
Presiden Joko widodo (tengah) bersama menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kanan), Menteri BUMN Rini Soemarno dan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi (ketiga kiri) menekan tombol tanda sudah diresmikan nya Jalan Tol Kualanamu-Tebing tinggi, Jumat (13/10). Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol Trans Sumatera ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,72 km dan Medan-Binjai sepanjang 10,6 km yang telah siap dioperasikan.
Dikatakan Jokowi, Global Competitiveness Indeks di Indonesia saat ini berada pada posisi 36 dari angka sebelumnya 41, sehingga peningkatkan ini diklaim membaik. “Inilah kenapa kalau saya ke lapangan selalu tanya, ada masalah?” katanya.
Dirinya menegaskan, percepatan pembangunan ini harus terus dikejar, termasuk pembebasan lahannya. Sebab ini bukan kepentingan satu atau dua orang, tetapi seluruh masyarakat. Sebab semakin lambat prosesnya, maka efisiensi tidak akan tercapai. “Sekali infrastruktur terlambat, maka akan semakin mahal. Kalau dulu harga tanah masih Rp5 juta hingga Rp10 juta, sekarang sudah Rp100 juta per meter persegi (di Jakarta). Karena kita terlambat membangun dan juga kehilangan biaya karena kemacetan setahun hilang Rp28 triliun. Bayangkan kalau dipakai untuk membangun, sudah berlipat-lipat. Itu makanya saya datang, karena kita ingin semuanya cepat diselesaikan,” jelasnya.
Dengan target pembangunan jalan tol Trans Sumatera untuk wilayah Sumut mulai dari perbatasan Aceh sampai perbatasan Riau, serta penyelesaian Pelabuhan Kuala Tanjung, Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Kawasan Pariwisata Danau Toba serta proyek strategis lainnya, Jokowi mengaku akan sering mengunjungi Sumut.
“Tetapi bukan karena itu juga, sudah tahu kan kenapa? Karena saya juga sudah hampir menjadi orang Batak. Sebentar lagi saya akan jadi keluarga besar Batak,” sebutnya dengan senyum disambut tawa para undangan yang hadir di lokasi gerbang tol Kualanamu.
Terkait pemberlakuan sistem pembayaran elektronik atau e-Toll, Jokowi menyebutkan, kritik yang sempat muncul tersebut tidak beralasan. Dikatakannya bahwa sistem itu untuk perbaikan pelayanan, kemudian memperlancar arus lalu lintas di pintu tol, serta ketiga adalah mengikuti perkembangan dan modernisasi.
“Negara-negara lain sudah pakai sistem e-Toll, ya kita ikuti zamanlah. Apa kita mau cash terus? Sekali lagi, kalau pakai e-Toll, pembayaran akan lebih akurat dan cepat,” sebutnya sekaligus meninjau lokasi ruas jalan Tol Kualanamu-Tebingtinggi.

