32.8 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Konstruksi Mulai 9 Oktober

Tol Trans Sumatera
Tol Trans Sumatera

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Setelah terhambat pembebasan lahan, pembangunan proyek tol Trans Sumetera akan dimulai lagi tahun ini. Pemerintah menetapkan konstruksi akan dimulai 9 Oktober. Realisasi pembangunan tol 2.771 kilometer itu kini menunggu peraturan presiden (Prepres).

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, groundbreaking akan dilakukan sebelum Kabinet Indonesia Bersatu jilid II berakhir. “Tanggal 9 Oktober akan mulai dibangun. Namun masih menunggu perpres. Paling lambat perpres harus keluar tanggal 21 Juli,” ungkapnya.

Saat ini, perpres masih dibahas dan diolah di Kantor Menko Perekonomian. Pembangunan tol Trans Sumatera akan dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero). Dahlan mengatakan, sembari menunggu turunnya perpres, Hutama Karya akan berkoordinasi dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Hutama Karya akan meyampaikan rencana bisnis yang sudah mereka buat pada BPJT. Rencana bisnis itu harus disetujui oleh BPJT selaku regulator jalan tol.

Dahlan mengatakan, pada tahap awal akan dibangun empat ruas terlebih dulu. Yakni, Medan-Binjai sepanjang 16,8 km, Pekanbaru-Dumai (135 km), Palembang-Inderalaya (22 km), dan Bakauheni Lampung-Terbanggi Besar (150 km). Total investasi megaproyek itu mencapai sedikitnya Rp 330 triliun.”

Tol Trans Sumatera tidak memakai suntikan dana pemerintah pusat. Investasi murni secara komersial. Selain itu, di dalam pengembangan, Hutama Karya juga didukung perusahaan BUMN lain dan pemerintah daerah.

Dahlan mengatakan, secara bisnis tidak ada masalah jika pembangunan jalan Trans Sumatera tanpa menggunakan APBN. Karena, masih ada pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Rp 2 triliun. “Pemda setempat juga ikut membantu,” ungkapnya.

Mengenai pembebasan lahan, menurut Dahlan, sampai kini masih terus berjalan. Meskipun belum 100 persen lahan yang dibebaskan, menurut Dahlan sudah tidak ada masalah. Dia mencontohkan lahan di Binjai. “50 persen tanahnya milik PTPN. Jadi tidak ada masalah,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Bidang Pengadaan Tanah II Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) “Sri Sudono mengakui pembebasan lahan belum 100 persen. Menurut dia, ada beberapa kendala di lapangan. Dia mencontohkan, ruas Pekanbaru-Dumai. Lahan yang sudah dibebaskan sekitar tujuh kilometer. Sedangkan total panjang tol yang direncanakan 135 kilometer.”Sri mengatakan, meskipun perkembangannya masih tujuh kilometer, lahan di ruas Pekanbaru-Dumai ada yang milik BUMN. Panjangnya sekitar 17 kilometer.

Lahan di ruas Palembang-Indralaya sepanjang 22 kilometer juga baru tujuh kilometer yang dibebaskan. Lambatnya pembebasan lahan di sana karena terkendala air pasang. Sedangkan untuk dua ruas yang lain, yakni Medan-Binjai dan Bakauheni-Terbanggi Besar, sampai kini belum ada pengerjaan. “Kami baru mulai pembebasan lahan untuk kedua ruas itu,” jelasnya.

Meskipun lambat, dia mengatakan, pihaknya terus mempercepat pembangunan tol tersebut. Dia menargetkan tahun ini bisa dibangun. “Sampai saat ini kami terus melakukan percepatan pembebasan lahan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sri mengatakan, pihaknya akan menggenjot proses pembebasan lahan berjalan cepat. Khususnya pada ruas palembang Indralaya dan Pekanbaru-Kadisdumai. Untuk Palembang-Indralaya sekitar 70 persen lahan milik BUMN. Pihak kementerian PU akan melakukan pendekatan dengan kementerian BUMN. Seksi pertama sudah dibebaskan 9,2 kilometer. Sedangkan bagian ke dua lahan yang dibebaskan sekitar 7 kilometer. Sedangkan lahan di Palembang-Indralaya, dari 22 kilometer baru dibebaskan 7 kilometer. (aph/sof)

Tol Trans Sumatera
Tol Trans Sumatera

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Setelah terhambat pembebasan lahan, pembangunan proyek tol Trans Sumetera akan dimulai lagi tahun ini. Pemerintah menetapkan konstruksi akan dimulai 9 Oktober. Realisasi pembangunan tol 2.771 kilometer itu kini menunggu peraturan presiden (Prepres).

