31.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Mutasi Covid-19 P1 Brasil Diklaim Lebih Mematikan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Studi yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan mengatakan mutasi Covid-19 varian P.1 yang ditemukan pertama kali di Brasil diklaim lebih mematikan dan mampu mempengaruhi antibodi.

Penelitian yang dilakukan oleh lembaga kesehatan masyarakat Fiocruz terhadap varian P.1 yang beredar di Brasil Studi menemukan, mutasi di daerah ujung virus yang digunakan untuk masuk dan menginfeksi sel.

Perubahan itu, kata para ilmuwan, dapat membuat virus lebih kebal terhadap vaksin yang menargetkan lonjakan protein dengan implikasi yang berpotensi besar memperparah pandemi di negara terpadat di Amerika Latin itu.

“Kami yakin itu adalah mekanisme mutasi lain yang diciptakan virus untuk menghindari respons antibodi,” ujar Felipe Naveca, salah satu penulis studi di kota Manaus Amazon, seperti dikutip Reuters.

Naveca mengatakan perubahan itu tampak serupa dengan mutasi yang terlihat pada varian Afrika Selatan B1351 yang dinilai agresif. Peneliti telah menunjukkan mutasi ini mempengaruhi kemanjuran pada beberapa vaksin.

“Ini sangat mengkhawatirkan karena virus terus mengalami percepatan evolusinya,” katanya.

Penelitian telah menunjukkan varian P1 terbukti 2,5 kali lebih menular daripada virus Corona asli, dan lebih resisten terhadap antibodi.

Varian tersebut, yang dengan cepat menjadi dominan di Brasil, dianggap sebagai faktor besar di balik naiknya gelombang kedua lonjakan kasus positif virus Corona, yang menyebabkan lebih dari 350.000 orang tewas.

Dikutip India Today, mutasi P.1 juga memengaruhi kalangan muda. Hal ini terbukti pada bulan Maret lebih dari setengah pasien dalam perawatan di rumah sakit berusia di bawah 40 tahun.

Menurut ilmuwan di fakultas kedokteran Universitas Sao Paulo, Ester Sabino mengatakan terjadinya mutasi virus varian P.1 bukan hal yang mengherankan, mengingat penularan yang terbilang cepat.

“Jika Anda memiliki tingkat penularan yang tinggi, seperti yang dialami di Brasil saat ini, maka risiko mutasi dan varian baru di tempat Anda meningkat,” ujarnya.

Pada hari Selasa, Prancis menangguhkan semua penerbangan dari dan ke Brasil dalam upaya pencegahan penyebaran varian baru. Karena itu perekonomian di Amerika Latin menjadi semakin terisolasi.

Varian B1525 Sudah Masuk Indonesia

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian virus corona B1525 sudah terdeteksi di Indonesia. Kasus Covid-19 dari varian virus corona B1525 terdeteksi pada Februari 2021 yang dibawa oleh pelaku perjalanan dari Malaysia.

“Iya satu spesimen pos di Februari dari PMI Malaysia. Ini (pasien Covid-19 berada) di Batam,” kata Nadia saat dikonfirmasi, Jumat (16/4).

Nadia mengatakan, virus B1525 merupakan varian tersendiri dari virus corona. Sementara itu, terkait apakah varian virus Corona B1525 lebih menular dari B.1.1.7, menurut Nadia, harus dipastikan lebih lanjut. “Ini virus of interest ya, kalau di WHO artinya ada dugaaan (lebih menular) secara laboratorium, tapi perlu dipastikan lebih lanjut,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nadia menjelaskan, vaksin Covid-19 yang digunakan saat ini masih efektif melawan varian virus corona. Buktinya, pasien Covid-19 yang terpapar B1525 sudah dinyatakan sembuh. “Sudah (sembuh) karena pos jadi sudah melalui karantina, dan tidak ada yang di rawat di rumah sakit,” kata dia. (cnn/kps)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Studi yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan mengatakan mutasi Covid-19 varian P.1 yang ditemukan pertama kali di Brasil diklaim lebih mematikan dan mampu mempengaruhi antibodi.

Penelitian yang dilakukan oleh lembaga kesehatan masyarakat Fiocruz terhadap varian P.1 yang beredar di Brasil Studi menemukan, mutasi di daerah ujung virus yang digunakan untuk masuk dan menginfeksi sel.

Perubahan itu, kata para ilmuwan, dapat membuat virus lebih kebal terhadap vaksin yang menargetkan lonjakan protein dengan implikasi yang berpotensi besar memperparah pandemi di negara terpadat di Amerika Latin itu.

“Kami yakin itu adalah mekanisme mutasi lain yang diciptakan virus untuk menghindari respons antibodi,” ujar Felipe Naveca, salah satu penulis studi di kota Manaus Amazon, seperti dikutip Reuters.

Naveca mengatakan perubahan itu tampak serupa dengan mutasi yang terlihat pada varian Afrika Selatan B1351 yang dinilai agresif. Peneliti telah menunjukkan mutasi ini mempengaruhi kemanjuran pada beberapa vaksin.

“Ini sangat mengkhawatirkan karena virus terus mengalami percepatan evolusinya,” katanya.

Penelitian telah menunjukkan varian P1 terbukti 2,5 kali lebih menular daripada virus Corona asli, dan lebih resisten terhadap antibodi.

Varian tersebut, yang dengan cepat menjadi dominan di Brasil, dianggap sebagai faktor besar di balik naiknya gelombang kedua lonjakan kasus positif virus Corona, yang menyebabkan lebih dari 350.000 orang tewas.

Dikutip India Today, mutasi P.1 juga memengaruhi kalangan muda. Hal ini terbukti pada bulan Maret lebih dari setengah pasien dalam perawatan di rumah sakit berusia di bawah 40 tahun.

Menurut ilmuwan di fakultas kedokteran Universitas Sao Paulo, Ester Sabino mengatakan terjadinya mutasi virus varian P.1 bukan hal yang mengherankan, mengingat penularan yang terbilang cepat.

“Jika Anda memiliki tingkat penularan yang tinggi, seperti yang dialami di Brasil saat ini, maka risiko mutasi dan varian baru di tempat Anda meningkat,” ujarnya.

Pada hari Selasa, Prancis menangguhkan semua penerbangan dari dan ke Brasil dalam upaya pencegahan penyebaran varian baru. Karena itu perekonomian di Amerika Latin menjadi semakin terisolasi.

Varian B1525 Sudah Masuk Indonesia

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian virus corona B1525 sudah terdeteksi di Indonesia. Kasus Covid-19 dari varian virus corona B1525 terdeteksi pada Februari 2021 yang dibawa oleh pelaku perjalanan dari Malaysia.

“Iya satu spesimen pos di Februari dari PMI Malaysia. Ini (pasien Covid-19 berada) di Batam,” kata Nadia saat dikonfirmasi, Jumat (16/4).

Nadia mengatakan, virus B1525 merupakan varian tersendiri dari virus corona. Sementara itu, terkait apakah varian virus Corona B1525 lebih menular dari B.1.1.7, menurut Nadia, harus dipastikan lebih lanjut. “Ini virus of interest ya, kalau di WHO artinya ada dugaaan (lebih menular) secara laboratorium, tapi perlu dipastikan lebih lanjut,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nadia menjelaskan, vaksin Covid-19 yang digunakan saat ini masih efektif melawan varian virus corona. Buktinya, pasien Covid-19 yang terpapar B1525 sudah dinyatakan sembuh. “Sudah (sembuh) karena pos jadi sudah melalui karantina, dan tidak ada yang di rawat di rumah sakit,” kata dia. (cnn/kps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/