26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Indonesia Darurat Narkoba

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (kedua kanan) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi (kedua kiri), Danpuspom TNI Mayjen Dodik W (kiri) dan Deputi Bidang Penindakan BNN Irjen Pol. Arman Depari (kanan) menunjukan barang bukti saat rilis pengungkapan narkotika jaringan internasional di Badan Narkotika Nasional, Jakarta, Jumat (18/11/2016). BNN bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai berhasil mengamankan barang bukti sebanyak 100.615 gram sabu dan 300.250 butir Happy Five dengan tiga orang tersangka yang terdiri dari dua WNA Taiwan serta seorang WNI dari Kompleks Pergudangan Sentral Kosambi, Dadap, Tangerang, Banten.FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (kedua kanan) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi (kedua kiri), Danpuspom TNI Mayjen Dodik W (kiri) dan Deputi Bidang Penindakan BNN Irjen Pol. Arman Depari (kanan) menunjukan barang bukti saat rilis pengungkapan narkotika jaringan internasional di Badan Narkotika Nasional, Jakarta, Jumat (18/11/2016). BNN bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai berhasil mengamankan barang bukti sebanyak 100.615 gram sabu dan 300.250 butir Happy Five dengan tiga orang tersangka yang terdiri dari dua WNA Taiwan serta seorang WNI dari Kompleks Pergudangan Sentral Kosambi, Dadap, Tangerang, Banten.FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Upaya memberantas peredaran narkoba di Indonesia tidak boleh kendur sedetikpun. Para pelaku tidak pernah kehabisan akan dan nyali dalam menjalankan aksinya. Salah satunya yang berhasil terungkap oleh Badan Narkotika Nasiona (BNN). Tiga pengedar sabu – sabu dan pil Happy Five (H5) diciduk. Dalam tangkapan tersebut, sabu – sabu 100.615 gram dan 300.250 butir H5, disembunyikan di dalam sofa berukuran satu meter berhasil diamankan.

Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani mengapreasi kinerja yang dilakukan BNN, TNI, serta Bea dan Cukai dalam memberantas pelaku pengedar narkoba. Dirinya menilai ketiga instansi tersebut sudah berupaya maksimal memberantas peredaran narkoba. Untuk memberikan efek jera terhadap pelaku, mereka tidak segan – segan memberikan tindakan tegas. Seperti menembak pengedar narkoba yang berusaha melawan saat dilakukan penangkapan.

Saat ini peredaran narkoba di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hal itu terbukti dari laporan kasus yang diberikan dari Bea dan Cukai dalam tiga tahun terakhir. Dalam laporan tersebut tercatat setiap tahunnya kasus serta barang bukti narkoba mengalami kenaikan.

”Tahun 2014 tercatat 219 kasus penyelundupan narkoba, dengan total barang bukti 316 kg. Tahun 2015, sebanyak 176 kasus, dengan barang bukti 599 kg,” ucap dia.

Ditahun 2016 kasus penyelendupan narkoba mengalami kenaikan luar biasa. Sampai bulan November tercatat 223 kasus, dan sebanyak 1072,55 kg. Dengan kondisi yang terjadi, telah mengambarkan Indonesia telah darurat narkoba.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengatakan, dari tiga pelaku, dua diantaranya merupakan Warga Negara (WN) Taiwan. Kedua WNA itu berinisial YJCH, 33, dan HCHL, 35. Sedangkan ZA, 31, dari Indonesia yang merupakan anggota Pasukan Khas (Paskhas), Angkatan Udara (AU) Halim. .Pelaku berinisial HCHL dan ZA, terpaksa diberikan saksi tegas. Pihaknya menembak HCHL dan ZA. Tembakan tersebut diberikan karena mereka melawan dengan melepaskan tembakan, dan berusaha melarikan diri.

”Tidak ingin kecolongan, kita akhirnya menembak mereka hingga tewas di tempat,” kata pria akrab disapa Buwas itu.

Penangkapan berawal dari laporan yang diberikan dari informan BNN. Laporan itu berisikan telah terjadi transaksi narkoba di Komplek pergundangan Sentral Kosambi, Dadap, Tanggerang, Banten. Transaksi narkoba dilakukan oleh sindikat jaringan internasional. Berberkal informasi tersebut pengintaian dilakukan.

