31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Romo Syafii Bicara Soal Tokoh yang Bukan HMI tapi Bersikap dan Berpikir ala HMI, Siala Dia?

LAMPUNG, SUMUTPOS.CO – Anggota Komisi III DPR RI Romo HR Muhammad Syafii SH MHum yang juga Presidium MN KAHMI 2022-2027 mengajak para generasi muda HMI untuk berperan aktif dalam setiap tatanan hidup berbangsa di Indonesia. Selain itu juga harus memiliki daya kritis yang tinggi dan bertanggung jawab, memiliki karakter yang mampu terus berkolaborasi, kreatif dan inovatif tapi tetap menjadikan Islam sebagai acuan hidup.

Hal itu dikatakan Romo HR Muhammad Syafii saat memberikan materi pada LK II HMI Tingkat nasional yang digelar HMI Cabang Metro Lampung di Wisma Haji Al-Khoiriyah Kota Metro, Minggu (12/3/2023) lalu. Pelatihan ini diikuti 41 peserta dari seluruh perwakilan cabang di Indonesia, diantaranya cabang Kalimantan, Padang, Jambi, Lahat, Bukit Tinggi, dan lainnya dengan tema “Strategi dan Taktik HMI dalam mewujudkan Masyarakat Adil Makmur di era 5.0”.

Menurut Romo Syafii, Indonesia merdeka dasarnya adalah dibentuknya Piagam Jakarta yang merupakan kesepakatan formal yang tertinggi di negara ini yang dipimpin Bung Karno. Di mana sila pertama piagam Jakarta itu berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” yang kemudian diganti frasanya dengan “Ketuhanan yang maha Esa”. “Tujuannya untuk persatuan Indonesia. Dengan memahami sejarah kemerdekaan Indonesia, kita harus sepakat bahwa Islam itu menjadi tonggak awal lahirnya kemerdekaan Indonesia,” ujar Romo.

Pada Munas KAHMI di Palu, sebut politisi sekaligus ulama asal Sumatera Utara ini, ada seorang tokoh besar Indonesia yang dalam pidatonya bicara soal pemberontakan DI/TII yang berdasarkan data yang dia punya. Di mana pada Munas KAHMI itu diungkapkannya, ada pihak asing yang ingin menguasai Indonesia dengan menunggangi Umat Islam dengan meminjam tangan Islam dan memframming bahwa Islam itu memberontak.

“Seluruh peserta dan undangan yang hadir di Munas Palu saat itu terlihat kagum dengan pernyataan beliau yang jelas bukan kader HMI. Tapi tokoh tersebut memiliki nafas HMI yang sebenarnya, yaitu bernafaskan Islam. Tokoh itu adalah H Prabowo Subianto. Beliau memang bukan HMI tapi memaknai betul sikap dan berpikir yang HMI punya,” ungkap Romo.

Lebih lanjut disampaikan Romo, saat ini juga banyak pihak yang bicara soal maraknya dilarang politik identitas, karena khawatir kaum minoritas akan kehilangan haknya dalam berpolitik. “Padahal kalau kita cermati, politik memang identik dengan identitas. Lambang partai politik saja berbeda semua. Ada lambang garuda, lambang banteng, Kakbah dan lain sebagainya. Warna bendera parpol juga berbeda semua, maka kenapa harus takut dengan politik identitas? Karena ini merupakan bentuk demokrasi yang sesungguhnya. Karenanya, sikap kritis bertanggung jawab akan suatu informasi dan gerakan di era 5.0 tersebut harus dimiliki setiap kader HMI,” pungkas Romo.

Sementara, Ketua Badko Sumbagsel Dedi Irawan mengatakan, Romo Syafii yang merupakan Presidium MN KAHMI adalah sosok yang mereka harapkan hadir di HMI. “Intelektual maupun gerakan ke Islaman yang dimiliki Romo diharapkan bisa mentransfromasi semangatnya dan pemikirannya untuk seluruh peserta LK II HMI,” harap Dedi.

