31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Semua Tergantung Megawati

megawati-dan-puanDENPASAR, SUMUTPOS.CO – Kongres IV PDIP yang mulai dibuka hari ini (9/4), bakal memberikan sesuatu yang baru. Meski tak merinci lebih dalam, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang akan kembali dikukuhkan memimpin hingga lima tahun kedepan menjanjikan, akan ada hal yang gres diputuskan dalam kongres.

“Besok (hari ini, Red) adalah hari penting, ada hal baru yang akan kita lakukan,” kata Megawati, dalam pidato sambutannya, saat acara ramah tamah jelang kongres, di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, tadi malam (8/4).

Meski tidak menjelaskan lebih lanjut, di awal pidatonya, Mega juga sempat menyinggung tentang proses pembaharuan di partainya. Sejak datang di arena kongres, dia mengungkapkan, kalau banyak menemui wajah-wajah baru utusan kongres dari para pengurus daerah. “Saya melihat ada beberapa muka lama, tetapi banyak muka baru,” singgungnya.

Dia kemudian menyatakan rasa bangganya terhadap kondisi tersebut. Terutama, ketika melihat proses terpilihnya para pengurus baru tersebut yang semuanya lewat jalur musyawarah mufakat, tanpa voting. “Ada beberapa yang sempat meragukan apakah bisa (musyawarah mufakat), tapi saya sangat yakin, partai kita punya ideologi,” tegasnya.

Dalam beberapa hari jelang kongres, salah satu wacana yang mengemuka adalah dorongan dari sejumlah kader tentang perlunya dibentuk struktur baru dalam kepengurusan DPP. Meski belum didukung secara bulat, wacana diadakannya posisi wakil ketua umum muncul. Putri Mega, Puan Maharani, yang digadang-gadang menduduki posisi tersebut.

Ditemui setelah acara ramah tamah, mantan Sekjen DPP PDIP Pramono Anung mengungkapkan kalau ada atau tidaknya jabatan waketum, sepenuhnya tergantung Megawati. Sebab, sebagai ketua umum yang akan dikukuhkan kembali dalam kongres, putri Presiden pertama RI itu adalah formatur tunggal.

Namun yang pasti, lanjut dia, kongres kemungkinan besar memang akan membahas prosedur untuk menyiapkan mekanisme mencetak pemimpin PDIP kedepan. “Dan, Ibu Mega tahu betul soal itu, intinya perlu disiapkan mulai sekarang,” kata Pram -sapaan akrab Pramono Anung.

Secara pribadi dia sepakat, kalau kemunculan seorang pemimpin PDIP kedepan perlu ada wadahnya. Siapapun dia, lanjut mantan wakil ketua DPR itu, harus ditempa dengan dihadapkan dengan sejumlah masalah. “Dan itu perlu diakomodir dalam kongres kali ini,” tegasnya.

Pada acara ramah tamah tersebut, Mega duduk di meja bundar bersama sejumlah tokoh PDIP lainnya. Di sisi kanan dan kiri Mega adalah mantan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo dan Puan Maharani. Ada pula politisi PDIP Wayan Koster yang merupakan ketua panitia lokal dan Pramono Anung. “
Ketika itu, Mega justru lebih banyak tampak bercengkerama dengan Pramono Anung yang posisi duduknya justru lebih jauh. Sedangkan Tjahjo yang hingga beberapa hari terakhir cenderung menolak wacana waketum tampak lebih banyak diam.”
Selain agenda utama pengukuhan Megawati sebagai ketua umum, kongres juga mengagendakan penentuan dan pelantikan struktur pengurus DPP PDIP. Hingga saat ini, beberapa calon mengemuka. Pram salah satu yang juga dijagokan menduduki posisi tersebut.

Terhadap wacana tersebut, Pram memberikan sinyal kalau tidak akan mengambil posisi tersebut. “Sekjennya lebih baik regenerasi anak-anak muda saja,” katanya sambil tersenyum.

Selain Pram, ada dua nama lain yang muncul. Yaitu, Plt Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan Wasekjen DPP PDIP Ahmad Basarah.

Secara prinsip, Hasto menyatakan siap jika nantinya ditunjuk menduduki posisi tersebut. “Namun, persoalannya bukan semata siap atau tidak, kalau memang ditugaskan partai, menjadi ketua ranting (tingkat desa/kelurahan) pun merupakan sebuah kepercayaan yang harus diemban dengan baik,” imbuhnya, diplomatis.

Dalam kongres yang dibuka hari ini, sejumlah tokoh bakal hadir. Selain pimpinan parpol yang tergabung di Koalisi Indonesia hebat( KiH), Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla termasuk diantaranya. Namun, berbeda dengan JK, Jokowi akan diposisikan lebih sebagai kader. Karena itu, mantan gubernur DKI Jakarta itu juga tidak mendapat kesempatan berpidato di acara pembukaan tersebut.

Lalu, kenapa hanya partai-partai di KIH yang diundang? Hasto mengaku kalau hal tersebut semata-mata karena keterbatasan tempat. “Memang tidak ada yang kami undang (di luar KIH), tahu sendiri tempat tidak begitu besar, sementara kader saja kemungkinan tidak akan bisa masuk semua,” katanya.

