yang dekat dengan rumah mereka,” paparnya.
Kerugian harta benda dan rumah warga yang terendam banjir akibat banjir masih didata petugas pemerintah, tambah Bob Helmi.
Laporan-laporan Badan Cuaca dan Iklim Nasional (BMKG) menyatakan, prediksi curah hujan tinggi masih akan berlangsung di seluruh Indonesia, termasuk di Aceh dan sumatera hingga Desember mendatang.
Petugas BMKG Pusat Tarjono Hadi mengatakan, wilayah Aceh dan Sumatera secara keseluruhan masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas tinggi, diharap warga tetap waspada.
Pemerintah Aceh sejak hari Minggu (2/11) telah menetapkan banjir dan longsor berstatus bencana provinsi. (VOA)