JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Peringatan Paskah tahun 2017 di Gereja Katedral Jakarta Pusat mengusung tema “Makin Adil, Makin Beradab” dalam Paskah tahun ini. Tema itu diambil dari nilai Pancasila, khususnya sila ke-2, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Demikian disampaikan Romo Kristiono Puspo di Gereja Katedral, Jakarta, Jumat (14/4). Romo mengatakan, tema Paskah tahun ini, gaung besarnya lima tahun Keuskupan Agung Jakarta adalah amalkan Pancasila. Kemudian, dalam tahun-tahunnya ada tema kecil, tahun ini adalah makin adil dan makin beradab.
Dia menjelaskan, tema tersebut diusung karena melihat dinamika yang terjadi di dalam masyarakat Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Terlebih, ada beberapa kekerasan yang terjadi, baik itu menyangkut keagamaan dan sosial politik.
Romo menyebutkan, situasi sekarang ini, ketidakadilan, Korupsi, kekerasan itu mudah sekali terjadi. Oleh karena itu, ini sangat erat kaitannya dengan Pancasila. Kita diharapkan Paskah ini bangkit. “Kita harus bangkit, berani untuk mengubah diri kita jadi lebih baik dan mengubah masyarakat kita juga jadi lebih baik, agar dunia yang kita pijak bersama ini damai sejahtera bagi siapapun,” ujarnya.
Sementara itu, dia mencontohkan, toleransi antarumat beragama yang terjalin baik selama ini, yakni antara Katedral dan Masjid Istiqlal yang letaknya sangat dekat, hanya berseberangan jalan. Menurut dia, dalam setiap ritual keagamaan atau perayaan hari besar masing-masing saling membantu, khususnya untuk parkir kendaraan.
“Sampai saat ini, Katedral dan Istiqlal tidak pernah punya problem. Kalau di sini ada ibadah atau perayaan, kita bisa parkir di sana. Begitu sebaliknya, Idul Fitri, Idul Adha, kita bisa saling berbagi. Ini kan bentuk dari toleransi,” sebutnya.
Terkait Pilkada DKI Jakarta, Kristianto menuturkan, pihak Gereja Katedral tidak ikut melakukan bujukan atau larangan memilih calon. Gereja hanya untuk tempat beribadah untuk umat Kristiani, bukan untuk kampanye politik.
“Kita tidak pernah mengimbau untuk memilih ini atau itu. Tapi, sesuai hati nurani, pilihlah terbaik sesuai hati nurani. Bahkan, gereja tidak boleh dipakai untuk kampanye,” tuturnya.