25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Bintara Polri Punya Rekening Triliunan Rupiah

JAYAPURA- Kepolisian Daerah Papua dikagetkan dengan adanya rekening seorang anggota Bintara Polri berinisial Aiptu LB (Labora Sitorus) mencapai Rp1,5 triliun. Meski nilai itu adalah transaksi keuangan komulatif selama 5 tahun, namun temuan itu sangat mencengangkan.

Kapolda Papua Irjen Pol M Tito Karnavian saat ditanya wartawan membenarkan bahwa salah satu anggotanya memiliki transaksi keuangan hingga Rp1,5 triliun. “Hal ini sesuai laporan dari Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang kami terima, yang mana salah satu anggota berinisial Aiptu LB memiliki transaksi keuangan di perbankan mencapai Rp1,5 triliun,” ungkap Kapolda usai menghadiri acara ulang tahun ke-30 Yayasan Kemala Bhayangkari di ruang Rastrasamara Polda Papua, Selasa (14/5) kemarin.

Kapolda menjelaskan bahwa uang dengan nominal Rp1,5 triliun itu hanya jumlah dari transaksi yang berjalan dalam kurun beberapa waktu, bukan nilai saldo terakhirnya di bank. “Nilai Rp 1,5 T itu hanya akumulasi dari  nilai transaksi selama kurun waktu sekitar 5 tahun sejak 2007 hingga 2012. Yang mana dalam kurun waktu itu jika dijumlahkan total uang masuk dan keluar di rekeningnya mencapai sekitar Rp1,5 T. Sementara berapa jumlah kredit terakhir masih dihitung,” ungkapnya didampingi Wakapolda Papua Brigjen Pol Drs Paulus Waterpauw.

Mantan Kadensus 88 ini menjelaskan, dari hasil investigasi yang dilakukan timnya sementara ini bahwa transaksi keluar masuk uang di rekening yang bersangkutan jumlahnya bervariatif. “Kadang ada yang keluar atau masuk ratusan juta, kadang juga miliaran,” tuturnya.

Atas temuan ini Kapolda menegaskan bahwa anggotanya itu masih diperiksa dan berstatus sebagai saksi. “Tindakan kami yaitu sudah memeriksa dia di Sorong. Yang mana itu terkait dalam kasus penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diduga sebagai sumber dananya,” paparnya.
Kapolda mengungkapkan, dalam kasus penyalahgunaan BBM itu, tim penyidik telah menyita 1 juta liter BBM. “Saat ini tim gabungan dari Bareskrim Mabes Polri dan Polda Papua sudah mengamankan 1 juta ton BBM miliki yang bersangkutan, sebab diduga ia memiliki BBM itu tidak sesuai prosedur. Hanya saat ini statusnya masih saksi,” ucapnya.

Tidak sampai di situ saja, Kapolda juga membeberkan bahwa LM juga diperiksa dalam masalah illegal logging yang ada di Sorong-Raja Ampat. “Dugaan kami sementara ini, selain dari BBM, dananya juga berasal dari hasil illegal logging, namun ini masih kami kembangkan,” tukasnya.
Ditanya apakah yang bersangkutan memiliki BBM ilegal dari transaksi BBM di tengah laut melalui kapal tanker? Kapolda menyatakan masih mendalaminya. Sebab pihaknya masih mengusut dari mana saja asal BBM miliknya itu hingga begitu banyak.

Kemudian saat ditanya apakah kayu yang dimiliki LB adalah hasil perambahan hutan? Kapolda menjelaskan bahwa pihaknya juga masih menyelidikinya. “Masih kami dalami, hasil investigasi awal, kayunya itu dibeli dari sekelompok masyarakat,” ujarnya.

Kapolda kembali menjelaskan bahwa Aiptu LS masih dijadikan sebagai saksi dalam dugaan tindak pidana memiliki BBM secara ilegal, memiliki kayu ilegal dan pencucian uang di wilayah Sorong. “Nama perusahaannya saya tidak hafal. Hanya ada dua perusahaan yang menangani BBM dan kayu, bukan atas namanya LB. Maka dari itu hingga saat ini kami terus memeriksa pengurus perusahaan. Nanti jika memang ada kaitannya, tentu statusnya bisa berubah menjadi tersangka,” tegasnya.

Informasi yang diterima Cenderawasih Pos (grup Sumut Pos) dari sumber terpercaya yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa Aiptu LB yang merupakan anggota Polres Sorong itu diduga merupakan mafia kayu dan BBM di daerah Sorong atau Papua Barat.

Bahkan kurang lebih 15 kontainer kayu yang diamankan di Tanjung Perak Surabaya beberapa hari lalu adalah miliknya. Tidak itu saja, merebak kabar bahwa sebelum kepemimpinan Kapolda M. Tito Karnavian dan Wakapolda Paulus Waterpauw, bahwa LS juga kerap menjadi sumber penghasilan beberapa petinggi Polda Papua. “Saya harap dalam kepemimpinan Pak Tito Karnavian ini kebenarannya bisa terungkap,” harapnya. (ro/fud/jpnn)

JAYAPURA- Kepolisian Daerah Papua dikagetkan dengan adanya rekening seorang anggota Bintara Polri berinisial Aiptu LB (Labora Sitorus) mencapai Rp1,5 triliun. Meski nilai itu adalah transaksi keuangan komulatif selama 5 tahun, namun temuan itu sangat mencengangkan.

