25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Pedagang Pasar Nyanyikan We Are The Champion

Ekspresi Warga Solo Menyambut “Kemenangan” Jokowi di Pilgub DKI Jakarta

Kegembiraan dan keharuan mewarnai suasana sudut-sudut Kota Solo seiring dengan kemenangan Jokowi (Joko Widodo) dalam Pilgub DKI Jakarta kemarin (20/9). Sukacita itu diwujudkan warga dengan berbagai ekspresi. Ada yang potong gundul, cukur kumis, dan tumpengan pedagang
di tengah pasar.

Kemenangan Jokowi disambut sukacita warga Solo dari berbagai kalangan. Di Pasar Gede Harjonagoro, ratusan pedagang menggelar doa bersama sejak pagi. Doa itu dilakukan untuk mengiringi pelaksanaan pemungutan suara di TPS-TPS agar berjalan aman, lancar, dan jujur. Tentu saja juga untuk mendoakan agar wali kota Solo tersebut bisa memenangi pemilukada putaran kedua DKI Jakarta tersebut.

Para pedagang, yang kebanyakan ibu-ibu, tak lupa menyediakan tumpeng untuk kenduri bersama. Tumpeng yang berisi gunungan nasi yang dikitari lauk-pauk daging ayam, tempe-tahu, gudangan, gudeg, telur, dan dihiasi sayur-mayur siap disantap bersama-sama begitu pasangan Jokowi-Ahok terlihat menang atas pasangan Foke-Nara.

Di beberapa sudut pasar, dipasang televisi untuk memudahkan para pedagang memantau jalannya pemungutan suara sekaligus penghitungan cepat (quick count) sejumlah lembaga survei. Maka, suara sorak-sorai pun terdengar di seluruh penjuru pasar begitu di layar televisi terpapar angka kemenangan bagi Jokowi-Ahok.

“Hidup Jokowi, hidup Solo”,” teriak seorang pedagang diikuti puluhan pedagang lainnya.
Meski penghitungan cepat itu belum menunjukkan kemenangan secara resmi bagi Jokowi-Ahok, para pedagang yakin hasil quick count tersebut merupakan gambaran nyata keunggulan pasangan “underdog” itu.

“Kami sangat senang Pak Jokowi bisa menang dan menjadi gubernur DKI,” ucap Tugi, 54, pedagang sayur.

Tak lama kemudian, para pedagang semburat keluar menuju depan pasar sambil membentangkan spanduk Jokowi-Ahok yang bertuliskan “We Are The Champion”. Mereka juga menyanyikan lagu We Are The Champion seperti tim sepak bola saat merayakan kemenangan dalam sebuah kompetisi. Tak ayal, aksi itu mengundang daya tarik para pengendara yang melintas di jalan depan Pasar Gede.

Ekspresi gembira campur haru terlihat di wajah para pedagang. Mereka ikut merasakan kemenangan “Bapake Wong Solo” itu dalam pilgub ibu kota negara tersebut. Tak sedikit yang meneteskan air mata. Seperti yang dirasakan Noh Nursiah, 59, yang berkali-kali mengusap air mata di pipinya. Dia menangis karena tak mampu membendung rasa haru.

“Air mata ini sebagai bukti kecintaan warga Solo kepada Pak Jokowi. Semoga beliau selalu diberi kesuksesan di Jakarta,” ucapnya.
Suasana serupa terlihat di depan Plasa Sriwedari. Di sana digelar panggung hiburan dan nonton bareng perhitungan cepat pilkada Jakarta. Rencananya, dari lokasi itu warga berkonvoi di Jalan Slamet Riyadi. Namun, niat itu urung dilakukan karena tak mendapat izin dari aparat kepolisian.

Sementara itu, perayaan “kemenangan” Jokowi di Kantor DPC PDI Perjuangan Solo juga tak kalah meriah. Ratusan kader dan pengurus partai berlambang banteng moncong putih itu sesekali meneriakkan pekik “Jokowi-Ahok” di tengah suasana nonton bareng quick count. Setelah itu, sekitar 30 kader menyodorkan kepalanya untuk digunduli. Hal itu sebagai wujud nazar mereka bila Jokowi “yang kader PDIP dari Solo” bisa “menaklukkan” Jakarta sebagai gubernur untuk menggantikan Fauzi Bowo.

