25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

BIN Khawatirkan ‘Rekaman’ Pokemon Go

AFP PHOTO/Bapak KAZUHIRO Nogi/Nintendo-Pokemon-lifestyle, FOCUS oleh Harumi OZAWA Gambar ini diambil pada 2 Agustus 2015 lalu, menunjukkan pemain berkostum berpakaian seperti Pikachu, yang populer dalam karakter seri animasi Pokemon, menghadiri acara promosi di Yokohama Dance Parade di Yokohama. Dengan Pokemon-mania menyapu planet ini, Nintendo dalam game mobile terbukti menjadi hit besar.
AFP PHOTO/Bapak KAZUHIRO Nogi/Nintendo-Pokemon-lifestyle, FOCUS oleh Harumi OZAWA
Gambar ini diambil pada 2 Agustus 2015 lalu, menunjukkan pemain berkostum berpakaian seperti Pikachu, yang populer dalam karakter seri animasi Pokemon, menghadiri acara promosi di Yokohama Dance Parade di Yokohama. Dengan Pokemon-mania menyapu planet ini, Nintendo dalam game mobile terbukti menjadi hit besar.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Demam pokemon memunculkan kekhawatiran lain soal pelanggaran privasi dan penerobosan objek vital. Polisi mengimbau agar para pemain tidak sembarangan masuk ke lokasi-lokasi yang jadi objek strategis nasional. Dikhawatirkan, data yang terekam itu akan dimanfaatkan untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab seperti spionase pihak asing.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu angkat bicara soal permainan yang saat ini sedang digandrungi masyarakat itu. Menurut dia, ada kemungkinan permainan tersebut digunakan oleh intelijen asing untuk memetakan objek vital di Indonesia. Ryamizard menjelaskan, teknologi intelijen yang ada di dunia saat ini sudah sangat canggih.

Bahkan, kata Ryamizard, banyak negara sudah mampu menugaskan intelijennya untuk menyusup ke seluruh objek vital menggunakan kecanggihan teknologi, termasuk melalui game.

“Masalahnya saat ini intelijen bisa masuk melalui semua lini, melalui media apa pun. Makanya kita harus hati-hati. Lewat game Pokemon ini bisa saja (memetakan objek vital),” ujar Ryamizard di kantornya, Senin (18/7).

Sebelumnya, Badan Intelijen Negara (BIN) tengah mengkaji isu keamanan dalam permainan Pokemon Go. Game berbasis augmented reality yang pemainnya bisa mencari Pokemon di dunia nyata ini kerap dipertanyakan dalam hal keamanan. Sebab, game itu meminta akses terhadap lokasi dan kamera sehingga dianggap bisa memata-matai wilayah tertentu. Dugaan tersebut beredar di media sosial.

“Kami masih kaji untung ruginya apa,” kata Sutiyoso.

Sutiyoso enggan berkomentar soal hasil kajian sementara yang sudah didapatkan oleh BIN. Dia mengaku baru akan mengungkapkan kajian itu apabila sudah ada hasil final.

“Kami kaji secara serius, sudah ada timnya,” tambah Sutiyoso.

Sementara, Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap kekhawatiran itu terlalu berlebihan.

“Ya, bagaimana kalau di seluruh dunia sudah jadi tren. Jadi, saya kira berlebihan kalau dianggap buat itu (spionase),” kata JK menjawab pertanyaan wartawan di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Senin (18/7).

Menurut JK, dengan teknologi informasi saat ini, semua hal dengan mudah bisa dilakukan, sehingga ia menganggap game Pokemon GO bukan mengganggu sebuah negara, melainkan mengganggu anak-anak.

Meski begitu, JK mengatakan ada manfaat dari kegandrungan masyarakat terhadap game Pokemon GO. “Kalau selama ini anak-anak itu sibuk dengan gadget-nya di kamar, sekarang di alam terbuka. Lebih sehat,” kata JK.

Karena itu, kata JK, ada konsekuensi dengan makin banyaknya anak-anak bermain di alam terbuka, yaitu keberadaan taman. “Pemerintah harus siapkan banyak taman,” kata JK.