Kapolda Papua Irjen Pol M Tito Karnavian saat ditanya wartawan membenarkan bahwa salah satu anggotanya memiliki transaksi keuangan hingga Rp1,5 triliun. “Hal ini sesuai laporan dari Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang kami terima, yang mana salah satu anggota berinisial Aiptu LB memiliki transaksi keuangan di perbankan mencapai Rp1,5 triliun,” ungkap Kapolda usai menghadiri acara ulang tahun ke-30 Yayasan Kemala Bhayangkari di ruang Rastrasamara Polda Papua, Selasa (14/5) kemarin.

Kapolda menjelaskan bahwa uang dengan nominal Rp1,5 triliun itu hanya jumlah dari transaksi yang berjalan dalam kurun beberapa waktu, bukan nilai saldo terakhirnya di bank. “Nilai Rp 1,5 T itu hanya akumulasi dari  nilai transaksi selama kurun waktu sekitar 5 tahun sejak 2007 hingga 2012. Yang mana dalam kurun waktu itu jika dijumlahkan total uang masuk dan keluar di rekeningnya mencapai sekitar Rp1,5 T. Sementara berapa jumlah kredit terakhir masih dihitung,” ungkapnya didampingi Wakapolda Papua Brigjen Pol Drs Paulus Waterpauw.

Mantan Kadensus 88 ini menjelaskan, dari hasil investigasi yang dilakukan timnya sementara ini bahwa transaksi keluar masuk uang di rekening yang bersangkutan jumlahnya bervariatif. “Kadang ada yang keluar atau masuk ratusan juta, kadang juga miliaran,” tuturnya.

Atas temuan ini Kapolda menegaskan bahwa anggotanya itu masih diperiksa dan berstatus sebagai saksi. “Tindakan kami yaitu sudah memeriksa dia di Sorong. Yang mana itu terkait dalam kasus penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diduga sebagai sumber dananya,” paparnya.
Kapolda mengungkapkan, dalam kasus penyalahgunaan BBM itu, tim penyidik telah menyita 1 juta liter BBM. “Saat ini tim gabungan dari Bareskrim Mabes Polri dan Polda Papua sudah mengamankan 1 juta ton BBM miliki yang bersangkutan, sebab diduga ia memiliki BBM itu tidak sesuai prosedur. Hanya saat ini statusnya masih saksi,” ucapnya.

Tidak sampai di situ saja, Kapolda juga membeberkan bahwa LM juga diperiksa dalam masalah illegal logging yang ada di Sorong-Raja Ampat. “Dugaan kami sementara ini, selain dari BBM, dananya juga berasal dari hasil illegal logging, namun ini masih kami kembangkan,” tukasnya.
Ditanya apakah yang bersangkutan memiliki BBM ilegal dari transaksi BBM di tengah laut melalui kapal tanker? Kapolda menyatakan masih mendalaminya. Sebab pihaknya masih mengusut dari mana saja asal BBM miliknya itu hingga begitu banyak.

Kemudian saat ditanya apakah kayu yang dimiliki LB adalah hasil perambahan hutan? Kapolda menjelaskan bahwa pihaknya juga masih menyelidikinya. “Masih kami dalami, hasil investigasi awal, kayunya itu dibeli dari sekelompok masyarakat,” ujarnya.

Kapolda kembali menjelaskan bahwa Aiptu LS masih dijadikan sebagai saksi dalam dugaan tindak pidana memiliki BBM secara ilegal, memiliki kayu ilegal dan pencucian uang di wilayah Sorong. “Nama perusahaannya saya tidak hafal. Hanya ada dua perusahaan yang menangani BBM dan kayu, bukan atas namanya LB. Maka dari itu hingga saat ini kami terus memeriksa pengurus perusahaan. Nanti jika memang ada kaitannya, tentu statusnya bisa berubah menjadi tersangka,” tegasnya.

Informasi yang diterima Cenderawasih Pos (grup Sumut Pos) dari sumber terpercaya yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa Aiptu LB yang merupakan anggota Polres Sorong itu diduga merupakan mafia kayu dan BBM di daerah Sorong atau Papua Barat.

Bahkan kurang lebih 15 kontainer kayu yang diamankan di Tanjung Perak Surabaya beberapa hari lalu adalah miliknya. Tidak itu saja, merebak kabar bahwa sebelum kepemimpinan Kapolda M. Tito Karnavian dan Wakapolda Paulus Waterpauw, bahwa LS juga kerap menjadi sumber penghasilan beberapa petinggi Polda Papua. “Saya harap dalam kepemimpinan Pak Tito Karnavian ini kebenarannya bisa terungkap,” harapnya. (ro/fud/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/