30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Seperti Dangdut, Banyak yang Suka, tapi Malu-Malu

Upaya Membawa Es Cendol Jadi Minuman Nasional

Minuman cendol sudah sangat merakyat. Lewat terobosan kreatif, manajemen Es Cendol Elizabeth berambisi menjadikan minuman tersebut makin populer hingga tingkat nasional.

AGUNG PUTU-THOMAS K, Jakarta

Stan Es Cendol Elizabeth di pergelaran Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang diadakan Bank Mandiri di Jakarta Convention Center (JCC) kemarin (20/1) terlihat ramai. Beberapa orang mengantre di stan dengan dominasi warna hijau tersebut. Mereka penasaran dengan es yang warna hijau cendolnya dibuat dari ramuan daun suji dan pandan tersebut.

Sama dengan sebagian besar wirausaha di JCC, Es Cendol Elizabeth juga menggunakan model waralaba. Tetapi, mereka tidak mau mematok harga terlalu tinggi. Hanya Rp6,5 juta. Itu sudah termasuk booth dan peralatan membikin minuman segar tersebut.

“Kami tidak mau memasang harga tinggi. Yang penting bisa masal biar es cendol semakin populer. Kalau terlalu mahal, nanti orang tidak segera buka usaha. Harganya segitu karena kami tidak mematok royalty fee,” kata Abdul Gani, salah seorang direktur di Es Cendol Elizabeth.

Es Cendol Elizabeth saat ini sedang berupaya membawa minuman tradisional tersebut agar populer di kalangan anak muda Mereka ingin es cendol populer seperti minuman berenergi yang banyak digemari. Caranya, memperbaiki packaging dan persepsi masyarakat tentang es cendol.

“Es cendol ini banyak yang suka, tapi malu-malu. Seperti orang suka dangdut. Mereka sungkan kalau ketahuan suka, padahal diam-diam dengerin dangdut. Nah, kita berusaha agar orang minum es cendol dengan bangga,” kata Abdul Gani lantas terkekeh.

Saat ini Es Cendol Elizabeth memiliki 60 gerai. Mereka menargetkan bisa menguasai penyebaran es cendol ke seluruh Jawa. Perusahaan keluarga yang berasal dari Bogor, Jawa Barat, itu juga mulai membuat produk-produknya lebih variatif. Di antaranya dengan mencampurkan wortel, buah-buahan, dan beberapa sayuran ke cendol. Dengan inovasi tersebut, cendol yang diminum bisa sangat baik karena mengandung vitamin dan sarat serat.

Dengan strategi diferensiasi pasar, kata Abdul Gani, mereka berupaya menghapus citra es cendol sebagai minuman jalanan. Mereka juga akan masuk ke hotel-hotel berbintang lima dan beberapa restoran. Tujuannya, cendol bisa sejajar dengan minuman-minuman berkarbonasi yang sudah lebih dulu populer di Indonesia.

Abdul Gani juga berupaya agar es cendol menjadi minuman andalan nasional. Sebab, saat ini sudah terlalu banyak minuman impor. Padahal, kebanyakan minuman tersebut tidak baik untuk kesehatan. “Minuman tersebut juga belum tentu membuat mereka bugar dan berenergi,” katanya.

Minuman berkarbonasi mengandung banyak gula. Tetapi, gula yang terkandung tidak baik untuk kesehatan. Akibatnya, mereka yang gemar minuman soda tersebut gampang obesitas. Nah, di es cendol, gula yang digunakan adalah gula khusus. Yakni gula Jawa yang  dibuat dari mengumpulkan tetes-tetes pohon aren. “Kami juga sedang berusaha agar es cendol tidak pakai es. Tapi disajikan hangat seperti wedang,” katanya. (*)

Upaya Membawa Es Cendol Jadi Minuman Nasional

Minuman cendol sudah sangat merakyat. Lewat terobosan kreatif, manajemen Es Cendol Elizabeth berambisi menjadikan minuman tersebut makin populer hingga tingkat nasional.

AGUNG PUTU-THOMAS K, Jakarta

Stan Es Cendol Elizabeth di pergelaran Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang diadakan Bank Mandiri di Jakarta Convention Center (JCC) kemarin (20/1) terlihat ramai. Beberapa orang mengantre di stan dengan dominasi warna hijau tersebut. Mereka penasaran dengan es yang warna hijau cendolnya dibuat dari ramuan daun suji dan pandan tersebut.

Sama dengan sebagian besar wirausaha di JCC, Es Cendol Elizabeth juga menggunakan model waralaba. Tetapi, mereka tidak mau mematok harga terlalu tinggi. Hanya Rp6,5 juta. Itu sudah termasuk booth dan peralatan membikin minuman segar tersebut.

“Kami tidak mau memasang harga tinggi. Yang penting bisa masal biar es cendol semakin populer. Kalau terlalu mahal, nanti orang tidak segera buka usaha. Harganya segitu karena kami tidak mematok royalty fee,” kata Abdul Gani, salah seorang direktur di Es Cendol Elizabeth.

Es Cendol Elizabeth saat ini sedang berupaya membawa minuman tradisional tersebut agar populer di kalangan anak muda Mereka ingin es cendol populer seperti minuman berenergi yang banyak digemari. Caranya, memperbaiki packaging dan persepsi masyarakat tentang es cendol.

“Es cendol ini banyak yang suka, tapi malu-malu. Seperti orang suka dangdut. Mereka sungkan kalau ketahuan suka, padahal diam-diam dengerin dangdut. Nah, kita berusaha agar orang minum es cendol dengan bangga,” kata Abdul Gani lantas terkekeh.

Saat ini Es Cendol Elizabeth memiliki 60 gerai. Mereka menargetkan bisa menguasai penyebaran es cendol ke seluruh Jawa. Perusahaan keluarga yang berasal dari Bogor, Jawa Barat, itu juga mulai membuat produk-produknya lebih variatif. Di antaranya dengan mencampurkan wortel, buah-buahan, dan beberapa sayuran ke cendol. Dengan inovasi tersebut, cendol yang diminum bisa sangat baik karena mengandung vitamin dan sarat serat.

Dengan strategi diferensiasi pasar, kata Abdul Gani, mereka berupaya menghapus citra es cendol sebagai minuman jalanan. Mereka juga akan masuk ke hotel-hotel berbintang lima dan beberapa restoran. Tujuannya, cendol bisa sejajar dengan minuman-minuman berkarbonasi yang sudah lebih dulu populer di Indonesia.

Abdul Gani juga berupaya agar es cendol menjadi minuman andalan nasional. Sebab, saat ini sudah terlalu banyak minuman impor. Padahal, kebanyakan minuman tersebut tidak baik untuk kesehatan. “Minuman tersebut juga belum tentu membuat mereka bugar dan berenergi,” katanya.

Minuman berkarbonasi mengandung banyak gula. Tetapi, gula yang terkandung tidak baik untuk kesehatan. Akibatnya, mereka yang gemar minuman soda tersebut gampang obesitas. Nah, di es cendol, gula yang digunakan adalah gula khusus. Yakni gula Jawa yang  dibuat dari mengumpulkan tetes-tetes pohon aren. “Kami juga sedang berusaha agar es cendol tidak pakai es. Tapi disajikan hangat seperti wedang,” katanya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/