JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Beredar isu soal manuver menteri mendukung seorang calon ketua umum (Caketum) Partai Golkar berhembus kencang menjelang Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Bali pada 15-17 Mei. Politikus Golkar mewanti-wanti agar tak lagi muncul kasus serupa ‘Papa Minta Saham’ berubah menjadi ‘Papa Minta Ketum’.
Politikus Golkar Bambang Soesatyo mengingatkan, kepada para caketum Golkar, jangan lagi bawa-bawa atau mencatut nama Presiden, cukup sudah Partai Golkar ini didera prahara pada kasus “Papa Minta Saham”.
Dia menyebutkan, kasus ‘Papa Minta Saham; melibatkan salah seorang caketum Golkar, Setya Novanto, yang diduga mencatut nama Presiden Jokowi untuk meminta saham PT Freeport Indonesia. Mayoritas anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR memutus Novanto bersalah dalam kasus itu.
Bambang yang juga Ketua Komisi III DPR mengingatkan jangan sampai kasus itu terulang, sehingga munaslub tak rusak gara-gara ada kasus serupa ‘Papa Minta Saham’.
“Jangan ada lagi nanti timbul kasus “Papa Minta Ketum” karena ada Caketum yang mencatut nama Presiden,” ujar Bambang kepada wartawan, Senin (9/5).
Bambang mengatakan, saat ini muncul isu serupa “Papa Minta Saham” menjelang Munaslub Golkar. Menko Polhukam Luhut Pandjaitan disebut-sebut menggalang dukungan untuk Novanto.
Tapi, Luhut langsung membantah isu tersebut. Dia menegaskan dirinya tak ikut-ikutan mendukung Caketum Golkar, kalaupun dirinya mendukung Novanto, itu hak prerogatifnya sebagai kader Golkar, bukan sebagai Menko Polhukam.
“Jadi kita belum andai-andailah. Pemerintah nggak ada dukung mendukung. Kalau saya dukung dia (Novanto, Red), kan sebagai anggota Golkar, hak prerogatif saya, (tapi itu) kalau,” ucapnya di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakpus.
Luhut menegaskan, dirinya tidak pernah mengklaim mendapat dukungan dari Presiden Jokowi untuk Setya Novanto (SN). “Sikap pemerintah jelas. Kita mendukung pelaksanaan Munaslub di Bali tanggal 15 Mei 2016,” katanya.
Dia juga menyampaikan, tidak pernah mengumpulkan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar untuk mengarahkan dukungan kepada SN. Meski demikian, dia mengakui ada banyak pengurus daerah yang berkomunikasi dengannya untuk meminta sikap pemerintah terkait Munaslub Golkar, karena Luhut adalah tokoh senior Golkar yang ada di pemerintahan.
“Saya tidak pernah kumpulin DPD. Memang ada beberapa DPD yang datang ke saya menanyakan bagaimana sikap pemerintah,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Tim Pemenangan Setya Novanto yaitu Roem Kono, juga sudah bicara soal isu tersebut. Menurutnya bisa saja Novanto didukung pihak Pemerintah. Tapi, dia tak tahu menahu soal isu manuver Luhut.
“Novanto adalah figur yang bisa diterima semua pihak. Dengan figur begitu ya bisa saja. Istana kan lembaga negara, ya bukan pihak Istana. Mungkin juga individu,” ujar Roem.
Setelah Setya Novanto dan Mahyudin menyampaikan visi dan misi, Minggu (8/5) di Hotel Grand Angkasa, giliran enam kandidat Caketum Partai Golkar menyampaikan visi dan misi pada Senin (9/5). Para Caketum yang menyampaikan visi dan misi diantaranya Ade Komaruddin, Aziz Syamsudin, Airlangga Hartato, Indra Bambang Utoyo, Priyo Budisantoso serta Syamsul Yasin Limpo.
Secara umum, apa yang disampaikan 6 Caketum sama. Semua menjanjikan bakal membesarkan partai dan membawa partai sebagai pemenang pemilu 2019 mendatang hingga menjadikan Caketum sebagai Capres.
Dari keenam Caketum tersebut, hanya Azis Syamsudin yang memaparkan visi misinya untuk mengembangkan kader wanita Partai Golkar. Dia menginginkan agar pimpinan di DPD tingkat I dan II se Indonesia mayoritas diduduki para kader wanita. “Keterampilan wanita dan sedikit berbeda, akan ada sentuhan berbeda dari para kader perempuan,” ujar bekas Ketua Komisi III DPR RI ini.