Bahkan, di antara para kader yang cukur gundul itu terdapat seorang perempuan. Dia bernama Endri Purwani, warga Kadipiro, Banjarsari, Solo. Wanita 42 tahun itu mengaku sudah mendapat izin dari suami dan anak-anaknya.

“Keluarga mendukung saya cukur gundul demi Pak Jokowi. Saya rela rambut saya yang panjang ini dibabat habis. Jokowi, yes,” ucap Endri di sela-sela rambutnya dicukur oleh Wakil Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo.
Tidak hanya potong plontos. Beberapa pendukung cagub “kotak-kotak” juga menyambut kemenangan Jokowi-Ahok dengan mencukur kumis masing-masing. “Ini wujud kegembiraan kami. Tidak masalah kumis kami hilang. Pasti nanti tumbuh lagi yang lebih baik,” ujar Dwi Ponco, salah seorang peserta cukur kumis, yang ditemui di rumah kerabat Jokowi di Jalan Ahmad Yani, Solo, kemarin.
Mulyadi, peserta yang lain, mengatakan, dirinya tak menyesal memotong kumis yang telah lama melekat di bawah hidungnya itu. Baginya, cara itu merupakan simbol dukungan kepada wali kota Solo yang merakyat itu.
“Aksi ini kami persembahkan kepada Pak Jokowi. Selama menjadi wali kota, beliau dikenal baik dan rendah hati,” ujarnya.
Tuan rumah, Miyono Suryo Sarjono, menyatakan, keluarga akan terus berada di belakang Jokowi. “Kami akan ikut mengawal kepemimpinan Jokowi menjadi DKI 1. Kalau dia tidak bener, ya kami elekke (ingatkan). Kemenangan ini amanah warga DKI,” kata paman Jokowi itu.
Ditanya tentang pribadi keponakannya, Miyono mengatakan, Jokowi adalah sosok pekerja keras. Dia tidak gampang menyerah dan senang tantangan. “Meski terlihat kurus, fisik Jokowi kuat. Saya saja kalah,” tandasnya. (by/mas/jpnn/c2/ari)

Ekspresi Warga Solo Menyambut “Kemenangan” Jokowi di Pilgub DKI Jakarta

Kegembiraan dan keharuan mewarnai suasana sudut-sudut Kota Solo seiring dengan kemenangan Jokowi (Joko Widodo) dalam Pilgub DKI Jakarta kemarin (20/9). Sukacita itu diwujudkan warga dengan berbagai ekspresi. Ada yang potong gundul, cukur kumis, dan tumpengan pedagang
di tengah pasar.

Kemenangan Jokowi disambut sukacita warga Solo dari berbagai kalangan. Di Pasar Gede Harjonagoro, ratusan pedagang menggelar doa bersama sejak pagi. Doa itu dilakukan untuk mengiringi pelaksanaan pemungutan suara di TPS-TPS agar berjalan aman, lancar, dan jujur. Tentu saja juga untuk mendoakan agar wali kota Solo tersebut bisa memenangi pemilukada putaran kedua DKI Jakarta tersebut.

Para pedagang, yang kebanyakan ibu-ibu, tak lupa menyediakan tumpeng untuk kenduri bersama. Tumpeng yang berisi gunungan nasi yang dikitari lauk-pauk daging ayam, tempe-tahu, gudangan, gudeg, telur, dan dihiasi sayur-mayur siap disantap bersama-sama begitu pasangan Jokowi-Ahok terlihat menang atas pasangan Foke-Nara.

Di beberapa sudut pasar, dipasang televisi untuk memudahkan para pedagang memantau jalannya pemungutan suara sekaligus penghitungan cepat (quick count) sejumlah lembaga survei. Maka, suara sorak-sorai pun terdengar di seluruh penjuru pasar begitu di layar televisi terpapar angka kemenangan bagi Jokowi-Ahok.

“Hidup Jokowi, hidup Solo”,” teriak seorang pedagang diikuti puluhan pedagang lainnya.
Meski penghitungan cepat itu belum menunjukkan kemenangan secara resmi bagi Jokowi-Ahok, para pedagang yakin hasil quick count tersebut merupakan gambaran nyata keunggulan pasangan “underdog” itu.