AFP PHOTO/Bapak KAZUHIRO Nogi/Nintendo-Pokemon-lifestyle, FOCUS oleh Harumi OZAWA Gambar ini diambil pada 2 Agustus 2015 lalu, menunjukkan pemain berkostum berpakaian seperti Pikachu, yang populer dalam karakter seri animasi Pokemon, menghadiri acara promosi di Yokohama Dance Parade di Yokohama. Dengan Pokemon-mania menyapu planet ini, Nintendo dalam game mobile terbukti menjadi hit besar.
AFP PHOTO/Bapak KAZUHIRO Nogi/Nintendo-Pokemon-lifestyle, FOCUS oleh Harumi OZAWA
Gambar ini diambil pada 2 Agustus 2015 lalu, menunjukkan pemain berkostum berpakaian seperti Pikachu, yang populer dalam karakter seri animasi Pokemon, menghadiri acara promosi di Yokohama Dance Parade di Yokohama. Dengan Pokemon-mania menyapu planet ini, Nintendo dalam game mobile terbukti menjadi hit besar.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Demam pokemon memunculkan kekhawatiran lain soal pelanggaran privasi dan penerobosan objek vital. Polisi mengimbau agar para pemain tidak sembarangan masuk ke lokasi-lokasi yang jadi objek strategis nasional. Dikhawatirkan, data yang terekam itu akan dimanfaatkan untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab seperti spionase pihak asing.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu angkat bicara soal permainan yang saat ini sedang digandrungi masyarakat itu. Menurut dia, ada kemungkinan permainan tersebut digunakan oleh intelijen asing untuk memetakan objek vital di Indonesia. Ryamizard menjelaskan, teknologi intelijen yang ada di dunia saat ini sudah sangat canggih.

Bahkan, kata Ryamizard, banyak negara sudah mampu menugaskan intelijennya untuk menyusup ke seluruh objek vital menggunakan kecanggihan teknologi, termasuk melalui game.

“Masalahnya saat ini intelijen bisa masuk melalui semua lini, melalui media apa pun. Makanya kita harus hati-hati. Lewat game Pokemon ini bisa saja (memetakan objek vital),” ujar Ryamizard di kantornya, Senin (18/7).

Sebelumnya, Badan Intelijen Negara (BIN) tengah mengkaji isu keamanan dalam permainan Pokemon Go. Game berbasis augmented reality yang pemainnya bisa mencari Pokemon di dunia nyata ini kerap dipertanyakan dalam hal keamanan. Sebab, game itu meminta akses terhadap lokasi dan kamera sehingga dianggap bisa memata-matai wilayah tertentu. Dugaan tersebut beredar di media sosial.

“Kami masih kaji untung ruginya apa,” kata Sutiyoso.

Sutiyoso enggan berkomentar soal hasil kajian sementara yang sudah didapatkan oleh BIN. Dia mengaku baru akan mengungkapkan kajian itu apabila sudah ada hasil final.

“Kami kaji secara serius, sudah ada timnya,” tambah Sutiyoso.

Sementara, Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap kekhawatiran itu terlalu berlebihan.

“Ya, bagaimana kalau di seluruh dunia sudah jadi tren. Jadi, saya kira berlebihan kalau dianggap buat itu (spionase),” kata JK menjawab pertanyaan wartawan di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Senin (18/7).

Menurut JK, dengan teknologi informasi saat ini, semua hal dengan mudah bisa dilakukan, sehingga ia menganggap game Pokemon GO bukan mengganggu sebuah negara, melainkan mengganggu anak-anak.

Meski begitu, JK mengatakan ada manfaat dari kegandrungan masyarakat terhadap game Pokemon GO. “Kalau selama ini anak-anak itu sibuk dengan gadget-nya di kamar, sekarang di alam terbuka. Lebih sehat,” kata JK.

Karena itu, kata JK, ada konsekuensi dengan makin banyaknya anak-anak bermain di alam terbuka, yaitu keberadaan taman. “Pemerintah harus siapkan banyak taman,” kata JK.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/