29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

KPK Ragukan Jero Wacik

JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan pihaknya sudah lama mengendus adanya dugaan aliran dana terselubung di tubuh sektor Energi.

Kendati Menteri ESDM Jero Wacik menyebut uang 200 ribu dollar AS yang disita KPK di kantor Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Waryono Karyo, untuk operasional kelembagaan, KPK tak sepenuhnya percaya dengan pembelaan menteri asal Partai Demokrat tersebut.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mempertanyakan pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik bahwa terkait uang 200.000 dollar AS yang ditemukan di ruang Sekretariat Jenderal ESDM adalah uang operasional.

“Uang operasional kok dollar, bos? Operasional buat apa ya?” ujar Bambang di Gedung KPK Jakarta, Jumat (16/8).
Menurut Bambang, Jero harusnya bisa menjelaskan lagi secara lebih detail mengenai uang tersebut. Penjelasan yang hanya menyebut uang itu sebagai uang operasional dinilai tidak bisa menjelaskan kewajaran uang tersebut.

“Harusnya kita minta kepada Pak Jero Wacik untuk menjelaskan lagi kewajaran uang tersebut, wajar tidak ada dollar di sana?” tanya Bambang.

Bambang menyatakan KPK masih terus melakukan penggeledahan terkait kasus korupsi Satuan Kerja Khusus Migas. Namun pihak KPK memilih untuk merahasiakan terlebih dahulu lokasi yang tengah dan akan digeledah oleh penyidik. Bambang menutup rapat soal lokasi penggeledahan.

“Malam ini pun (Jumat 16/8, Red) masih ada penggeledahan, tapi kami belum bisa beritahukan. Kalau saya beritahukan, nanti ada yang bersih-bersih (barang bukti) dong, bisa-bisa penyidik KPK nanti keduluan,” kata Bambang. KPK mengaku masih terus melakukan pengembangan atas kasus ini.

“Bila nanti proses pemeriksaan membuka kemungkinan pihak-pihak lain ditarik masuk sebagai saksi maupun tersangka, maka tidak ada alasan bagi KPK untuk tidak masuk ke situ,” ujar Bambang. Namun Bambang enggan menjanjikan adanya tersangka baru dalam kasus suap SKK Migas.”Itu terlalu prematur,” katanya.

Mengenai dugaan keterlibatan Jero dalam kasus suap migas, Abraham yang ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (16/8), mengaku pihaknya sedang mendalaminya. Pasalnya, sejauh ini KPK belum mendapat bukti yang kuat soal keterlibatan Jero. “Belum disimpulkan begitu, karena masih ada beberapa bukti yang kami minta, jadi (dugaan keterlibatan Jero, Red) baru prematur,” paparnya.
Dipancing wartawan bahwa orang yang disebut-sebut ikut terlibat dalam kasus ini adalah orang ‘penting’, Abraham menegaskan, dirinya tidak takut meski Jero di dalam lingkaran orang terdekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Bahkan, dia mencontohkan, penetapan mantan Menpora Andi Mallarangeng sebagai tersangka kasus Hambalang sebagai bukti bahwa KPK tidak pernah takut dengan kekuasaan. “Dulu si Menpora lebih anak emas (Presiden SBY, Red). Itu anak emas banget bos,” ungkapnya.

Hingga kini, lanjut Abraham , KPK terus mengusut dugaan adanya aliran dana suap untuk Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini ke berbagai pihak lainnya. Termasuk desakan untuk mengusut adanya aliran dana itu ke Partai Demokrat.

“Kami sedang memverifikasi dokumen-dokumen. Kalau berdasarkan dokumen yang disita dan keterangan dari para saksi, tak tertutup kemungkinan akan didalami (ke Partai Demokrat),” ungkap.

Pokoknya, kata dia , segala kemungkinan pihak yang terlibat dalam kasus ini akan diusut.
“Sejak tahun 2012 awal KPK mengendus di sektor pertahanan energi,” ujar Abraham.

Selain mengendus di sektor energi, KPK juga mengendus di sektor lain. “Di pertahanan pangan juga, tapi sekarang sedang masuk di pertahanan energi,” terangnya.