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, groundbreaking akan dilakukan sebelum Kabinet Indonesia Bersatu jilid II berakhir. “Tanggal 9 Oktober akan mulai dibangun. Namun masih menunggu perpres. Paling lambat perpres harus keluar tanggal 21 Juli,” ungkapnya.

Saat ini, perpres masih dibahas dan diolah di Kantor Menko Perekonomian. Pembangunan tol Trans Sumatera akan dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero). Dahlan mengatakan, sembari menunggu turunnya perpres, Hutama Karya akan berkoordinasi dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Hutama Karya akan meyampaikan rencana bisnis yang sudah mereka buat pada BPJT. Rencana bisnis itu harus disetujui oleh BPJT selaku regulator jalan tol.

Dahlan mengatakan, pada tahap awal akan dibangun empat ruas terlebih dulu. Yakni, Medan-Binjai sepanjang 16,8 km, Pekanbaru-Dumai (135 km), Palembang-Inderalaya (22 km), dan Bakauheni Lampung-Terbanggi Besar (150 km). Total investasi megaproyek itu mencapai sedikitnya Rp 330 triliun.”

Tol Trans Sumatera tidak memakai suntikan dana pemerintah pusat. Investasi murni secara komersial. Selain itu, di dalam pengembangan, Hutama Karya juga didukung perusahaan BUMN lain dan pemerintah daerah.

Dahlan mengatakan, secara bisnis tidak ada masalah jika pembangunan jalan Trans Sumatera tanpa menggunakan APBN. Karena, masih ada pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Rp 2 triliun. “Pemda setempat juga ikut membantu,” ungkapnya.

Mengenai pembebasan lahan, menurut Dahlan, sampai kini masih terus berjalan. Meskipun belum 100 persen lahan yang dibebaskan, menurut Dahlan sudah tidak ada masalah. Dia mencontohkan lahan di Binjai. “50 persen tanahnya milik PTPN. Jadi tidak ada masalah,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Bidang Pengadaan Tanah II Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) “Sri Sudono mengakui pembebasan lahan belum 100 persen. Menurut dia, ada beberapa kendala di lapangan. Dia mencontohkan, ruas Pekanbaru-Dumai. Lahan yang sudah dibebaskan sekitar tujuh kilometer. Sedangkan total panjang tol yang direncanakan 135 kilometer.”Sri mengatakan, meskipun perkembangannya masih tujuh kilometer, lahan di ruas Pekanbaru-Dumai ada yang milik BUMN. Panjangnya sekitar 17 kilometer.

Lahan di ruas Palembang-Indralaya sepanjang 22 kilometer juga baru tujuh kilometer yang dibebaskan. Lambatnya pembebasan lahan di sana karena terkendala air pasang. Sedangkan untuk dua ruas yang lain, yakni Medan-Binjai dan Bakauheni-Terbanggi Besar, sampai kini belum ada pengerjaan. “Kami baru mulai pembebasan lahan untuk kedua ruas itu,” jelasnya.

Meskipun lambat, dia mengatakan, pihaknya terus mempercepat pembangunan tol tersebut. Dia menargetkan tahun ini bisa dibangun. “Sampai saat ini kami terus melakukan percepatan pembebasan lahan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sri mengatakan, pihaknya akan menggenjot proses pembebasan lahan berjalan cepat. Khususnya pada ruas palembang Indralaya dan Pekanbaru-Kadisdumai. Untuk Palembang-Indralaya sekitar 70 persen lahan milik BUMN. Pihak kementerian PU akan melakukan pendekatan dengan kementerian BUMN. Seksi pertama sudah dibebaskan 9,2 kilometer. Sedangkan bagian ke dua lahan yang dibebaskan sekitar 7 kilometer. Sedangkan lahan di Palembang-Indralaya, dari 22 kilometer baru dibebaskan 7 kilometer. (aph/sof)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/