31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Prabowo-Sandi Pidato ‘Indonesia Menang’, Hormati Hasil-hasil 7 Presiden

istimewa
PIDATO: Capres Prabowo Subianto didampingi Cawapres Sandiaga Uno menyampaikan pidato kebangsaan, Senin (14/1) malam.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kebebasan pers menjadi salah satu topik yang disinggung Calon Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato kebangsaan ‘Indonesia Menang’ di JCC, Jakarta Selatan, Senin (14/1). Prabowo berjanji akan menghentikan persekusi terhadap pihak-pihak yang tidak sependapat dengan kubunya.

Janji ini merupakan bagian dari fokus ketiga Prabowo-Sandiaga yang dipaparkan, yaitu keadilan di bidang hukum dan demokrasi berkualitas. Dia berjanji menjamin semua hak-hak yang tercantum di UUD 1945n

“Kami akan menjamin semua hak-hak kemerdekaan berserikat serta kebebasan pers. Kita akan hentikan ancaman persekusi terhadap individu, organisasi yang bisa berseberangan pendapat dengan pemerintah,” kata Prabowo didampingi Sandiaga Uno yang berdiri di sampingnya.

Pidato kebangsaan ‘Indonesia Menang’ ini dihadiri Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Presiden PKS Sohibul Iman, dan tokoh lainnya.

Prabowo mengaku siap menerima kritik yang masuk ke pemerintah bila nanti dia menjabat presiden. Menurutnya, kritik penting agar tidak salah jalan. “Kita akan menerima kritik sebagai upaya mengendalikan diri agar kita tidak salah jalan. Bagi kami, kritik adalah justru mengamankan jalannya pemerintahan Republik Indonesia karena bagi kami pemerintah Republik Indonesia harus melayani kepentingan rakyat,” ucapnya.

Prabowo juga berjanji tak akan melupakan hasil pembangunan pemerintah sebelumnya seandainya terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2019. Menurut capres nomor urut 02 itu, hasil pembangunan tiap pemerintahan harus dihormati. “Kita akan menghormati prestasi pendahulu-pendahulu kita. Kita akan lanjutkan apa yang mereka sudah bangun karena hari ini adalah akibat hari kemarin dan hari esok adalah akibat hari ini,” ujarnya.

Prabowo menegaskan, tiap presiden pasti punya hasil pembangunan. Dia akan menghormati hasil-hasil pembangunan mulai Presiden Sukarno hingga Presiden Joko Widodo. “Jadi Saudara-saudara, saya akan mengamankan dan melanjutkan hasil-hasil Bung Karno. Hasil-hasil Presiden Soeharto. Prestasi dan hasil-hasil Abdurrahman Wahid. Hasil-hasil Presiden Ibu Megawati. Hasil-hasil Presiden Habibie, kelupaan tadi sedikit,” ucap Prabowo.

“Prestasi dan hasil-hasil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dan, dan Saudara-saudara sekalian, bahkan hasil-hasil Presiden Joko Widodo itu sendiri,” tegasnya.

Prabowo pun melontarkan sejumlah sikap terkait kebebasan beragama. Ia mengingatkan agar semua pihak tidak mempersoalkan kata-kata yang identik dengan seruan agama, seperti takbir dan haleluya. “Kalau dengar takbir, kalau dengar Allahuakbar, jangan permasalahkan. Itu memuliakan Tuhan yang Mahabesar,” kata Prabowo.

Prabowo menegaskan, semua agama bebas berekspresi di Indonesia. “Di semua agama juga begitu, silakan Saudara yang Nasrani, silakan haleluya,” katanya.

Capres yang diusung Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, dan didukung Partai Berkarya serta PBB ini menekankan, Indonesia berlandaskan Pancasila, bukan ekstrem ataupun fanatik. Ia lantas menyinggung organisasi yang dilarang tanpa putusan pengadilan.

