Budi Gunawan Didorong Masuk Kabinet
Dari informasi yang dihimpun termasuk dari internal PDIP, Budi Gunawan yang kembali gagal menjadi kapolri akan didorong masuk ke kabinet. Yaitu, dalam agenda reshuffle jilid II yang kemungkinan juga akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Sebab, bagaimanapun jenjang karir yang bersangkutan kini sudah mentok di kepolisian.
Selain itu, sebagai kompensasi lainnya gagal menempatkan Budi Gunawan sebagai kapolri, dorongan PDIP untuk menggeser sejumlah menteri juga akan diakomodir. Salah satu yang paling kencang selama ini adalah menggusur Rini Soemarno dari kursi menteri BUMN.
Selain PDIP, belakangan, PKB juga termasuk yang turut mendorong figur Budi Gunawan untuk menjadi calon kapolri. Meski demikian, anggota Komisi III dari PKB Jazilul Fawaid juga termasuk yang menyambut positif keputusan presiden menunjuk Tito tersebut.
”Pak Tito Karnavian itu jujur, sederhana, bersih, berintegritas, tidak banyak bicara, tapi banyak kerja secara diam-diam. Itulah yang disenangi Presiden Jokowi,” nilai Jazil. Menurut dia, presiden selama ini memang lebih suka para pembantunya yang memberikan bukti dengan kerja dan prestasi. ”Ketimbang mereka yang banyak bicara, namun minim kerja,” imbuhnya.
Atas hal tersebut, dia memastikan kalau fraksinya akan mendukung pengajuan Tito nantinya. Termasuk, akan mengamankan dalam proses lanjutan nantinya di parlemen. ”Jadi, kami di FPKB pasti mendukung Pak Tito yang telah dipilih presiden,” tandasnya, lagi.
Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo secara terpisah menyatakan, pihaknya menargetkan sebelum memasuki libur hari raya Idul Fitri, Komisi III sudah melakukan fit and proper test calon Kapolri. Bambang sendiri menyambut positif terpilihnya Tito sebagai calon Kapolri, meski dari sisi senioritas, mantan Kapolda Metro Jaya itu melompati beberapa angkatan.
”Dari sisi kepangkatan sudah memenuhi ketentuan, dari sisi kemampuan, kecerdasan, intelektualitas, dan profesionalitas tidak ada yang meragukan,” kata Bambang.
Sementara itu peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Firdaus Ilyas mengatakan, nama Tito Karnivian selama ini belum masuk dalam daftar polisi yang memiliki transaksi mencurigakan dan rekening gendut. ’’Kami belum menemukan namanya,’’ ujarnya.
Firdaus sendiri mengapresiasi pilihan Presiden yang tidak berdasarkan urut kacang. ’’Saya rasa ini hal yang baik untuk organisasi. Memilih petinggi instansi tak berdasarkan urut kacang,’’ terangnya. Reward untuk pejabat memang seharusnya diberikan berdasarkan prestasi, bukan sekedar senioritas.
Dia menduga, Presiden punya misi khusus memilih Tito yang masih punya karir panjang di kepolisian. ’’Dengan masa jabatan dia yang masih panjang, mungkin Pak Tito ini diberi kesempatan untuk melakukan segala perubahan di Polri,’’ kata Firdaus. (bay/dyn/gun)