JAKARTA – Partai Golkar benar-benar bertekad memenangkan Pemilu 2014 mendatang. Pada momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-48 Partai Golkar kemarin, Ketua Umum DPP PG Aburizal Bakrie telah menyatakan keyakinannya, kalau rakyat Indonesia saat ini semakin rindu terhadap kepemimpinan partai berlambang pohon beringin itu lagi.
”Rasanya, rakyat seperti mengharapkan Golkar kembali memimpin,” kata Aburizal Bakrie, usai berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta kemarin (20/10). Pernyataan itu disampaikannya menyikapi hasil survei hampir semua lembaga yang menempatkan Golkar di posisi teratas hingga saat ini.
Dia memandang, dukungan terbesar itu didapat karena penilaian terkini rakyat Indonesia terhadap kondisi yang ada. Bahwa kehidupan berjalan lebih baik ketika dulu 32 tahun Golkar memimpin Indonesia. Pada saat-saat tersebut, imbuh dia, kerja-kerja Golkar di pemerintahan maupun parlemen selalu berorientasi kepada rakyat.”Jadi, insyaallah Golkar memenangkan Pemilu 2014 nanti,” lanjut Ical, optimis.
Karena itulah, dia menepis anggapan bahwa capaian Golkar saat ini semata-mata karena limpahan suara dari partai lain yang sedang terpuruk. Yaitu, limpahan suara dari Partai Demokrat yang kini sedang dirundung terpaan dugaan kasus korupsi yang menyeret sejumlah para petingginya. ”Bukan, saya lihat perolehan suara Golkar bagus bukan karena kondisi jelek partai lain,” tandas mantan menkokesra tersebut.
Ziarah Ical bersama para fungsionaris Golkar ke TMP Kalibata kemarin menjadi awal rangkaian peringatan HUT Golkar tahun ini. Kegiatan dilanjutkan dengan tumpengan di kantor DPP, Slipi, Jakarta.
Disinggung soal pendampingnya sebagai cawapres nantinya, Ical hanya memberikan sejumlah kriteria. ”Pertama, dia harus populer,” kata politisi berlatar pengusaha papan atas itu.
Meski demikian, dia melanjutkan, kalau popularitas itu juga harus disertai dengan kemampuan mengemban tugas sebagai wakil presiden jika terpilih nantinya. Selain itu yang tidak kalah penting adalah bisa bekerjasama. ”Kalau tidak cocok nanti bisa pecah, ini bisa jadi resiko bagi bangsa,” imbuhnya. (dyn/jpnn)