“Kami juga memastikan tidak ada organisasi yang sudah taat pada Pancasila dan UUD 1945 yang terus-menerus distigma tanpa putusan pengadilan. Kami memastikan hukum di negeri ini tanpa pandang bulu dan tidak tebang pilih,” kata Prabowo.

“Keadilan untuk semua, bukan untuk mereka yang kuat dan yang punya uang,” tegasnya.

Prabowo pun menutup pidato politik visi ‘Indonesia Menang’ dengan takbir Allahuakbar. Prabowo mengajak seluruh relawan untuk berjuang bersama di Pilpres 2019. “Izinkanlah saya seagai anak bangsa yang beragama Islam, saya ingin mengumandangkan takbir, Allahuakbar…Allahuakbar…Allahuakbar. Merdeka…merdeka…merdeka,” pekik Prabowo disambut pendukung yang hadir di JCC Senayan, Jakarta.

Prabowo kemudian mengajak seluruh pendukungnya menyatukan barisan. “Selamat berjuang bersama-sama, kita menuju Indonesia Menang,” katanya.

Sekitar 40 menit Prabowo menyampaikan visi misi ‘Indonesia Menang’ itu dibungkus dalam sebuah strategi ‘Dorongan Besar’. Prabowo mengatakan, strategi ‘Dorongan Besar’ itu berarti tidak boleh bekerja setengah-setengah. Indonesia harus bekerja keras untuk mewujudkan swasembada pangan, energi, air bersih, dan membangun lembaga-lembaga yang kuat serta pertahanan yang kokoh. “Untuk mencapai itu semua, kami menggariskan lima fokus utama program kerja nasional,” ujar Prabowo.

Fokus pertama adalah ekonomi yang mengutamakan rakyat, adil, makmur, berkualitas, dan berwawasan lingkungan. Fokus kedua adalah peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial. Fokus ketiga adalah keadilan di bidang hukum dan demokrasi berkualitas. Fokus keempat adalah menjadikan Indonesia rumah yang aman, nyaman, dan berdaulat bagi seluruh rakyat Indonesia. Fokus kelima adalah penguatan karakter dan kepribadian bangsa yang luhur. (bbs/adz)

istimewa
PIDATO: Capres Prabowo Subianto didampingi Cawapres Sandiaga Uno menyampaikan pidato kebangsaan, Senin (14/1) malam.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kebebasan pers menjadi salah satu topik yang disinggung Calon Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato kebangsaan ‘Indonesia Menang’ di JCC, Jakarta Selatan, Senin (14/1). Prabowo berjanji akan menghentikan persekusi terhadap pihak-pihak yang tidak sependapat dengan kubunya.

Janji ini merupakan bagian dari fokus ketiga Prabowo-Sandiaga yang dipaparkan, yaitu keadilan di bidang hukum dan demokrasi berkualitas. Dia berjanji menjamin semua hak-hak yang tercantum di UUD 1945n

“Kami akan menjamin semua hak-hak kemerdekaan berserikat serta kebebasan pers. Kita akan hentikan ancaman persekusi terhadap individu, organisasi yang bisa berseberangan pendapat dengan pemerintah,” kata Prabowo didampingi Sandiaga Uno yang berdiri di sampingnya.

Pidato kebangsaan ‘Indonesia Menang’ ini dihadiri Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Presiden PKS Sohibul Iman, dan tokoh lainnya.

Prabowo mengaku siap menerima kritik yang masuk ke pemerintah bila nanti dia menjabat presiden. Menurutnya, kritik penting agar tidak salah jalan. “Kita akan menerima kritik sebagai upaya mengendalikan diri agar kita tidak salah jalan. Bagi kami, kritik adalah justru mengamankan jalannya pemerintahan Republik Indonesia karena bagi kami pemerintah Republik Indonesia harus melayani kepentingan rakyat,” ucapnya.

Prabowo juga berjanji tak akan melupakan hasil pembangunan pemerintah sebelumnya seandainya terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2019. Menurut capres nomor urut 02 itu, hasil pembangunan tiap pemerintahan harus dihormati. “Kita akan menghormati prestasi pendahulu-pendahulu kita. Kita akan lanjutkan apa yang mereka sudah bangun karena hari ini adalah akibat hari kemarin dan hari esok adalah akibat hari ini,” ujarnya.