Pengintaian dilakukan selama satu bulan. Dalam pengintaian tersebut pergerakan pelaku berhasil terhendus oleh pihaknya. Selasa (15/11), HCHL dan ZA, terlihat hendak keluar dari kawasan pergudangan tersebut. Mereka keluar dengan mengendari mobil. Pihaknya mencurigai kalau mereka akan melakukan pengiriman.

Tidak mau buruannya itu lepas penangkapan dilakukan. Dan mereka berhasil ditangkap. Dalam penangkapan tersebut sebanyak 40 kg gram sabu – sabu terbagi 40 bungkus berhasil diamankan. Sabu – sabu itu ditemukan di dalam koper.

”Saat ditangkap mereka (pelaku, Red) melawan dengan melepaskan tembakan dan berusaha melarikan diri. Tidak mau kecolongan kita memberikan tindakan tegas, dengan menembak mereka. Keduanya pun tewas ditempat,” tegas Buwas.

Pengembangan dilakukan. pihaknya menulusuri informasi yang diberikan dari HCHK dan ZA, sebelum tewas. Mereka mengatakan kalau barang haram itu di dapat dari YJCH. Pria 33 tahun itu bersembunyi di Gudang Blok HSJ, Dadap, Tanggerang. Tidak banyak buang waktu penggerebekan kembali dilakukan. Dalam penggerebekan tersebut YJCH , serta sebanyak 60.361 gram sabu, dan 300.250 butir H5 berhasil diamankan.

”Pelaku menyimpan narkoba di dalam sofa dengan panjang satu meter,” tambah dia. Hasil pemeriksaan seluruh narkoba tersebut, akan dikirim tiga kota besar. Diantaranya Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Dimana narkoba tersebut dikirim melalui jalur laut. Yakni menggunakan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari menambahkan, diakhir tahun peredaran narkoba di Indonesia, khususnya di Jakarta semakin meningkat. Sampai bulan November terhitung 600 penangkapan telah dilakukan. Dari penangkapan tersebut sekitar sebanya 900 kg sabu – sabu berhasil diamankan. Tempat hiburan malam menjadi sasaran empuk mengedarkan narkoba.

”Akhir tahun peredaran narkoba memang kerap naik. Kebanyakan narkoba digunakan untuk perayaan pergantian tahun. Sebab itu pengawasan harus diperketat,” paparnya. (ian/jpg/adz)

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (kedua kanan) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi (kedua kiri), Danpuspom TNI Mayjen Dodik W (kiri) dan Deputi Bidang Penindakan BNN Irjen Pol. Arman Depari (kanan) menunjukan barang bukti saat rilis pengungkapan narkotika jaringan internasional di Badan Narkotika Nasional, Jakarta, Jumat (18/11/2016). BNN bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai berhasil mengamankan barang bukti sebanyak 100.615 gram sabu dan 300.250 butir Happy Five dengan tiga orang tersangka yang terdiri dari dua WNA Taiwan serta seorang WNI dari Kompleks Pergudangan Sentral Kosambi, Dadap, Tangerang, Banten.FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (kedua kanan) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi (kedua kiri), Danpuspom TNI Mayjen Dodik W (kiri) dan Deputi Bidang Penindakan BNN Irjen Pol. Arman Depari (kanan) menunjukan barang bukti saat rilis pengungkapan narkotika jaringan internasional di Badan Narkotika Nasional, Jakarta, Jumat (18/11/2016). BNN bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai berhasil mengamankan barang bukti sebanyak 100.615 gram sabu dan 300.250 butir Happy Five dengan tiga orang tersangka yang terdiri dari dua WNA Taiwan serta seorang WNI dari Kompleks Pergudangan Sentral Kosambi, Dadap, Tangerang, Banten.FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Upaya memberantas peredaran narkoba di Indonesia tidak boleh kendur sedetikpun. Para pelaku tidak pernah kehabisan akan dan nyali dalam menjalankan aksinya. Salah satunya yang berhasil terungkap oleh Badan Narkotika Nasiona (BNN). Tiga pengedar sabu – sabu dan pil Happy Five (H5) diciduk. Dalam tangkapan tersebut, sabu – sabu 100.615 gram dan 300.250 butir H5, disembunyikan di dalam sofa berukuran satu meter berhasil diamankan.

Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani mengapreasi kinerja yang dilakukan BNN, TNI, serta Bea dan Cukai dalam memberantas pelaku pengedar narkoba. Dirinya menilai ketiga instansi tersebut sudah berupaya maksimal memberantas peredaran narkoba. Untuk memberikan efek jera terhadap pelaku, mereka tidak segan – segan memberikan tindakan tegas. Seperti menembak pengedar narkoba yang berusaha melawan saat dilakukan penangkapan.

