26.7 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Jamaah Umrah Dilarang Dekati Unta

Sebuah studi menemukan adanya virus MERS yang 'identik' pada unta dan pemiliknya.
Sebuah studi menemukan adanya virus MERS yang ‘identik’ pada unta dan pemiliknya.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jumlah jamaah umrah asal Indonesia diperkirakan akan meningkat menjelang Ramadan ini. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan langkah antisipasi lantaran hingga kini penyebaran The middle east respiratory syndrome coronavirus (MERS CoV) masih banyak terajdi di Arab Saudi. Kemenkes pun turut mengimbau kepada jamaah agar tidak melakukan kontak fisik dengan unta selama di sana.

Imbauan tersebut dikeluarkan setelah seorang peneliti dari Universitas Nottingham, Inggris, Jonathan Bell, menemukan keterkaitan antara unta dan virus MERS yang menyerang manusia beberapa waktu lalu. Bell menemukan adanya kecocokan antara genom (kumpulan gen) virus unta sakit dengan genom virus pasien MERS.

Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih terus mengkaji hasil penelitian tersebut, Kemenkes meminta agar jamaah umrah Indonesia tidak mengambil risiko. “Kami minta agar tidak melakukan kontak langsung dengan unta. Apalagi mengkonsumsi susu unta mentah,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama kemarin (08/06).

Tjandra mengatakan, pihaknya pun telah memberikan arahan pada biro perjalanan umrah untuk tidak memasukkan acara kunjungan ke peternakan unta sebagai salah satu tujuan wisata. Arahan itu diberikan mengingat unta turut menjadi salah satu tujuan wisata para peziarah muslim, terutama Indonesia. Kunjungan itu biasanya ditawarkan bersama dengan ziarah ke tempat bersejarah seperti Gua Hira di Mekah dan Masjid Quba di Madinah.

Dia juga mengingatkan agar jamaah umroh senantiasa menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri sehingga mengalami penurunan kondisi tubuh. Sebab menurut dia, penurunan daya tahan tubuh akan mempermudah masuknya penyakit terutama virus MERS ke dalam tubuh.

Selain itu, lanjut dia, bagi jamaah yang menderita batuk, demam tinggi, dan sesak nafas” diiimbau untuk segera berobat ke petugas kesehatan rombongan atau petugas kesehatan di Saudi. “Kalau batuk tutupi dengan bagian atas lengan baju atau dengan tangan. Namun setelahnya harus segera cuci tangan dan jangan lupa memakai masker,” katanya. (mia/sof)

Sebuah studi menemukan adanya virus MERS yang 'identik' pada unta dan pemiliknya.
Sebuah studi menemukan adanya virus MERS yang ‘identik’ pada unta dan pemiliknya.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jumlah jamaah umrah asal Indonesia diperkirakan akan meningkat menjelang Ramadan ini. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan langkah antisipasi lantaran hingga kini penyebaran The middle east respiratory syndrome coronavirus (MERS CoV) masih banyak terajdi di Arab Saudi. Kemenkes pun turut mengimbau kepada jamaah agar tidak melakukan kontak fisik dengan unta selama di sana.

Imbauan tersebut dikeluarkan setelah seorang peneliti dari Universitas Nottingham, Inggris, Jonathan Bell, menemukan keterkaitan antara unta dan virus MERS yang menyerang manusia beberapa waktu lalu. Bell menemukan adanya kecocokan antara genom (kumpulan gen) virus unta sakit dengan genom virus pasien MERS.

Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih terus mengkaji hasil penelitian tersebut, Kemenkes meminta agar jamaah umrah Indonesia tidak mengambil risiko. “Kami minta agar tidak melakukan kontak langsung dengan unta. Apalagi mengkonsumsi susu unta mentah,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama kemarin (08/06).

Tjandra mengatakan, pihaknya pun telah memberikan arahan pada biro perjalanan umrah untuk tidak memasukkan acara kunjungan ke peternakan unta sebagai salah satu tujuan wisata. Arahan itu diberikan mengingat unta turut menjadi salah satu tujuan wisata para peziarah muslim, terutama Indonesia. Kunjungan itu biasanya ditawarkan bersama dengan ziarah ke tempat bersejarah seperti Gua Hira di Mekah dan Masjid Quba di Madinah.

Dia juga mengingatkan agar jamaah umroh senantiasa menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri sehingga mengalami penurunan kondisi tubuh. Sebab menurut dia, penurunan daya tahan tubuh akan mempermudah masuknya penyakit terutama virus MERS ke dalam tubuh.

Selain itu, lanjut dia, bagi jamaah yang menderita batuk, demam tinggi, dan sesak nafas” diiimbau untuk segera berobat ke petugas kesehatan rombongan atau petugas kesehatan di Saudi. “Kalau batuk tutupi dengan bagian atas lengan baju atau dengan tangan. Namun setelahnya harus segera cuci tangan dan jangan lupa memakai masker,” katanya. (mia/sof)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/