26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Penerbangan Haji Tambah 25 Menit

Sekjen Kemenag Nur Syam menuturkan masyarakat pasti ada yang bertanya-tanya, kenapa kok selalu dua maskapai ini yang mendapatkan tugas angkutan udara haji. “Kemenag tetap membuka proses tender secara terbuka. Bukan penunjukan langsung,” ujarnya.

Kronologinya pada 23-24 Februari lalu Kemenag menyampaikan undangan resmi kepada sepuluh perusahaan penerbangan untuk ikut tender. Kesepuluh perusahaan yang mendapat undangan itu adalah PT Garuda Indonesia, PT Lion Air, PT Indonesia AirAsia, PT Sky Aviation, PT Sriwijaya Air, PT Awia Star Mandiri, PT Trigana Air Service, PT Batik Air Indonesia, PT Citilink Indonesia, dan Saudi Arabian Airlines.

Selanjutnya hanya ada empat perusahaan yang menghadiri penjelasan dokumen kelengkapan administrasi yang dijalankan Kemenag dan instansi lainnya. Keempat perusahaan yang maju hingga tahap ini adalah Garuda, Saudi Arabian Airlines, Trigana, dan AirAsia. “Hingga pada tahap akhir (penyampaian dokumen penawaran, Red) hanya ada Garuda dan Saudi Arabian yang mengajukan penawaran. Jadi mereka yang diproses,” tutur mantan rektor IAIN (sekarang UIN) Sunan Ampel Surabaya itu.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil menjelaskan, rencananya kloter pertama akan diberangkatkan secara nasional pada 21 Agustus. Penerbangan jamaah haji gelombang I menuju Madinah berlangsung hingga 3 September. Kemudian penerbangan jamaah haji gelombang II menuju Jeddah berlangsung mulai 4 September hingga 17 September.

Jamil mengatakan skenario penerbangan haji itu merupakan skenari terbaru yang dilakukan pemerintah. Dengan sistem ini seluruh jamaah haji gelombang I akan mendarat di Madinah. “Lebih ngirit tenaga dan biaya,” kata dia. Sebab selama ini ada jamaah haji gelombang I yang mendarat di Jeddah, padahal mereka jujukannya ke Madinah dulu. Perjalanan dari Jeddah ke Madinah cukup lama. Perjalanan ini bisa menguras tenaga, khususnya bagi jamaah haji manula.

Pembaruan layanan lainnya adalah pemberian makan siang kepada jamaah haji ketika berada di Makkah. Pemberian makan siang ini diberikan selama 15 hari penuh. Selama ini pemberian katering hanya ketika jamaah haji berada di Madinah. (wan/end/jpnn/rbb)

Sekjen Kemenag Nur Syam menuturkan masyarakat pasti ada yang bertanya-tanya, kenapa kok selalu dua maskapai ini yang mendapatkan tugas angkutan udara haji. “Kemenag tetap membuka proses tender secara terbuka. Bukan penunjukan langsung,” ujarnya.

Kronologinya pada 23-24 Februari lalu Kemenag menyampaikan undangan resmi kepada sepuluh perusahaan penerbangan untuk ikut tender. Kesepuluh perusahaan yang mendapat undangan itu adalah PT Garuda Indonesia, PT Lion Air, PT Indonesia AirAsia, PT Sky Aviation, PT Sriwijaya Air, PT Awia Star Mandiri, PT Trigana Air Service, PT Batik Air Indonesia, PT Citilink Indonesia, dan Saudi Arabian Airlines.

Selanjutnya hanya ada empat perusahaan yang menghadiri penjelasan dokumen kelengkapan administrasi yang dijalankan Kemenag dan instansi lainnya. Keempat perusahaan yang maju hingga tahap ini adalah Garuda, Saudi Arabian Airlines, Trigana, dan AirAsia. “Hingga pada tahap akhir (penyampaian dokumen penawaran, Red) hanya ada Garuda dan Saudi Arabian yang mengajukan penawaran. Jadi mereka yang diproses,” tutur mantan rektor IAIN (sekarang UIN) Sunan Ampel Surabaya itu.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil menjelaskan, rencananya kloter pertama akan diberangkatkan secara nasional pada 21 Agustus. Penerbangan jamaah haji gelombang I menuju Madinah berlangsung hingga 3 September. Kemudian penerbangan jamaah haji gelombang II menuju Jeddah berlangsung mulai 4 September hingga 17 September.

Jamil mengatakan skenario penerbangan haji itu merupakan skenari terbaru yang dilakukan pemerintah. Dengan sistem ini seluruh jamaah haji gelombang I akan mendarat di Madinah. “Lebih ngirit tenaga dan biaya,” kata dia. Sebab selama ini ada jamaah haji gelombang I yang mendarat di Jeddah, padahal mereka jujukannya ke Madinah dulu. Perjalanan dari Jeddah ke Madinah cukup lama. Perjalanan ini bisa menguras tenaga, khususnya bagi jamaah haji manula.

Pembaruan layanan lainnya adalah pemberian makan siang kepada jamaah haji ketika berada di Makkah. Pemberian makan siang ini diberikan selama 15 hari penuh. Selama ini pemberian katering hanya ketika jamaah haji berada di Madinah. (wan/end/jpnn/rbb)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/