Meski tidak diundang, dari deretan karangan bunga ucapan selamat berkongres, kiriman dari Susilo Bambang Yudhoyono salah satu yang banyak memancing perhatian peserta kongres. Di karangan bungan yang di dominasi warna biru dan putih itu, presiden ke-6 RI itu menempatkan dirinya sebagai ketua umum DPP Partai Demokrat. (dyn/kim/jpnn/rbb)

megawati-dan-puanDENPASAR, SUMUTPOS.CO – Kongres IV PDIP yang mulai dibuka hari ini (9/4), bakal memberikan sesuatu yang baru. Meski tak merinci lebih dalam, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang akan kembali dikukuhkan memimpin hingga lima tahun kedepan menjanjikan, akan ada hal yang gres diputuskan dalam kongres.

“Besok (hari ini, Red) adalah hari penting, ada hal baru yang akan kita lakukan,” kata Megawati, dalam pidato sambutannya, saat acara ramah tamah jelang kongres, di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, tadi malam (8/4).

Meski tidak menjelaskan lebih lanjut, di awal pidatonya, Mega juga sempat menyinggung tentang proses pembaharuan di partainya. Sejak datang di arena kongres, dia mengungkapkan, kalau banyak menemui wajah-wajah baru utusan kongres dari para pengurus daerah. “Saya melihat ada beberapa muka lama, tetapi banyak muka baru,” singgungnya.

Dia kemudian menyatakan rasa bangganya terhadap kondisi tersebut. Terutama, ketika melihat proses terpilihnya para pengurus baru tersebut yang semuanya lewat jalur musyawarah mufakat, tanpa voting. “Ada beberapa yang sempat meragukan apakah bisa (musyawarah mufakat), tapi saya sangat yakin, partai kita punya ideologi,” tegasnya.

Dalam beberapa hari jelang kongres, salah satu wacana yang mengemuka adalah dorongan dari sejumlah kader tentang perlunya dibentuk struktur baru dalam kepengurusan DPP. Meski belum didukung secara bulat, wacana diadakannya posisi wakil ketua umum muncul. Putri Mega, Puan Maharani, yang digadang-gadang menduduki posisi tersebut.

Ditemui setelah acara ramah tamah, mantan Sekjen DPP PDIP Pramono Anung mengungkapkan kalau ada atau tidaknya jabatan waketum, sepenuhnya tergantung Megawati. Sebab, sebagai ketua umum yang akan dikukuhkan kembali dalam kongres, putri Presiden pertama RI itu adalah formatur tunggal.

Namun yang pasti, lanjut dia, kongres kemungkinan besar memang akan membahas prosedur untuk menyiapkan mekanisme mencetak pemimpin PDIP kedepan. “Dan, Ibu Mega tahu betul soal itu, intinya perlu disiapkan mulai sekarang,” kata Pram -sapaan akrab Pramono Anung.

Secara pribadi dia sepakat, kalau kemunculan seorang pemimpin PDIP kedepan perlu ada wadahnya. Siapapun dia, lanjut mantan wakil ketua DPR itu, harus ditempa dengan dihadapkan dengan sejumlah masalah. “Dan itu perlu diakomodir dalam kongres kali ini,” tegasnya.

Pada acara ramah tamah tersebut, Mega duduk di meja bundar bersama sejumlah tokoh PDIP lainnya. Di sisi kanan dan kiri Mega adalah mantan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo dan Puan Maharani. Ada pula politisi PDIP Wayan Koster yang merupakan ketua panitia lokal dan Pramono Anung. “
Ketika itu, Mega justru lebih banyak tampak bercengkerama dengan Pramono Anung yang posisi duduknya justru lebih jauh. Sedangkan Tjahjo yang hingga beberapa hari terakhir cenderung menolak wacana waketum tampak lebih banyak diam.”
Selain agenda utama pengukuhan Megawati sebagai ketua umum, kongres juga mengagendakan penentuan dan pelantikan struktur pengurus DPP PDIP. Hingga saat ini, beberapa calon mengemuka. Pram salah satu yang juga dijagokan menduduki posisi tersebut.

Terhadap wacana tersebut, Pram memberikan sinyal kalau tidak akan mengambil posisi tersebut. “Sekjennya lebih baik regenerasi anak-anak muda saja,” katanya sambil tersenyum.

Selain Pram, ada dua nama lain yang muncul. Yaitu, Plt Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan Wasekjen DPP PDIP Ahmad Basarah.

Secara prinsip, Hasto menyatakan siap jika nantinya ditunjuk menduduki posisi tersebut. “Namun, persoalannya bukan semata siap atau tidak, kalau memang ditugaskan partai, menjadi ketua ranting (tingkat desa/kelurahan) pun merupakan sebuah kepercayaan yang harus diemban dengan baik,” imbuhnya, diplomatis.

Dalam kongres yang dibuka hari ini, sejumlah tokoh bakal hadir. Selain pimpinan parpol yang tergabung di Koalisi Indonesia hebat( KiH), Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla termasuk diantaranya. Namun, berbeda dengan JK, Jokowi akan diposisikan lebih sebagai kader. Karena itu, mantan gubernur DKI Jakarta itu juga tidak mendapat kesempatan berpidato di acara pembukaan tersebut.

Lalu, kenapa hanya partai-partai di KIH yang diundang? Hasto mengaku kalau hal tersebut semata-mata karena keterbatasan tempat. “Memang tidak ada yang kami undang (di luar KIH), tahu sendiri tempat tidak begitu besar, sementara kader saja kemungkinan tidak akan bisa masuk semua,” katanya.

Meski tidak diundang, dari deretan karangan bunga ucapan selamat berkongres, kiriman dari Susilo Bambang Yudhoyono salah satu yang banyak memancing perhatian peserta kongres. Di karangan bungan yang di dominasi warna biru dan putih itu, presiden ke-6 RI itu menempatkan dirinya sebagai ketua umum DPP Partai Demokrat. (dyn/kim/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/