26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Bio Farma Kembangkan Alat Tes Covid-19 Metode Kumur-kumur, Bio Saliva Bisa Deteksi Semua Virus

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bio Farma sedang mengembangkan Bio Saliva, alat tes Covid-19 terbaru. Metode pengetesannya berbeda dengan polymerase chaind reaction (PCR). Dengan Bio Saliva, nantinya pengetesan Covid-19 hanya dilakukan dengan berkumur-kumur saja.

“Yang terbaru Bio Saliva pengetesannya tidak melakukan diagnosis nasofaring lagi atau yang dari hidung, tapi sifatnya kumur-kumur,” kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (7/7).

Honesti menyebut pengetesan lewat Bio Saliva tersebut sangat akurat. Bahkan dia menyebut, pengetesan Bio Saliva setara dengan PCR dengan akurasi di atas 99 persen. “Semua produk sudah kita lakukan pengetesan dengan akurasi di atas 99 persen,” katanya.

Honesti mengatakan, jika nantinya Bio Saliva sudah diluncurkan, akan memberikan kenyamanan dengan menggunakan alat tes baru yang sedang mereka kembangkan. “Jadi nanti mampu memberikan pengalaman baru dari sisi kenyamanan buat masyarakat yang ingin melakukan tes ini,” ungkapnya.

Honesti berujar, pihaknya menargetkan produksi Bio Saliva ini bisa diproduksi mencapai 40 ribu unit per bulan. Sehingga diharapkan Bio Saliva ini bisa menjadi metode baru dalam tes Covid-19. “Untuk produk baru kami Bio Saliva itu baru kita akan produksi sekitar 40 ribu per bulan,” ungkapnya.

Honesti juga mengungkapkan, alat tersebut juga bisa mendeteksi semua virus. Sehingga virus Corona juga bisa terdeteksi dengan Bio Siliva tersebut. “Khusus untuk Bio Saliva ini adalah produk kita terbaru yang bisa mendeteksi semua strain virus yang berkembang di Indonesia,” ujarnya.

MENCOBA: Seorang perempuan mencoba BioSaliva, alat uji untuk mendeteksi Covid-19 dengan metode kumur-kumur (gargling).

Lantas bagaimana dengan harganya? Honesti mengungkapkan, harga tes Covid-19 dengan menggunakan Bio Saliva lebih murah ketimbang menggunakan metode PCR. “Intinya harganya jauh lebih murah dari harga PCR yang sekarang,” sebutnya.

Honesti juga mengatakan, untuk kepastian harga saat ini Bio Farma sedang mengajukan ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sehingga dia belum memberikan bocoran mengenai harga tersebut. “Harganya lagi kita usulkan karena kita lagi ada pendampingan BPKP untuk penetapan harganya,” katanya.

Honesti mengatakan, setelah usulan harga ke BPKP tersebut sudah keluar. Maka selanjutnya akan diserahkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menentukan harganya. “Sehingga kita bisa mendapatkan penetapan harga eceran tertinggi (HET) ke Kemenkes,” ungkapnya.

Namun demikian, Honesti mengatakan, harga tes Bio Saliva dengan rapid test antigen adalah berbeda. Harga Bio Saliva untuk testnya lebih tinggi ketimbang rapid test antigen. Karena kualitas Bio Saliva lebih bagus. “Kalau lebih murah dari antigen tidak. Karena dari standar Bio Saliva ini lebih bagus,” tuturnya.

Diketahui, Berdasarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/I/3713/2020, harga tertinggi pemeriksaan RT-PCR adalah Rp900 ribu. Sedangkan HET tertinggi rapid test antigen berdasarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02.I/4611/2020 di Pulau Jawa sebesar Rp250 ribu. Sedangkan tertinggi di luar Pulau Jawa sebesar Rp275 ribu. (jpc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bio Farma sedang mengembangkan Bio Saliva, alat tes Covid-19 terbaru. Metode pengetesannya berbeda dengan polymerase chaind reaction (PCR). Dengan Bio Saliva, nantinya pengetesan Covid-19 hanya dilakukan dengan berkumur-kumur saja.

“Yang terbaru Bio Saliva pengetesannya tidak melakukan diagnosis nasofaring lagi atau yang dari hidung, tapi sifatnya kumur-kumur,” kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (7/7).

Honesti menyebut pengetesan lewat Bio Saliva tersebut sangat akurat. Bahkan dia menyebut, pengetesan Bio Saliva setara dengan PCR dengan akurasi di atas 99 persen. “Semua produk sudah kita lakukan pengetesan dengan akurasi di atas 99 persen,” katanya.

Honesti mengatakan, jika nantinya Bio Saliva sudah diluncurkan, akan memberikan kenyamanan dengan menggunakan alat tes baru yang sedang mereka kembangkan. “Jadi nanti mampu memberikan pengalaman baru dari sisi kenyamanan buat masyarakat yang ingin melakukan tes ini,” ungkapnya.

Honesti berujar, pihaknya menargetkan produksi Bio Saliva ini bisa diproduksi mencapai 40 ribu unit per bulan. Sehingga diharapkan Bio Saliva ini bisa menjadi metode baru dalam tes Covid-19. “Untuk produk baru kami Bio Saliva itu baru kita akan produksi sekitar 40 ribu per bulan,” ungkapnya.

Honesti juga mengungkapkan, alat tersebut juga bisa mendeteksi semua virus. Sehingga virus Corona juga bisa terdeteksi dengan Bio Siliva tersebut. “Khusus untuk Bio Saliva ini adalah produk kita terbaru yang bisa mendeteksi semua strain virus yang berkembang di Indonesia,” ujarnya.

MENCOBA: Seorang perempuan mencoba BioSaliva, alat uji untuk mendeteksi Covid-19 dengan metode kumur-kumur (gargling).

Lantas bagaimana dengan harganya? Honesti mengungkapkan, harga tes Covid-19 dengan menggunakan Bio Saliva lebih murah ketimbang menggunakan metode PCR. “Intinya harganya jauh lebih murah dari harga PCR yang sekarang,” sebutnya.

Honesti juga mengatakan, untuk kepastian harga saat ini Bio Farma sedang mengajukan ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sehingga dia belum memberikan bocoran mengenai harga tersebut. “Harganya lagi kita usulkan karena kita lagi ada pendampingan BPKP untuk penetapan harganya,” katanya.

Honesti mengatakan, setelah usulan harga ke BPKP tersebut sudah keluar. Maka selanjutnya akan diserahkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menentukan harganya. “Sehingga kita bisa mendapatkan penetapan harga eceran tertinggi (HET) ke Kemenkes,” ungkapnya.

Namun demikian, Honesti mengatakan, harga tes Bio Saliva dengan rapid test antigen adalah berbeda. Harga Bio Saliva untuk testnya lebih tinggi ketimbang rapid test antigen. Karena kualitas Bio Saliva lebih bagus. “Kalau lebih murah dari antigen tidak. Karena dari standar Bio Saliva ini lebih bagus,” tuturnya.

Diketahui, Berdasarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/I/3713/2020, harga tertinggi pemeriksaan RT-PCR adalah Rp900 ribu. Sedangkan HET tertinggi rapid test antigen berdasarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02.I/4611/2020 di Pulau Jawa sebesar Rp250 ribu. Sedangkan tertinggi di luar Pulau Jawa sebesar Rp275 ribu. (jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/