26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Begini Kronologis Penghadangan Wasekjen MUI

Kepada masyarakat Sintang, Askiman mengatakan aksi yang dilakukan tadinya bukanlah penolakan terhadap kedatangan Wasekjen MUI.

Sesungguhnya mereka keliru mendapatkan informasi, yang menyebut bahwa yang datang ke Kota Sintang adalah Sekjen FPI.

“Nah itu yang menjadi pemicu persoalan tadi pagi,” ujarnya.

Masih menurut Askiman, sesuai pernyataan sikap Ketua DAD Sintang, Jefray Edwad, usai dilantik menolak dengan keras kehadiran organisasi FPI di Kabupaten Sintang.

Mengapa demikian, lanjut dia, karena Kabupaten Sintang yang sudah sangat harmonis dan tidak pernah terganggu, tak mau terusik kenyamanan hubungan antaragama, antarsuku, oleh pernyataan-pernyataan yang dinilai miring oleh sejumlah masyarakat Sintang.

Maka dari itu, hasil pertemuan yang dilakukan Kamis (12/1) telah membuahkan tiga pernyataan sikap kelompok agama dan suku di Sintang.

Pertama, kami sangat mendambakan kehidupan di Kabupaten Sintang yang sudah terjalin dengan baik dan harmonis untuk tetap dapat dipertahankan.

Sejumlah masyarakat Sintang yang mengatasnamakan Forum Pemuda Dayak menggelar aksi penolakan kedatangan Wasekjen MUI KH Tengku Zulkarnain di Bandara Susilo Sintang, Kamis (12/1) pagi. Foto: Achmad Munandar/Rakyat Kalbar/JPNN.com

Kedua, kami menyadari bahwa Kabupaten Sintang terdiri dari berbagai suku bangsa, etnis, budaya dan agama sangat saling menghormati dan menjunjung tinggi keberagaman.

Oleh karena itu kami tidak ingin kehidupan yang sudah tenteram, damai dan penuh kekeluargaan dirusak oleh pihak-pihak yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Ketiga, kami tidak menolak kehadiran lembaga atau kapasitas seseorang sebagai tokoh agama. Tetapi, sesungguhnya yang kami tolak adalah paham radikal seseorang atau kelompok tertentu yang dapat memecah belah hubungan antarumat beragama. Dan kami juga meminta untuk tidak menterjemahkan kitab suci agama lain yang akan menyesatkan kepercayaan orang lain. (ach/moh)

Kepada masyarakat Sintang, Askiman mengatakan aksi yang dilakukan tadinya bukanlah penolakan terhadap kedatangan Wasekjen MUI.

Sesungguhnya mereka keliru mendapatkan informasi, yang menyebut bahwa yang datang ke Kota Sintang adalah Sekjen FPI.

“Nah itu yang menjadi pemicu persoalan tadi pagi,” ujarnya.

Masih menurut Askiman, sesuai pernyataan sikap Ketua DAD Sintang, Jefray Edwad, usai dilantik menolak dengan keras kehadiran organisasi FPI di Kabupaten Sintang.

Mengapa demikian, lanjut dia, karena Kabupaten Sintang yang sudah sangat harmonis dan tidak pernah terganggu, tak mau terusik kenyamanan hubungan antaragama, antarsuku, oleh pernyataan-pernyataan yang dinilai miring oleh sejumlah masyarakat Sintang.

Maka dari itu, hasil pertemuan yang dilakukan Kamis (12/1) telah membuahkan tiga pernyataan sikap kelompok agama dan suku di Sintang.

Pertama, kami sangat mendambakan kehidupan di Kabupaten Sintang yang sudah terjalin dengan baik dan harmonis untuk tetap dapat dipertahankan.

Sejumlah masyarakat Sintang yang mengatasnamakan Forum Pemuda Dayak menggelar aksi penolakan kedatangan Wasekjen MUI KH Tengku Zulkarnain di Bandara Susilo Sintang, Kamis (12/1) pagi. Foto: Achmad Munandar/Rakyat Kalbar/JPNN.com

Kedua, kami menyadari bahwa Kabupaten Sintang terdiri dari berbagai suku bangsa, etnis, budaya dan agama sangat saling menghormati dan menjunjung tinggi keberagaman.

Oleh karena itu kami tidak ingin kehidupan yang sudah tenteram, damai dan penuh kekeluargaan dirusak oleh pihak-pihak yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Ketiga, kami tidak menolak kehadiran lembaga atau kapasitas seseorang sebagai tokoh agama. Tetapi, sesungguhnya yang kami tolak adalah paham radikal seseorang atau kelompok tertentu yang dapat memecah belah hubungan antarumat beragama. Dan kami juga meminta untuk tidak menterjemahkan kitab suci agama lain yang akan menyesatkan kepercayaan orang lain. (ach/moh)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/