26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Kelompok Rentan Harus Dapat Perhatian, Menkes: Imunitas Covid-19 akan Turun Awal Tahun

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memproklamirkan bahwa akhir pandemi Covid-19 sudah di depan mata. Sementara Kementerian Kesehatan menuturkan bahwa kadar antibody masyarakat Indonesia akan turun pada awal tahun ini.

Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom yang menyatakan bahwa ujung dari pandemi Covid-19 sudah di depan mata. Meski untuk saat ini situasi Covid-19 di dunia masih ada. Dia meminta agar seluruh pihak untuk tetap berusaha keras mengatasi Covid-19. Tedros mengajak seluruh negara untuk konsisten dalam pemberian vaksin. Terutama pada kelompok rentan.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kemarin (15/9) menjelaskan untuk menetapkan pandemi selesai harus ada pernyataan seluruh pemimpin dunia. Namun, dia memastikan kondisi di Indonesia dalam keadaan baik. “Semoga kita dalam kelompok (negara, Red) yang baik,” ujarnya.

Pernyataan Budi yang menyebut Covid-19 di Indonesia dalam keadaan terkendali karena tidak terjadi gelombang anyar. Varian omicron BA.4 dan BA.5 membuat beberapa negara kalang kabut karena kenaikan kasus yang cukup signifikan.

Meski demikian, dia memilih agar tetap berhati-hati. “Harus siap,” tuturnya. Apalagi jika imunitas terhadap virus SARS-CoV 2 sudah menurun. Budi memprediksi awal tahun nanti tingkat imunitas masyarakat Indonesia kembali turun. Ini menurutnya merupakan hal yang wajar karena durasi kekebalan vaksin Covid-19 yang bertahan hingga enam bulan pascapenyuntikan.

“Kami akan kejar untuk yang belum booster,” ungkapnya. Hingga kemarin sudah 62.173 .952 orang yang mendapat vaksin ketiga dan 515.178 orang yang disuntik vaksin keempat kalinya.

Budi menargetkan pada akhir tahun ini tingkat vaksinasi booster meningkat. Untuk booster pertama ditargetkan bisa disuntikan kepada 100 juta orang. “Kalau bisa 100 juta itu kita bisa tenang,” bebernya.

Dia menyadari jika cakupan booster masih jauh dari harapan. Untuk itu Budi meminta seluruh pihak memegang andil untuk meningkatkan pemberian vaksin Covid-19. Dia sendiri telah merasakan bahwa booster itu diperlukan karena sempat telat mendapatkan booster dan akhirnya terpapar Covid-19. “Makanya kalau ada booster ya booster aja,” tandasnya.

Dia juga menyinggung terkait vaksin buatan tanah air, yakni vaksin merah putih. Budi mendapatkan informasi bahwa indovac dan inavac akan selesai pada tahun ini. Dia pun menunggu komitmen tersebut.

Kementerian Kesehatan, menurutnya, dipastikan akan menggunakan vaksin tersebut. “Kementerian Kesehatan komitmennya ingin mereka (industri dan peneliti vaksin) maju,” ucapnya. Sehingga dia akan membeli vaksin buatan dalam negeri itu dan digunakan utuk booster.

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengamini jika akhir dari Covid-19 bisa jadi dalam waktu dekat. Menurutnya pandemi ini tidak akan terjadi bertahun-tahun. “Apakah akhir tahun ini atau triwulan tahun depan akan dicabut (status pandeminya) itu tergantung dari sisi cakupan vaksinasi global,” ujarnya kemarin.

Vaksinasi Covid-19 menurutnya harus ditingkatkan. Terutama pada tataran global. Setidaknya 70 persen dari populasi global harus divaksin. Pasca vaksinasi terjadi tren penurunan kasus. “Jumlah virus yang ditularkan dari tiap orang terinfeksi tapi sudah divaksin juga berkurang,” tuturnya.