Saat ini peredaran narkoba di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hal itu terbukti dari laporan kasus yang diberikan dari Bea dan Cukai dalam tiga tahun terakhir. Dalam laporan tersebut tercatat setiap tahunnya kasus serta barang bukti narkoba mengalami kenaikan.

”Tahun 2014 tercatat 219 kasus penyelundupan narkoba, dengan total barang bukti 316 kg. Tahun 2015, sebanyak 176 kasus, dengan barang bukti 599 kg,” ucap dia.

Ditahun 2016 kasus penyelendupan narkoba mengalami kenaikan luar biasa. Sampai bulan November tercatat 223 kasus, dan sebanyak 1072,55 kg. Dengan kondisi yang terjadi, telah mengambarkan Indonesia telah darurat narkoba.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengatakan, dari tiga pelaku, dua diantaranya merupakan Warga Negara (WN) Taiwan. Kedua WNA itu berinisial YJCH, 33, dan HCHL, 35. Sedangkan ZA, 31, dari Indonesia yang merupakan anggota Pasukan Khas (Paskhas), Angkatan Udara (AU) Halim. .Pelaku berinisial HCHL dan ZA, terpaksa diberikan saksi tegas. Pihaknya menembak HCHL dan ZA. Tembakan tersebut diberikan karena mereka melawan dengan melepaskan tembakan, dan berusaha melarikan diri.

”Tidak ingin kecolongan, kita akhirnya menembak mereka hingga tewas di tempat,” kata pria akrab disapa Buwas itu.

Penangkapan berawal dari laporan yang diberikan dari informan BNN. Laporan itu berisikan telah terjadi transaksi narkoba di Komplek pergundangan Sentral Kosambi, Dadap, Tanggerang, Banten. Transaksi narkoba dilakukan oleh sindikat jaringan internasional. Berberkal informasi tersebut pengintaian dilakukan.

Pengintaian dilakukan selama satu bulan. Dalam pengintaian tersebut pergerakan pelaku berhasil terhendus oleh pihaknya. Selasa (15/11), HCHL dan ZA, terlihat hendak keluar dari kawasan pergudangan tersebut. Mereka keluar dengan mengendari mobil. Pihaknya mencurigai kalau mereka akan melakukan pengiriman.

Tidak mau buruannya itu lepas penangkapan dilakukan. Dan mereka berhasil ditangkap. Dalam penangkapan tersebut sebanyak 40 kg gram sabu – sabu terbagi 40 bungkus berhasil diamankan. Sabu – sabu itu ditemukan di dalam koper.

”Saat ditangkap mereka (pelaku, Red) melawan dengan melepaskan tembakan dan berusaha melarikan diri. Tidak mau kecolongan kita memberikan tindakan tegas, dengan menembak mereka. Keduanya pun tewas ditempat,” tegas Buwas.

Pengembangan dilakukan. pihaknya menulusuri informasi yang diberikan dari HCHK dan ZA, sebelum tewas. Mereka mengatakan kalau barang haram itu di dapat dari YJCH. Pria 33 tahun itu bersembunyi di Gudang Blok HSJ, Dadap, Tanggerang. Tidak banyak buang waktu penggerebekan kembali dilakukan. Dalam penggerebekan tersebut YJCH , serta sebanyak 60.361 gram sabu, dan 300.250 butir H5 berhasil diamankan.

”Pelaku menyimpan narkoba di dalam sofa dengan panjang satu meter,” tambah dia. Hasil pemeriksaan seluruh narkoba tersebut, akan dikirim tiga kota besar. Diantaranya Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Dimana narkoba tersebut dikirim melalui jalur laut. Yakni menggunakan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari menambahkan, diakhir tahun peredaran narkoba di Indonesia, khususnya di Jakarta semakin meningkat. Sampai bulan November terhitung 600 penangkapan telah dilakukan. Dari penangkapan tersebut sekitar sebanya 900 kg sabu – sabu berhasil diamankan. Tempat hiburan malam menjadi sasaran empuk mengedarkan narkoba.

”Akhir tahun peredaran narkoba memang kerap naik. Kebanyakan narkoba digunakan untuk perayaan pergantian tahun. Sebab itu pengawasan harus diperketat,” paparnya. (ian/jpg/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/