27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Tekan Harga Beras, Pemerintah Guyur Ritel dan Berikan Bansos

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pasca meninjau gudang Bulog di Jawa Barat dan Jakarta, Presiden Joko Widodo meninjau pasar, kemarin (12/9). Yang didatanginya adalah Pasar Kranggot di Cilegon. Dalam kesempatan itu dia mengetahui bahwa harga beras masih tinggi.

Jokowi menuturkan, permasalahan harga beras masih terjadi di Pasar Kranggot. Namun demikian, Kepala Negara memastiskan bahwa Badan Pangan Nasional/National Ford Agency (NFA) dan Bulog akan melakukan operasi pasar secara masif dalam waktu dekat.

Selain itu, Presiden menambahkan, pemerintah juga telah memulai penyaluran bantuan pangan beras sebanyak 10 kilogram kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) hingga November mendatang.

“Yang kedua Bulog juga melakukan operasi pasar ke ritel-ritel ke Cipinang semuanya akan diguyur beras secara masif.,” ujarnya.

Dengan cara ini diharapkan harga beras akan mulai turun. Selain beras, Jokowi juga mengamati komoditas lain. “Iya ini saya melihat harga-harga sangat baik di sini bahkan untuk bawang merah saya melihat harga yang biasanya di atas Rp30.000, pernah Rp40.000. Hari ini saya melihat bawang merah sudah di angka Rp17 ribu,” katanya.

Tidak hanya bawang merah, Jokowi menuturkan, harga bahan pangan lain seperti cabai juga relatif baik bahkan mengalami penurunan. “Yang kedua cabai juga sama turun karena diproduksi di Provinsi Banten sendiri,” imbuhnya.

Terkait bansos beras untuk 21,35 juta KPM, setiap keluarga menerima 10 kg beras. Awalnya bantuan ini disalurkan pada November hingga Desember nanti. Tetapi dimajukan, untuk antisipasi dampak el nino. Masyarakat bisa mengecek sendiri secara online, apakah jadi sasaran penerima bantuan atau tidak.

Di bagian lain, Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menjaga stok beras dari hulunya. Yaitu dengan menyiapkan lebih dari setengah juta hektar lahan untuk area tanam dan benih. Tujuannya meningkatkan produktivitas hasil panen. Serta menjaga stok beras nasional di tengah masalah iklim El Nino.

Antisipasi tersebut dilakukan lewat Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino. Perluasan area tanam itu tersebar di enam provinsi utama dan empat provinsi pendukung. Program ini dijalankan sepanjang Agustus sampai Oktober tahun ini.

Program Gernas Pangan tersebut disampaikan Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi. Dia mengatakan sejak awal pemerintah sudah menyiapkan Langkah antisipasi masalah iklim. Upaya tersebut meliputi bayak kegiatan. Seperti distribusi benih, pupuk, serta penanganan panen dan pasca panen. “Untuk distribusi benih, kita mulai dengan identifikasi benih di tiap daerah,” katanya.

Kemudian memberikan fasilitas penyediaan benih yang tahan terhadap kekeringan dan gangguan organisne pengganggu tanaman (OTP). Sampai dengan proses pengawalan pendistribusian benih.

Dia menjelaskan, sebelumnya Kementan sudah melakukan pemetaan daerah yang rawan terdampak iklim. Untuk wilayah pulau Jawa, seluruhnya masuk zona merah rawan terdampak iklim El Nino. Kementan juga melakukan perbanyakan embung, sumur resapan, serta sosialisasi budidaya hemat air. (wan/lyn/jpg)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pasca meninjau gudang Bulog di Jawa Barat dan Jakarta, Presiden Joko Widodo meninjau pasar, kemarin (12/9). Yang didatanginya adalah Pasar Kranggot di Cilegon. Dalam kesempatan itu dia mengetahui bahwa harga beras masih tinggi.

Jokowi menuturkan, permasalahan harga beras masih terjadi di Pasar Kranggot. Namun demikian, Kepala Negara memastiskan bahwa Badan Pangan Nasional/National Ford Agency (NFA) dan Bulog akan melakukan operasi pasar secara masif dalam waktu dekat.

Selain itu, Presiden menambahkan, pemerintah juga telah memulai penyaluran bantuan pangan beras sebanyak 10 kilogram kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) hingga November mendatang.

“Yang kedua Bulog juga melakukan operasi pasar ke ritel-ritel ke Cipinang semuanya akan diguyur beras secara masif.,” ujarnya.

Dengan cara ini diharapkan harga beras akan mulai turun. Selain beras, Jokowi juga mengamati komoditas lain. “Iya ini saya melihat harga-harga sangat baik di sini bahkan untuk bawang merah saya melihat harga yang biasanya di atas Rp30.000, pernah Rp40.000. Hari ini saya melihat bawang merah sudah di angka Rp17 ribu,” katanya.

Tidak hanya bawang merah, Jokowi menuturkan, harga bahan pangan lain seperti cabai juga relatif baik bahkan mengalami penurunan. “Yang kedua cabai juga sama turun karena diproduksi di Provinsi Banten sendiri,” imbuhnya.

Terkait bansos beras untuk 21,35 juta KPM, setiap keluarga menerima 10 kg beras. Awalnya bantuan ini disalurkan pada November hingga Desember nanti. Tetapi dimajukan, untuk antisipasi dampak el nino. Masyarakat bisa mengecek sendiri secara online, apakah jadi sasaran penerima bantuan atau tidak.

Di bagian lain, Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menjaga stok beras dari hulunya. Yaitu dengan menyiapkan lebih dari setengah juta hektar lahan untuk area tanam dan benih. Tujuannya meningkatkan produktivitas hasil panen. Serta menjaga stok beras nasional di tengah masalah iklim El Nino.

Antisipasi tersebut dilakukan lewat Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino. Perluasan area tanam itu tersebar di enam provinsi utama dan empat provinsi pendukung. Program ini dijalankan sepanjang Agustus sampai Oktober tahun ini.

Program Gernas Pangan tersebut disampaikan Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi. Dia mengatakan sejak awal pemerintah sudah menyiapkan Langkah antisipasi masalah iklim. Upaya tersebut meliputi bayak kegiatan. Seperti distribusi benih, pupuk, serta penanganan panen dan pasca panen. “Untuk distribusi benih, kita mulai dengan identifikasi benih di tiap daerah,” katanya.

Kemudian memberikan fasilitas penyediaan benih yang tahan terhadap kekeringan dan gangguan organisne pengganggu tanaman (OTP). Sampai dengan proses pengawalan pendistribusian benih.

Dia menjelaskan, sebelumnya Kementan sudah melakukan pemetaan daerah yang rawan terdampak iklim. Untuk wilayah pulau Jawa, seluruhnya masuk zona merah rawan terdampak iklim El Nino. Kementan juga melakukan perbanyakan embung, sumur resapan, serta sosialisasi budidaya hemat air. (wan/lyn/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/