“Kami sangat senang Pak Jokowi bisa menang dan menjadi gubernur DKI,” ucap Tugi, 54, pedagang sayur.

Tak lama kemudian, para pedagang semburat keluar menuju depan pasar sambil membentangkan spanduk Jokowi-Ahok yang bertuliskan “We Are The Champion”. Mereka juga menyanyikan lagu We Are The Champion seperti tim sepak bola saat merayakan kemenangan dalam sebuah kompetisi. Tak ayal, aksi itu mengundang daya tarik para pengendara yang melintas di jalan depan Pasar Gede.

Ekspresi gembira campur haru terlihat di wajah para pedagang. Mereka ikut merasakan kemenangan “Bapake Wong Solo” itu dalam pilgub ibu kota negara tersebut. Tak sedikit yang meneteskan air mata. Seperti yang dirasakan Noh Nursiah, 59, yang berkali-kali mengusap air mata di pipinya. Dia menangis karena tak mampu membendung rasa haru.

“Air mata ini sebagai bukti kecintaan warga Solo kepada Pak Jokowi. Semoga beliau selalu diberi kesuksesan di Jakarta,” ucapnya.
Suasana serupa terlihat di depan Plasa Sriwedari. Di sana digelar panggung hiburan dan nonton bareng perhitungan cepat pilkada Jakarta. Rencananya, dari lokasi itu warga berkonvoi di Jalan Slamet Riyadi. Namun, niat itu urung dilakukan karena tak mendapat izin dari aparat kepolisian.

Sementara itu, perayaan “kemenangan” Jokowi di Kantor DPC PDI Perjuangan Solo juga tak kalah meriah. Ratusan kader dan pengurus partai berlambang banteng moncong putih itu sesekali meneriakkan pekik “Jokowi-Ahok” di tengah suasana nonton bareng quick count. Setelah itu, sekitar 30 kader menyodorkan kepalanya untuk digunduli. Hal itu sebagai wujud nazar mereka bila Jokowi “yang kader PDIP dari Solo” bisa “menaklukkan” Jakarta sebagai gubernur untuk menggantikan Fauzi Bowo.

Bahkan, di antara para kader yang cukur gundul itu terdapat seorang perempuan. Dia bernama Endri Purwani, warga Kadipiro, Banjarsari, Solo. Wanita 42 tahun itu mengaku sudah mendapat izin dari suami dan anak-anaknya.

“Keluarga mendukung saya cukur gundul demi Pak Jokowi. Saya rela rambut saya yang panjang ini dibabat habis. Jokowi, yes,” ucap Endri di sela-sela rambutnya dicukur oleh Wakil Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo.
Tidak hanya potong plontos. Beberapa pendukung cagub “kotak-kotak” juga menyambut kemenangan Jokowi-Ahok dengan mencukur kumis masing-masing. “Ini wujud kegembiraan kami. Tidak masalah kumis kami hilang. Pasti nanti tumbuh lagi yang lebih baik,” ujar Dwi Ponco, salah seorang peserta cukur kumis, yang ditemui di rumah kerabat Jokowi di Jalan Ahmad Yani, Solo, kemarin.
Mulyadi, peserta yang lain, mengatakan, dirinya tak menyesal memotong kumis yang telah lama melekat di bawah hidungnya itu. Baginya, cara itu merupakan simbol dukungan kepada wali kota Solo yang merakyat itu.
“Aksi ini kami persembahkan kepada Pak Jokowi. Selama menjadi wali kota, beliau dikenal baik dan rendah hati,” ujarnya.
Tuan rumah, Miyono Suryo Sarjono, menyatakan, keluarga akan terus berada di belakang Jokowi. “Kami akan ikut mengawal kepemimpinan Jokowi menjadi DKI 1. Kalau dia tidak bener, ya kami elekke (ingatkan). Kemenangan ini amanah warga DKI,” kata paman Jokowi itu.
Ditanya tentang pribadi keponakannya, Miyono mengatakan, Jokowi adalah sosok pekerja keras. Dia tidak gampang menyerah dan senang tantangan. “Meski terlihat kurus, fisik Jokowi kuat. Saya saja kalah,” tandasnya. (by/mas/jpnn/c2/ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/