25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Penetapan 1 Ramadan oleh Pemerintah Puasa Mulai Besok

JAKARTA-Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) kemarin (8/7) menggelar Sidang Itsbat untuk menentukan awal puasa Ramadan 1434 H. Sidang yang rutin digelar tiap tahunnya ini memutuskan bahwa aawal puasa Ramadan jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013. Keputusan tersebut berdasarkan bahwa belum tampaknya bulan baru (hilal) hingga kemarin.

TARAWIH: Jamaah Muhamadiyah salat tarawih  Masjid Taqwa Jalan Mustafa Medan, tadi malam.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
TARAWIH: Jamaah Muhamadiyah salat tarawih di Masjid Taqwa Jalan Mustafa Medan, tadi malam.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Anggota Badan Hisab dan Rukyat, Cecep Nurwendaya dalam pemaparannya mengenai posisi hilal awal Ramadan di dalam sidang tersebut menjelaskan bahwa sudut tinggi hilal hingga kemarin belum memenuhi syarat untuk dijadikan penetapan 1 Ramadan pada hari ini (9/7).

Posisi hilal pada saat matahari terbenam yang dipantau dari pos observasi bulan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat hingga pukul 17.51 WIB kemarin menunjukkan bahwa tinggi (irtifa) hilal pada posisi 0,65 derajat, jarak busur bulan dan matahari 4,55 derajat. Sedangkan umum hilal adalah 3 jam 35 menit 52 detik serta iluminasi hilal 0,8 persen.

Posisi hilal tersebut tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu tinggi hilal mencapai minimal 2 derajat. “Tidak ada referensi apapun bahwa hilal awal Ramadhan 1434 H teramati dari seluruh wilayah Indonesia,” tegas Cecep di ruang auditorium KH. M. Rasjidi Kemenag.

Sementara itu, lanjut Cecep, posisi hilal di Makkah, Arab Saudi pada Senin kemarin hingga ghurub (tenggelam matahari) dilaporkan pada posisi kurang dari 2 derajat yaitu pada posisi 0,19 derajat dengan umur hilal 8 jam 53 menit 30 detik.

Berdasarkan keterangan posisi hilal yang disampaikan Cecep tersebut, Menteri Agama Suryadharma Ali menetapkan bahwa tanggal 1 Ramadan 1434 H jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013. Keputusan tersebut mendapat dukungan penuh dari 12 ormas Islam yang hadir dalam Sidang Istbat kemarin.
“Tidak satupun dari ormas Islam yang hadir menolak penetapan ini,” ujar Suryadarma usai sidang kemarin.

Namun demikian salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada hari Selasa. Selain itu tidak tampak satupun perwakilan dari Muhammadiah hadir dalam Sidang Istbat tersebut.

Mengenai perbedaan yang muncul dalam penetapan awal Ramadhan tersebut, Suryadarma berharap bahwa kelak pemerintah akan menjadi pemersatu keputusan di antara ormas Islam mengenai penetapan awal puasa Ramadan. “Jika hari ini belum tercapai kesepakatan, pemerintah tidak putus asa, perbedaan itu sangat mungkin,” imbuhnya.

Sebelumnya, usaha Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho beserta wakil Gubernur T Erry Nuradi  bersama Tim Badan  Hisab dan Rukyah Sumatera Utara belum berhasil melihat hilal. Gubsu dan tim yang didukung BMKG Wilayah I Sumut melakukan observasi dengan teropong dari Lantai 9 Kantor Gubernur Sumatera Utara, Senin( 8/7) sore. “Dari pantauan belum terlihat hilal atau anak bulan,”jelas Gubsu.

Terkait perbedaan 1 Ramadan, Gatot menyatakan bahwa hal itu bukanlah hal yang baru terjadi dalam kehidupan masyarakat. “Masyarakat saat ini sudah mulai dewasa. Mereka sudah menganggap, bahwa perbedaan bukan lagi sebuah kendala. Sebaliknya, perbedaan menjadi sebuah kenikmatan saat kita bersedia menerima,” ujarnya.

Dirinya berharap, agar tidak ada riak-riak dalam masyarakat saat pelaksanaan ibadah puasa ini. Keadaan tetap kondusif, sehingga umat muslim dan warga masyarakat yang lain tetap aman dalam melaksanakan ibadahnya. “Saya mengimbau agar masyarakat tetap saling bertoleransi dalam hal beribadah ini. Dengan toleransi tidak ada yang merasa dirugikan. Sebaliknya, semua akan berjalan dengan lancar saat ini,” ungkapnya.(dod/jpnn/ram)

JAKARTA-Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) kemarin (8/7) menggelar Sidang Itsbat untuk menentukan awal puasa Ramadan 1434 H. Sidang yang rutin digelar tiap tahunnya ini memutuskan bahwa aawal puasa Ramadan jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013. Keputusan tersebut berdasarkan bahwa belum tampaknya bulan baru (hilal) hingga kemarin.

