25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Jati Diri Orang Muda Batak Mengkhawatirkan

Harun Situmeang

JAKARTA-Ternyata saat ini, banyak orang muda yang malu mengakui dirinya berasal dari suku batak. Terutama dari mereka yang telah tinggal dan bermukim di kota-kota besar seperti Medan dan Jakarta. Hal ini dapat terlihat dengan jelas, setidaknya dari penggunaan marga maupun bahasa.

Lebih memprihatinkan lagi, kondisi ini menurut musisi senior Harun Situmeang, sudah sampai pada taraf yang begitu mengkhawatirkan.
Mantan personel trio Melody King ini membandingkan pada masa lalu ketika sumpah pemuda diproklamirkan, “Itu orang muda Batak, tidak malu-malu menunjukkan identitas diri sebagai Jong Batak.”

Demikian juga pada masa-masa era 80-an, banyak perantau-perantau membentuk komunitas orang muda dengan identitas kebatakan yang tetap melekat erat. “Tapi kini masalah jatidiri ini, sepertinya telah begitu mengkhawatirkan,”ungkapnya. Oleh sebab itu, Harun sangat mendorong dan mengapresiasikan jika ada orang-orang muda yang mau peduli, walau sekecil apapun kontribusi yang ada, menurutnya itu sudah lebih dari cukup untuk menggugah. Semisal dengan menggelar festival lagu-lagu batak khusus bagi orang-orang muda. Maupun membentuk komunitas seperti organisasi Naposo Bulung Jakarta (Nabaja) dan Paguyuban Siantar Man.

“Banggalah menjadi orang Batak, sebab batak merupakan identitas diri yang telah melekat sejak dari nenek moyang yang tidak dapat dilepaskan, meskipun kita tidak mau mengakuinya,” katanya.

Apalagi, lanjutnya, Batak sendiri merupakan identitas yang telah mendunia. Batak yang cukup sukses hingga ke mancanegara, namun tetap mengakui dirinya sebagai orang Batak. (gir)

Harun Situmeang

JAKARTA-Ternyata saat ini, banyak orang muda yang malu mengakui dirinya berasal dari suku batak. Terutama dari mereka yang telah tinggal dan bermukim di kota-kota besar seperti Medan dan Jakarta. Hal ini dapat terlihat dengan jelas, setidaknya dari penggunaan marga maupun bahasa.

Lebih memprihatinkan lagi, kondisi ini menurut musisi senior Harun Situmeang, sudah sampai pada taraf yang begitu mengkhawatirkan.
Mantan personel trio Melody King ini membandingkan pada masa lalu ketika sumpah pemuda diproklamirkan, “Itu orang muda Batak, tidak malu-malu menunjukkan identitas diri sebagai Jong Batak.”

Demikian juga pada masa-masa era 80-an, banyak perantau-perantau membentuk komunitas orang muda dengan identitas kebatakan yang tetap melekat erat. “Tapi kini masalah jatidiri ini, sepertinya telah begitu mengkhawatirkan,”ungkapnya. Oleh sebab itu, Harun sangat mendorong dan mengapresiasikan jika ada orang-orang muda yang mau peduli, walau sekecil apapun kontribusi yang ada, menurutnya itu sudah lebih dari cukup untuk menggugah. Semisal dengan menggelar festival lagu-lagu batak khusus bagi orang-orang muda. Maupun membentuk komunitas seperti organisasi Naposo Bulung Jakarta (Nabaja) dan Paguyuban Siantar Man.

“Banggalah menjadi orang Batak, sebab batak merupakan identitas diri yang telah melekat sejak dari nenek moyang yang tidak dapat dilepaskan, meskipun kita tidak mau mengakuinya,” katanya.

Apalagi, lanjutnya, Batak sendiri merupakan identitas yang telah mendunia. Batak yang cukup sukses hingga ke mancanegara, namun tetap mengakui dirinya sebagai orang Batak. (gir)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/