25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

MUI Haramkan Film Menghina Nabi

JAKARTA- Majelis Ulama Indonesia (MUI) akhirnya angkat bicara soal keberadaan film berjudul Innocent of Muslims garapan warga Amrika Serikat Nakoula Basseley. MUI menyatakan, film yang menghina dan memvisualisasikan Nabi Muhammad itu haram karena menistakan agama. Meski begitu, mereka meminta masyarakat Indonesia tidak menanggapi secara emosional.

Pernyataan sikap MUI ini disampaikan oleh Ketua Bidang Luar Negeri MUI Muhidin Junaidi di Jakarta kemarin (19/9). “Seperti diketahui, visualisasi Nabi Muhammad menurut dasar ajaran agama Islam tidak dibenarkan dan haram,” katanya. Ketentuan tadi diperkuat lagi oleh fatwa MUI Nomor 12 tertanggal 12 Juni 1988.

Dalam fatwa itu dinyatakan jika para nabi dan rasul serta keluarga haram untuk divisualisasikan dalam film maupun foto. Selain menyatakan film The Innocence of Muslim tadi haram MUI juga mengeluarkan sikap lain. Yaitu melarang peredaran film tadi di Indonesia dalam bentuk apapun.

Selanjutnya, mereka juga mengusulkan agar pemerintah Indonesia ikut mendesak supaya pelaku yang terlibat dalam penistaan agama melalui film itu diproses secara hukum. “Ini penting supaya menimbulkan efek jera. Jangan sampai terulang lagi, apalagi melibatkan sineas Indonesia,” katanya.

Dan yang terakhir, dia juga menghimbau supaya insan perfilman tanah air hati-hati saat membuat film-film yang memasuki wilayah-wilayah sensitif. Diantaranya adalah wilayah agama. “Kita menghargai kerativitas, tetapi tanpa harus menimbulkan penistaan agama,” ujarnya.

Terahir Muhidin menghimbau supaya umat muslim di Indonesia tidak menanggapi menanggapi film ini dengan emosional. Dia meminta supaya umat Islam selalu menjaga persatuan dalam menghadapi setiap upaya provokasi dan konspirasi pihak lain.

HTI dan IMM Demo Konjen AS
Di Medan, ratusan orang yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumut, melakukan aksi demonstrasi mengutuk pembuatan dan penyebarluasan film Innocent of Muslims, yang dinilai menghina kehormatan Rasulullah Nabi Muhammad SAW.

Aksi demo digelar di depan Konsultan Jendral Amerika Serikat di Jalan MT Haryono, Medan, Rabu (20/9) pagi 09.00 WIB.Warga HTI Sumut menuntut AS meminta maaf kepada umat Muslim di seluruh dunia, serta mendesak pemerintah Indonesia memutuskan hubungan dengan AS.

Edwarsyah selaku Koordinator Aksi HTI Sumut mengatakan, umat muslim telah dihina melalui film Innocent of Muslims yang menggambarkan Muhammad sebagai seorang penipu, lelaki hidung belang yang lemah dan gemar melakukan pelecehan seksual terhadap anak.

Untuk itu, HTI menuntut pelaku (pemain, sutradara dan donatur)penghinaan ini agar dihukum. “Agar mereka tahu kalau mereka itu salah,” terangnya.
Tak lama berselang lama, massa IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah) Kota Medan juga melakukan aksi ke Kantor Konjen AS. Massa IMM berorasi menuntut agar AS meminta maaf kepada umat Muslim.

Koordinator lapangan, Muhammad Gusti dalam orasinya, menuntut sutradara film untuk meminta maaf kepada seluruh umat muslim di seluruh dunia. Begitu juga dengan para donaturnya. Bila tuntutan tidak dipenuhi, pihaknya akan melakukan aksi lebih besar lagi dan mengajak seluruh elemen masyarakat memboikot seluruh produk Amerika.

Selanjutnya, pengunjuk rasa membakar ban di depan gerbang dan sempat membokir jalan.
Setelah negoisasi dengan petugas, mahasiswa membubarkan diri.

Aktris Innocent of Muslim Diancam Penggal
Aktris dalam film anti Islam Innocent of Muslims, Cindy Lee Garcia. Mengaku ditipu oleh sutradara film Nakoula Basseley Nakoula yang menggunakan nama Sam Bacile. Ia juga mengaku menerima ancaman mati lewat internet, yang memaksa dia dan keluarganya untuk bersembunyi.

