25.6 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Pendiri Densus 88 Wafat Karena Stroke

Terkenal dengan Motto Tiada Hari tanpa Kawan Baru

JAKARTA- Polri kehilangan salah satu putra terbaiknya. Pendiri cikal bakal Detasemen Khusus 88 Polri Irjen (pur) Firman Gani wafat. Mantan Kapolda Metro Jaya itu meninggal karena penyakit stroke yang menyerang tiga hari lalu.

Firman Gani//net
Firman Gani//net

Almarhum sudah dikebumikan kemarin petang di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan penghormatan militer. Kapolri Jenderal Timur Pradopo menilai figur Firman sebagai sosok yang selalu bekerja keras. “Keluarga besar Polri sangat kehilangan dan kami mendoakan yang terbaik untuk almarhum,” ujar Kapolri saat melayat di rumah duka Jl Panglima Polim IV no 12 jakarta Selatan.

Sebagai Kapolda, tambah Kapolri, dia dikenang dengan mottonya tiada hari tanpa kawan baru, maksudnya sebagai polisi harus banyak mengenal masyarakat yang ada di daerah tugasnya.

Salah satu putra almarhum yang juga berdinas di kepolisian AKP Fadjri Firman Gani mengungkapkan ayahandanya terserang stroke dan sempat dirawat di RSPP Pertamina, Jakarta Selatan. “Ayah wafat sekitar pukul 10 tadi,” katanya.
Fadjri menjelaskan, aktivitas ayahnya selama sebelum sakit berlangsung normal. “Tidak ada tanda-tanda khusus, kami ikhlas dan berterimakasih atas dukungan dan doa keluarga bear Polri dan para kerabat sekalian,” katanya.
Firman Gani dilantik menjadi Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya pada 16 Juli 2004. Dan sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Firman menjabat Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, pada 2003.
Pada 26 Agutus 2004 Firman meresmikan Detasemen Khusus 88 Polda Metro Jaya dengan komandan pertama AKBP Tito Karnavian (sekarang Irjen, Kapolda Papua). Sebelum diresmikan menjadi Densus 88, Polri membentuk Satgas Bom pada tahun 2001.

Firman lahir di Bandung 30 Desember 1952, dan merupakan lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1974. Awal karir Firman dimulai sejak 1975, sebagai Komandan Peleton Brigade Mobil.
Dua tahun kemudian menjabat Komandan Kompi Brimob Polda Metro Jaya selama tujuh tahun, sebelum diangkat menjadi Komandan Satuan Brimob Polda Kalimantan Barat.
Lalu dia dimutasi ke Ujungpanjang, dengan jabatan yang sama pada tahun 1986 dan setahun kemudian dipercaya sebagai Kepala Kepolisian Resor Majene.

Firman Gani sebelumnya pernah menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (1985) dan Sekolah Staf Komando Angkatan Udara AU (1992) serta lulus belajar di Lembaga Pertahanan Nasional pada 2002.
Selain itu Firman juga pernah menjabat sebagai Kapolda Maluku (2000) dan Kapolda Sulawesi Selatan (2001). Firman Gani juga pernah menjabat sebagai ajudan wakil presiden dan kemudian menjadi ajudan presiden BJ Habibie.
Selain itu, selama karir di kepolisian Firman juga memperoleh penghargaan yaitu Satya Lencana” Kesetiaan 24 tahun dan Bintang Bhayangkara Nararya.
Pada 25 November 2012 Firman Gani terpilih sebagai Ketua DPW Partai Amanat Nasional DKI Jakarta. (rdl/jpnn)

Terkenal dengan Motto Tiada Hari tanpa Kawan Baru

JAKARTA- Polri kehilangan salah satu putra terbaiknya. Pendiri cikal bakal Detasemen Khusus 88 Polri Irjen (pur) Firman Gani wafat. Mantan Kapolda Metro Jaya itu meninggal karena penyakit stroke yang menyerang tiga hari lalu.

Firman Gani//net
Firman Gani//net

Almarhum sudah dikebumikan kemarin petang di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan penghormatan militer. Kapolri Jenderal Timur Pradopo menilai figur Firman sebagai sosok yang selalu bekerja keras. “Keluarga besar Polri sangat kehilangan dan kami mendoakan yang terbaik untuk almarhum,” ujar Kapolri saat melayat di rumah duka Jl Panglima Polim IV no 12 jakarta Selatan.

Sebagai Kapolda, tambah Kapolri, dia dikenang dengan mottonya tiada hari tanpa kawan baru, maksudnya sebagai polisi harus banyak mengenal masyarakat yang ada di daerah tugasnya.

Salah satu putra almarhum yang juga berdinas di kepolisian AKP Fadjri Firman Gani mengungkapkan ayahandanya terserang stroke dan sempat dirawat di RSPP Pertamina, Jakarta Selatan. “Ayah wafat sekitar pukul 10 tadi,” katanya.
Fadjri menjelaskan, aktivitas ayahnya selama sebelum sakit berlangsung normal. “Tidak ada tanda-tanda khusus, kami ikhlas dan berterimakasih atas dukungan dan doa keluarga bear Polri dan para kerabat sekalian,” katanya.
Firman Gani dilantik menjadi Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya pada 16 Juli 2004. Dan sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Firman menjabat Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, pada 2003.
Pada 26 Agutus 2004 Firman meresmikan Detasemen Khusus 88 Polda Metro Jaya dengan komandan pertama AKBP Tito Karnavian (sekarang Irjen, Kapolda Papua). Sebelum diresmikan menjadi Densus 88, Polri membentuk Satgas Bom pada tahun 2001.

Firman lahir di Bandung 30 Desember 1952, dan merupakan lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1974. Awal karir Firman dimulai sejak 1975, sebagai Komandan Peleton Brigade Mobil.
Dua tahun kemudian menjabat Komandan Kompi Brimob Polda Metro Jaya selama tujuh tahun, sebelum diangkat menjadi Komandan Satuan Brimob Polda Kalimantan Barat.
Lalu dia dimutasi ke Ujungpanjang, dengan jabatan yang sama pada tahun 1986 dan setahun kemudian dipercaya sebagai Kepala Kepolisian Resor Majene.

Firman Gani sebelumnya pernah menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (1985) dan Sekolah Staf Komando Angkatan Udara AU (1992) serta lulus belajar di Lembaga Pertahanan Nasional pada 2002.
Selain itu Firman juga pernah menjabat sebagai Kapolda Maluku (2000) dan Kapolda Sulawesi Selatan (2001). Firman Gani juga pernah menjabat sebagai ajudan wakil presiden dan kemudian menjadi ajudan presiden BJ Habibie.
Selain itu, selama karir di kepolisian Firman juga memperoleh penghargaan yaitu Satya Lencana” Kesetiaan 24 tahun dan Bintang Bhayangkara Nararya.
Pada 25 November 2012 Firman Gani terpilih sebagai Ketua DPW Partai Amanat Nasional DKI Jakarta. (rdl/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/