TARAWIH: Jamaah Muhamadiyah salat tarawih  Masjid Taqwa Jalan Mustafa Medan, tadi malam.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
TARAWIH: Jamaah Muhamadiyah salat tarawih di Masjid Taqwa Jalan Mustafa Medan, tadi malam.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Anggota Badan Hisab dan Rukyat, Cecep Nurwendaya dalam pemaparannya mengenai posisi hilal awal Ramadan di dalam sidang tersebut menjelaskan bahwa sudut tinggi hilal hingga kemarin belum memenuhi syarat untuk dijadikan penetapan 1 Ramadan pada hari ini (9/7).

Posisi hilal pada saat matahari terbenam yang dipantau dari pos observasi bulan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat hingga pukul 17.51 WIB kemarin menunjukkan bahwa tinggi (irtifa) hilal pada posisi 0,65 derajat, jarak busur bulan dan matahari 4,55 derajat. Sedangkan umum hilal adalah 3 jam 35 menit 52 detik serta iluminasi hilal 0,8 persen.

Posisi hilal tersebut tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu tinggi hilal mencapai minimal 2 derajat. “Tidak ada referensi apapun bahwa hilal awal Ramadhan 1434 H teramati dari seluruh wilayah Indonesia,” tegas Cecep di ruang auditorium KH. M. Rasjidi Kemenag.

Sementara itu, lanjut Cecep, posisi hilal di Makkah, Arab Saudi pada Senin kemarin hingga ghurub (tenggelam matahari) dilaporkan pada posisi kurang dari 2 derajat yaitu pada posisi 0,19 derajat dengan umur hilal 8 jam 53 menit 30 detik.

Berdasarkan keterangan posisi hilal yang disampaikan Cecep tersebut, Menteri Agama Suryadharma Ali menetapkan bahwa tanggal 1 Ramadan 1434 H jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013. Keputusan tersebut mendapat dukungan penuh dari 12 ormas Islam yang hadir dalam Sidang Istbat kemarin.
“Tidak satupun dari ormas Islam yang hadir menolak penetapan ini,” ujar Suryadarma usai sidang kemarin.

Namun demikian salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada hari Selasa. Selain itu tidak tampak satupun perwakilan dari Muhammadiah hadir dalam Sidang Istbat tersebut.

Mengenai perbedaan yang muncul dalam penetapan awal Ramadhan tersebut, Suryadarma berharap bahwa kelak pemerintah akan menjadi pemersatu keputusan di antara ormas Islam mengenai penetapan awal puasa Ramadan. “Jika hari ini belum tercapai kesepakatan, pemerintah tidak putus asa, perbedaan itu sangat mungkin,” imbuhnya.

Sebelumnya, usaha Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho beserta wakil Gubernur T Erry Nuradi  bersama Tim Badan  Hisab dan Rukyah Sumatera Utara belum berhasil melihat hilal. Gubsu dan tim yang didukung BMKG Wilayah I Sumut melakukan observasi dengan teropong dari Lantai 9 Kantor Gubernur Sumatera Utara, Senin( 8/7) sore. “Dari pantauan belum terlihat hilal atau anak bulan,”jelas Gubsu.

Terkait perbedaan 1 Ramadan, Gatot menyatakan bahwa hal itu bukanlah hal yang baru terjadi dalam kehidupan masyarakat. “Masyarakat saat ini sudah mulai dewasa. Mereka sudah menganggap, bahwa perbedaan bukan lagi sebuah kendala. Sebaliknya, perbedaan menjadi sebuah kenikmatan saat kita bersedia menerima,” ujarnya.

Dirinya berharap, agar tidak ada riak-riak dalam masyarakat saat pelaksanaan ibadah puasa ini. Keadaan tetap kondusif, sehingga umat muslim dan warga masyarakat yang lain tetap aman dalam melaksanakan ibadahnya. “Saya mengimbau agar masyarakat tetap saling bertoleransi dalam hal beribadah ini. Dengan toleransi tidak ada yang merasa dirugikan. Sebaliknya, semua akan berjalan dengan lancar saat ini,” ungkapnya.(dod/jpnn/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/