“Saya mendapatkan ancaman kematian yang mengerikan melalui internet. Orang-orang yang mengancam itu mengatakan mereka akan memotong saya, menyembelih saya dan membunuh saya dan keluarga saya,” ujar Garcia, 55 tahun, dari Bakersfield, California, seperti dilaporkan Daily Mail.

Garcia langsung mengontak FBI untuk melaporkan ancaman tersebut, namun agen FBI yang dia kontak belum membalas pesan voice mail yang dikirimkannya.

Ancaman mengalir ke Garcia melalui laman Facebook miliknya. Beberapa postingan menyumpahnya akan terbakar di neraka dan berharap adanya murka Tuhan kepada dirinya.

Garcia mengatakan dia saat ini menggunakan nama samaran dan pergi bersembunyi bersama keluarganya. “Kami sedang mencari tempat tinggal baru sekarang,” kata Garcia. “Suami saya benar-benar khawatir. Semua keluarga saya sangat ketakutan.”

Garcia juga mengatakan dirinya merasa ditipu oleh sutradara Nakoula Basseley Nakoula sembari mengatakan bahwa Nakoula perlu segera keluar dan mengakui kesalahannya. “Dia perlu untuk keluar dan mengakui apa yang dia lakukan. Dia telah menipu kami,” kata Garcia.

Sementara itu, dua pengacara Turki pada 17 September lalu mengajukan keluhan resmi terhadap produser dan sutradara dari film “The Innocence of Muslims,” yang telah memicu aksi protes di seluruh dunia Islam.

Özlem Gezeker dan Özgür Meriç Turan, dua pengacara yang terdaftar di Ankara Bar Association, mengajukan keluhan petisi resmi mereka dengan Kantor Kepala Kejaksaan Ankara, kantor berita Anatolia melaporkan.

“Orang atau orang-orang yang menjadi produser dan sutradara film ini, yang sedang diputar secara terbuka di Internet, yang kami percaya sengaja merusak kesatuan dan bermain dengan nilai-nilai moral kami, yang kami yakini sebagai yang paling suci, di depan mata seluruh dunia,” isi petisi Gezeker dan Turan, Anatolia melaporkan. (wan/jpnn/jon/mag19/net)

JAKARTA- Majelis Ulama Indonesia (MUI) akhirnya angkat bicara soal keberadaan film berjudul Innocent of Muslims garapan warga Amrika Serikat Nakoula Basseley. MUI menyatakan, film yang menghina dan memvisualisasikan Nabi Muhammad itu haram karena menistakan agama. Meski begitu, mereka meminta masyarakat Indonesia tidak menanggapi secara emosional.

Pernyataan sikap MUI ini disampaikan oleh Ketua Bidang Luar Negeri MUI Muhidin Junaidi di Jakarta kemarin (19/9). “Seperti diketahui, visualisasi Nabi Muhammad menurut dasar ajaran agama Islam tidak dibenarkan dan haram,” katanya. Ketentuan tadi diperkuat lagi oleh fatwa MUI Nomor 12 tertanggal 12 Juni 1988.

Dalam fatwa itu dinyatakan jika para nabi dan rasul serta keluarga haram untuk divisualisasikan dalam film maupun foto. Selain menyatakan film The Innocence of Muslim tadi haram MUI juga mengeluarkan sikap lain. Yaitu melarang peredaran film tadi di Indonesia dalam bentuk apapun.

Selanjutnya, mereka juga mengusulkan agar pemerintah Indonesia ikut mendesak supaya pelaku yang terlibat dalam penistaan agama melalui film itu diproses secara hukum. “Ini penting supaya menimbulkan efek jera. Jangan sampai terulang lagi, apalagi melibatkan sineas Indonesia,” katanya.

Dan yang terakhir, dia juga menghimbau supaya insan perfilman tanah air hati-hati saat membuat film-film yang memasuki wilayah-wilayah sensitif. Diantaranya adalah wilayah agama. “Kita menghargai kerativitas, tetapi tanpa harus menimbulkan penistaan agama,” ujarnya.

Terahir Muhidin menghimbau supaya umat muslim di Indonesia tidak menanggapi menanggapi film ini dengan emosional. Dia meminta supaya umat Islam selalu menjaga persatuan dalam menghadapi setiap upaya provokasi dan konspirasi pihak lain.