Dia juga sepakat bahwa status pandemi di Indonesia cukup terkendali. Namun, Indonesia cukup rawan. Sebab kelompok rentan seperti lansia dan pemilik komorbid belum mendapatkan booster. “Ini berbahaya,” tuturnya. (lyn/jpc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memproklamirkan bahwa akhir pandemi Covid-19 sudah di depan mata. Sementara Kementerian Kesehatan menuturkan bahwa kadar antibody masyarakat Indonesia akan turun pada awal tahun ini.

Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom yang menyatakan bahwa ujung dari pandemi Covid-19 sudah di depan mata. Meski untuk saat ini situasi Covid-19 di dunia masih ada. Dia meminta agar seluruh pihak untuk tetap berusaha keras mengatasi Covid-19. Tedros mengajak seluruh negara untuk konsisten dalam pemberian vaksin. Terutama pada kelompok rentan.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kemarin (15/9) menjelaskan untuk menetapkan pandemi selesai harus ada pernyataan seluruh pemimpin dunia. Namun, dia memastikan kondisi di Indonesia dalam keadaan baik. “Semoga kita dalam kelompok (negara, Red) yang baik,” ujarnya.

Pernyataan Budi yang menyebut Covid-19 di Indonesia dalam keadaan terkendali karena tidak terjadi gelombang anyar. Varian omicron BA.4 dan BA.5 membuat beberapa negara kalang kabut karena kenaikan kasus yang cukup signifikan.

Meski demikian, dia memilih agar tetap berhati-hati. “Harus siap,” tuturnya. Apalagi jika imunitas terhadap virus SARS-CoV 2 sudah menurun. Budi memprediksi awal tahun nanti tingkat imunitas masyarakat Indonesia kembali turun. Ini menurutnya merupakan hal yang wajar karena durasi kekebalan vaksin Covid-19 yang bertahan hingga enam bulan pascapenyuntikan.

“Kami akan kejar untuk yang belum booster,” ungkapnya. Hingga kemarin sudah 62.173 .952 orang yang mendapat vaksin ketiga dan 515.178 orang yang disuntik vaksin keempat kalinya.

Budi menargetkan pada akhir tahun ini tingkat vaksinasi booster meningkat. Untuk booster pertama ditargetkan bisa disuntikan kepada 100 juta orang. “Kalau bisa 100 juta itu kita bisa tenang,” bebernya.

Dia menyadari jika cakupan booster masih jauh dari harapan. Untuk itu Budi meminta seluruh pihak memegang andil untuk meningkatkan pemberian vaksin Covid-19. Dia sendiri telah merasakan bahwa booster itu diperlukan karena sempat telat mendapatkan booster dan akhirnya terpapar Covid-19. “Makanya kalau ada booster ya booster aja,” tandasnya.

Dia juga menyinggung terkait vaksin buatan tanah air, yakni vaksin merah putih. Budi mendapatkan informasi bahwa indovac dan inavac akan selesai pada tahun ini. Dia pun menunggu komitmen tersebut.

Kementerian Kesehatan, menurutnya, dipastikan akan menggunakan vaksin tersebut. “Kementerian Kesehatan komitmennya ingin mereka (industri dan peneliti vaksin) maju,” ucapnya. Sehingga dia akan membeli vaksin buatan dalam negeri itu dan digunakan utuk booster.

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengamini jika akhir dari Covid-19 bisa jadi dalam waktu dekat. Menurutnya pandemi ini tidak akan terjadi bertahun-tahun. “Apakah akhir tahun ini atau triwulan tahun depan akan dicabut (status pandeminya) itu tergantung dari sisi cakupan vaksinasi global,” ujarnya kemarin.

Vaksinasi Covid-19 menurutnya harus ditingkatkan. Terutama pada tataran global. Setidaknya 70 persen dari populasi global harus divaksin. Pasca vaksinasi terjadi tren penurunan kasus. “Jumlah virus yang ditularkan dari tiap orang terinfeksi tapi sudah divaksin juga berkurang,” tuturnya.

Dia juga sepakat bahwa status pandemi di Indonesia cukup terkendali. Namun, Indonesia cukup rawan. Sebab kelompok rentan seperti lansia dan pemilik komorbid belum mendapatkan booster. “Ini berbahaya,” tuturnya. (lyn/jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/