Prabowo menegaskan, tiap presiden pasti punya hasil pembangunan. Dia akan menghormati hasil-hasil pembangunan mulai Presiden Sukarno hingga Presiden Joko Widodo. “Jadi Saudara-saudara, saya akan mengamankan dan melanjutkan hasil-hasil Bung Karno. Hasil-hasil Presiden Soeharto. Prestasi dan hasil-hasil Abdurrahman Wahid. Hasil-hasil Presiden Ibu Megawati. Hasil-hasil Presiden Habibie, kelupaan tadi sedikit,” ucap Prabowo.

“Prestasi dan hasil-hasil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dan, dan Saudara-saudara sekalian, bahkan hasil-hasil Presiden Joko Widodo itu sendiri,” tegasnya.

Prabowo pun melontarkan sejumlah sikap terkait kebebasan beragama. Ia mengingatkan agar semua pihak tidak mempersoalkan kata-kata yang identik dengan seruan agama, seperti takbir dan haleluya. “Kalau dengar takbir, kalau dengar Allahuakbar, jangan permasalahkan. Itu memuliakan Tuhan yang Mahabesar,” kata Prabowo.

Prabowo menegaskan, semua agama bebas berekspresi di Indonesia. “Di semua agama juga begitu, silakan Saudara yang Nasrani, silakan haleluya,” katanya.

Capres yang diusung Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, dan didukung Partai Berkarya serta PBB ini menekankan, Indonesia berlandaskan Pancasila, bukan ekstrem ataupun fanatik. Ia lantas menyinggung organisasi yang dilarang tanpa putusan pengadilan.

“Kami juga memastikan tidak ada organisasi yang sudah taat pada Pancasila dan UUD 1945 yang terus-menerus distigma tanpa putusan pengadilan. Kami memastikan hukum di negeri ini tanpa pandang bulu dan tidak tebang pilih,” kata Prabowo.

“Keadilan untuk semua, bukan untuk mereka yang kuat dan yang punya uang,” tegasnya.

Prabowo pun menutup pidato politik visi ‘Indonesia Menang’ dengan takbir Allahuakbar. Prabowo mengajak seluruh relawan untuk berjuang bersama di Pilpres 2019. “Izinkanlah saya seagai anak bangsa yang beragama Islam, saya ingin mengumandangkan takbir, Allahuakbar…Allahuakbar…Allahuakbar. Merdeka…merdeka…merdeka,” pekik Prabowo disambut pendukung yang hadir di JCC Senayan, Jakarta.

Prabowo kemudian mengajak seluruh pendukungnya menyatukan barisan. “Selamat berjuang bersama-sama, kita menuju Indonesia Menang,” katanya.

Sekitar 40 menit Prabowo menyampaikan visi misi ‘Indonesia Menang’ itu dibungkus dalam sebuah strategi ‘Dorongan Besar’. Prabowo mengatakan, strategi ‘Dorongan Besar’ itu berarti tidak boleh bekerja setengah-setengah. Indonesia harus bekerja keras untuk mewujudkan swasembada pangan, energi, air bersih, dan membangun lembaga-lembaga yang kuat serta pertahanan yang kokoh. “Untuk mencapai itu semua, kami menggariskan lima fokus utama program kerja nasional,” ujar Prabowo.

Fokus pertama adalah ekonomi yang mengutamakan rakyat, adil, makmur, berkualitas, dan berwawasan lingkungan. Fokus kedua adalah peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial. Fokus ketiga adalah keadilan di bidang hukum dan demokrasi berkualitas. Fokus keempat adalah menjadikan Indonesia rumah yang aman, nyaman, dan berdaulat bagi seluruh rakyat Indonesia. Fokus kelima adalah penguatan karakter dan kepribadian bangsa yang luhur. (bbs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/