HTI dan IMM Demo Konjen AS
Di Medan, ratusan orang yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumut, melakukan aksi demonstrasi mengutuk pembuatan dan penyebarluasan film Innocent of Muslims, yang dinilai menghina kehormatan Rasulullah Nabi Muhammad SAW.

Aksi demo digelar di depan Konsultan Jendral Amerika Serikat di Jalan MT Haryono, Medan, Rabu (20/9) pagi 09.00 WIB.Warga HTI Sumut menuntut AS meminta maaf kepada umat Muslim di seluruh dunia, serta mendesak pemerintah Indonesia memutuskan hubungan dengan AS.

Edwarsyah selaku Koordinator Aksi HTI Sumut mengatakan, umat muslim telah dihina melalui film Innocent of Muslims yang menggambarkan Muhammad sebagai seorang penipu, lelaki hidung belang yang lemah dan gemar melakukan pelecehan seksual terhadap anak.

Untuk itu, HTI menuntut pelaku (pemain, sutradara dan donatur)penghinaan ini agar dihukum. “Agar mereka tahu kalau mereka itu salah,” terangnya.
Tak lama berselang lama, massa IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah) Kota Medan juga melakukan aksi ke Kantor Konjen AS. Massa IMM berorasi menuntut agar AS meminta maaf kepada umat Muslim.

Koordinator lapangan, Muhammad Gusti dalam orasinya, menuntut sutradara film untuk meminta maaf kepada seluruh umat muslim di seluruh dunia. Begitu juga dengan para donaturnya. Bila tuntutan tidak dipenuhi, pihaknya akan melakukan aksi lebih besar lagi dan mengajak seluruh elemen masyarakat memboikot seluruh produk Amerika.

Selanjutnya, pengunjuk rasa membakar ban di depan gerbang dan sempat membokir jalan.
Setelah negoisasi dengan petugas, mahasiswa membubarkan diri.

Aktris Innocent of Muslim Diancam Penggal
Aktris dalam film anti Islam Innocent of Muslims, Cindy Lee Garcia. Mengaku ditipu oleh sutradara film Nakoula Basseley Nakoula yang menggunakan nama Sam Bacile. Ia juga mengaku menerima ancaman mati lewat internet, yang memaksa dia dan keluarganya untuk bersembunyi.

“Saya mendapatkan ancaman kematian yang mengerikan melalui internet. Orang-orang yang mengancam itu mengatakan mereka akan memotong saya, menyembelih saya dan membunuh saya dan keluarga saya,” ujar Garcia, 55 tahun, dari Bakersfield, California, seperti dilaporkan Daily Mail.

Garcia langsung mengontak FBI untuk melaporkan ancaman tersebut, namun agen FBI yang dia kontak belum membalas pesan voice mail yang dikirimkannya.

Ancaman mengalir ke Garcia melalui laman Facebook miliknya. Beberapa postingan menyumpahnya akan terbakar di neraka dan berharap adanya murka Tuhan kepada dirinya.

Garcia mengatakan dia saat ini menggunakan nama samaran dan pergi bersembunyi bersama keluarganya. “Kami sedang mencari tempat tinggal baru sekarang,” kata Garcia. “Suami saya benar-benar khawatir. Semua keluarga saya sangat ketakutan.”

Garcia juga mengatakan dirinya merasa ditipu oleh sutradara Nakoula Basseley Nakoula sembari mengatakan bahwa Nakoula perlu segera keluar dan mengakui kesalahannya. “Dia perlu untuk keluar dan mengakui apa yang dia lakukan. Dia telah menipu kami,” kata Garcia.

Sementara itu, dua pengacara Turki pada 17 September lalu mengajukan keluhan resmi terhadap produser dan sutradara dari film “The Innocence of Muslims,” yang telah memicu aksi protes di seluruh dunia Islam.

Özlem Gezeker dan Özgür Meriç Turan, dua pengacara yang terdaftar di Ankara Bar Association, mengajukan keluhan petisi resmi mereka dengan Kantor Kepala Kejaksaan Ankara, kantor berita Anatolia melaporkan.

“Orang atau orang-orang yang menjadi produser dan sutradara film ini, yang sedang diputar secara terbuka di Internet, yang kami percaya sengaja merusak kesatuan dan bermain dengan nilai-nilai moral kami, yang kami yakini sebagai yang paling suci, di depan mata seluruh dunia,” isi petisi Gezeker dan Turan, Anatolia melaporkan. (wan/jpnn/jon/mag19/net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/