Sebelumnya, KPK mencokok Rudi pada Selasa malam, dengan barang bukti uang 400 ribu dollar AS, 90 ribu dollar AS, dan Sin$ 127 ribu dollar Singapura. Bersama Rudi, turut dibekuk pelatih golf Rudi bernama Devi Ardi yang mengantar uang 400 ribu dollar AS, dan Simon Gunawan, petinggi Kernel Oil Pte Ltd. KPK juga melakukan penggeledahan di sejumlah tempat terkait dengan operasi tangkap tangan Guru Besar Institut Teknologi Bandung itu.

Lima ruangan di kantor SKK Migas di Wisma Mulia juga digeledah oleh KPK 14 Agustus lalu. Selain itu, KPK juga menggeledah ruangan Sekjen Kementerian ESDM Waryono. Dari hasil penggeledahan di deposit boks Bank Mandiri milik Rudi, penyidik KPK menyita uang senilai 350 ribu dollar AS dan 200 ribu dollar AS dari ruangan Sekjen Kementerian ESDM.

Bambang mengakui masih ada banyak hal yang belum diungkapkan oleh bekas Kepala Satuan Kerja Khusus Migas Rudi Rubiandini ihwal kasus korupsi yang kini menjeratnya. Rudi dinilai belum mau bekerja sama secara penuh dengan penyidik KPK. “Kami berharap yang bersangkutan bisa mendapatkan hidayah di Bulan Syawal ini,” harapnya.

Menurut Bambang, Rudi diduga masih menyembunyikan beberapa hal soal kasus yang kini menjeratnya. “Belum, kalau kooperatif harusnya dia langsung menunjukkan tasnya yang berisi uang, tapi dia belum seperti itu,” ujar Bambang.

Untuk itu, dia berharap agar Rudi mau membeberkan kasus ini hingga detail dan menjadi justice collaborator. “Tentu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar seseorang bisa menjadi justice collaborator,” kata Bambang.

Sebelumnya, Rudi Rubiandini yang baru saja selesai menjalani pemeriksaan di kantor KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (16/8), membantah jika uang temuan tim KPK di Ruang Sekjen Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebesar 200 ribu dollar AS terkait dengan kasusnya. “Gak ada hubungan itu (uang 200 ribu dollar AS),” tukas Rudi pendek . (fas/bbs/jpnn)

JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan pihaknya sudah lama mengendus adanya dugaan aliran dana terselubung di tubuh sektor Energi.

Kendati Menteri ESDM Jero Wacik menyebut uang 200 ribu dollar AS yang disita KPK di kantor Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Waryono Karyo, untuk operasional kelembagaan, KPK tak sepenuhnya percaya dengan pembelaan menteri asal Partai Demokrat tersebut.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mempertanyakan pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik bahwa terkait uang 200.000 dollar AS yang ditemukan di ruang Sekretariat Jenderal ESDM adalah uang operasional.

“Uang operasional kok dollar, bos? Operasional buat apa ya?” ujar Bambang di Gedung KPK Jakarta, Jumat (16/8).
Menurut Bambang, Jero harusnya bisa menjelaskan lagi secara lebih detail mengenai uang tersebut. Penjelasan yang hanya menyebut uang itu sebagai uang operasional dinilai tidak bisa menjelaskan kewajaran uang tersebut.

“Harusnya kita minta kepada Pak Jero Wacik untuk menjelaskan lagi kewajaran uang tersebut, wajar tidak ada dollar di sana?” tanya Bambang.

Bambang menyatakan KPK masih terus melakukan penggeledahan terkait kasus korupsi Satuan Kerja Khusus Migas. Namun pihak KPK memilih untuk merahasiakan terlebih dahulu lokasi yang tengah dan akan digeledah oleh penyidik. Bambang menutup rapat soal lokasi penggeledahan.

“Malam ini pun (Jumat 16/8, Red) masih ada penggeledahan, tapi kami belum bisa beritahukan. Kalau saya beritahukan, nanti ada yang bersih-bersih (barang bukti) dong, bisa-bisa penyidik KPK nanti keduluan,” kata Bambang. KPK mengaku masih terus melakukan pengembangan atas kasus ini.

“Bila nanti proses pemeriksaan membuka kemungkinan pihak-pihak lain ditarik masuk sebagai saksi maupun tersangka, maka tidak ada alasan bagi KPK untuk tidak masuk ke situ,” ujar Bambang. Namun Bambang enggan menjanjikan adanya tersangka baru dalam kasus suap SKK Migas.”Itu terlalu prematur,” katanya.