Pada akhir pertemuan Romo Syafii dan tim membagikan dua buku karya Prabowo Subianto yaitu Paradoks Indonesia dan Kepemimpinan Militer kepada seluruh peserta LK II HMI se-Indonesia. Dan seluruh peserta menyambut baik, karena buku merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh kader HMI. Diharapkan dengan membaca buku ini seluruh peserta bisa menambah semangat literasi dan memiliki semangat yang kuat untuk kemajuan Indonesia. (rel/adz)

LAMPUNG, SUMUTPOS.CO – Anggota Komisi III DPR RI Romo HR Muhammad Syafii SH MHum yang juga Presidium MN KAHMI 2022-2027 mengajak para generasi muda HMI untuk berperan aktif dalam setiap tatanan hidup berbangsa di Indonesia. Selain itu juga harus memiliki daya kritis yang tinggi dan bertanggung jawab, memiliki karakter yang mampu terus berkolaborasi, kreatif dan inovatif tapi tetap menjadikan Islam sebagai acuan hidup.

Hal itu dikatakan Romo HR Muhammad Syafii saat memberikan materi pada LK II HMI Tingkat nasional yang digelar HMI Cabang Metro Lampung di Wisma Haji Al-Khoiriyah Kota Metro, Minggu (12/3/2023) lalu. Pelatihan ini diikuti 41 peserta dari seluruh perwakilan cabang di Indonesia, diantaranya cabang Kalimantan, Padang, Jambi, Lahat, Bukit Tinggi, dan lainnya dengan tema “Strategi dan Taktik HMI dalam mewujudkan Masyarakat Adil Makmur di era 5.0”.

Menurut Romo Syafii, Indonesia merdeka dasarnya adalah dibentuknya Piagam Jakarta yang merupakan kesepakatan formal yang tertinggi di negara ini yang dipimpin Bung Karno. Di mana sila pertama piagam Jakarta itu berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” yang kemudian diganti frasanya dengan “Ketuhanan yang maha Esa”. “Tujuannya untuk persatuan Indonesia. Dengan memahami sejarah kemerdekaan Indonesia, kita harus sepakat bahwa Islam itu menjadi tonggak awal lahirnya kemerdekaan Indonesia,” ujar Romo.

Pada Munas KAHMI di Palu, sebut politisi sekaligus ulama asal Sumatera Utara ini, ada seorang tokoh besar Indonesia yang dalam pidatonya bicara soal pemberontakan DI/TII yang berdasarkan data yang dia punya. Di mana pada Munas KAHMI itu diungkapkannya, ada pihak asing yang ingin menguasai Indonesia dengan menunggangi Umat Islam dengan meminjam tangan Islam dan memframming bahwa Islam itu memberontak.

“Seluruh peserta dan undangan yang hadir di Munas Palu saat itu terlihat kagum dengan pernyataan beliau yang jelas bukan kader HMI. Tapi tokoh tersebut memiliki nafas HMI yang sebenarnya, yaitu bernafaskan Islam. Tokoh itu adalah H Prabowo Subianto. Beliau memang bukan HMI tapi memaknai betul sikap dan berpikir yang HMI punya,” ungkap Romo.

Lebih lanjut disampaikan Romo, saat ini juga banyak pihak yang bicara soal maraknya dilarang politik identitas, karena khawatir kaum minoritas akan kehilangan haknya dalam berpolitik. “Padahal kalau kita cermati, politik memang identik dengan identitas. Lambang partai politik saja berbeda semua. Ada lambang garuda, lambang banteng, Kakbah dan lain sebagainya. Warna bendera parpol juga berbeda semua, maka kenapa harus takut dengan politik identitas? Karena ini merupakan bentuk demokrasi yang sesungguhnya. Karenanya, sikap kritis bertanggung jawab akan suatu informasi dan gerakan di era 5.0 tersebut harus dimiliki setiap kader HMI,” pungkas Romo.

Sementara, Ketua Badko Sumbagsel Dedi Irawan mengatakan, Romo Syafii yang merupakan Presidium MN KAHMI adalah sosok yang mereka harapkan hadir di HMI. “Intelektual maupun gerakan ke Islaman yang dimiliki Romo diharapkan bisa mentransfromasi semangatnya dan pemikirannya untuk seluruh peserta LK II HMI,” harap Dedi.

Pada akhir pertemuan Romo Syafii dan tim membagikan dua buku karya Prabowo Subianto yaitu Paradoks Indonesia dan Kepemimpinan Militer kepada seluruh peserta LK II HMI se-Indonesia. Dan seluruh peserta menyambut baik, karena buku merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh kader HMI. Diharapkan dengan membaca buku ini seluruh peserta bisa menambah semangat literasi dan memiliki semangat yang kuat untuk kemajuan Indonesia. (rel/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/