Mengenai dugaan keterlibatan Jero dalam kasus suap migas, Abraham yang ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (16/8), mengaku pihaknya sedang mendalaminya. Pasalnya, sejauh ini KPK belum mendapat bukti yang kuat soal keterlibatan Jero. “Belum disimpulkan begitu, karena masih ada beberapa bukti yang kami minta, jadi (dugaan keterlibatan Jero, Red) baru prematur,” paparnya.
Dipancing wartawan bahwa orang yang disebut-sebut ikut terlibat dalam kasus ini adalah orang ‘penting’, Abraham menegaskan, dirinya tidak takut meski Jero di dalam lingkaran orang terdekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Bahkan, dia mencontohkan, penetapan mantan Menpora Andi Mallarangeng sebagai tersangka kasus Hambalang sebagai bukti bahwa KPK tidak pernah takut dengan kekuasaan. “Dulu si Menpora lebih anak emas (Presiden SBY, Red). Itu anak emas banget bos,” ungkapnya.

Hingga kini, lanjut Abraham , KPK terus mengusut dugaan adanya aliran dana suap untuk Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini ke berbagai pihak lainnya. Termasuk desakan untuk mengusut adanya aliran dana itu ke Partai Demokrat.

“Kami sedang memverifikasi dokumen-dokumen. Kalau berdasarkan dokumen yang disita dan keterangan dari para saksi, tak tertutup kemungkinan akan didalami (ke Partai Demokrat),” ungkap.

Pokoknya, kata dia , segala kemungkinan pihak yang terlibat dalam kasus ini akan diusut.
“Sejak tahun 2012 awal KPK mengendus di sektor pertahanan energi,” ujar Abraham.

Selain mengendus di sektor energi, KPK juga mengendus di sektor lain. “Di pertahanan pangan juga, tapi sekarang sedang masuk di pertahanan energi,” terangnya.

Sebelumnya, KPK mencokok Rudi pada Selasa malam, dengan barang bukti uang 400 ribu dollar AS, 90 ribu dollar AS, dan Sin$ 127 ribu dollar Singapura. Bersama Rudi, turut dibekuk pelatih golf Rudi bernama Devi Ardi yang mengantar uang 400 ribu dollar AS, dan Simon Gunawan, petinggi Kernel Oil Pte Ltd. KPK juga melakukan penggeledahan di sejumlah tempat terkait dengan operasi tangkap tangan Guru Besar Institut Teknologi Bandung itu.

Lima ruangan di kantor SKK Migas di Wisma Mulia juga digeledah oleh KPK 14 Agustus lalu. Selain itu, KPK juga menggeledah ruangan Sekjen Kementerian ESDM Waryono. Dari hasil penggeledahan di deposit boks Bank Mandiri milik Rudi, penyidik KPK menyita uang senilai 350 ribu dollar AS dan 200 ribu dollar AS dari ruangan Sekjen Kementerian ESDM.

Bambang mengakui masih ada banyak hal yang belum diungkapkan oleh bekas Kepala Satuan Kerja Khusus Migas Rudi Rubiandini ihwal kasus korupsi yang kini menjeratnya. Rudi dinilai belum mau bekerja sama secara penuh dengan penyidik KPK. “Kami berharap yang bersangkutan bisa mendapatkan hidayah di Bulan Syawal ini,” harapnya.

Menurut Bambang, Rudi diduga masih menyembunyikan beberapa hal soal kasus yang kini menjeratnya. “Belum, kalau kooperatif harusnya dia langsung menunjukkan tasnya yang berisi uang, tapi dia belum seperti itu,” ujar Bambang.

Untuk itu, dia berharap agar Rudi mau membeberkan kasus ini hingga detail dan menjadi justice collaborator. “Tentu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar seseorang bisa menjadi justice collaborator,” kata Bambang.

Sebelumnya, Rudi Rubiandini yang baru saja selesai menjalani pemeriksaan di kantor KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (16/8), membantah jika uang temuan tim KPK di Ruang Sekjen Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebesar 200 ribu dollar AS terkait dengan kasusnya. “Gak ada hubungan itu (uang 200 ribu dollar AS),” tukas Rudi pendek . (fas/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/