27.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Jokowi-JK Bawa Optimisme

AFP PHOTO / Bay ISMOYO Presiden Indonesia, Joko Widowo (tengah) melambaikan tangan dari atas kereta kuda yang membawanya ke Istana Negara usai pelantikan di gedung DPR RI, 20 Oktober 2014.
AFP PHOTO / Bay ISMOYO
Presiden Indonesia, Joko Widowo (tengah) melambaikan tangan dari atas kereta kuda yang membawanya ke Istana Negara usai pelantikan di gedung DPR RI, 20 Oktober 2014.

SUMUTPOS.CO – Senin (20/10) adalah memomentum paling bersejarah bagi bangsa ini. Sejarah mencatat belum pernah ada kepala negara di negeri ini yang disambut dengan gegap-gempita dan dipestakan secara gembira oleh rakyat dari berbagai lapisan.

Di Jakarta, rakyat rela berpanas-panas menanti presiden dan wapres yang diusung Koalisi Indonesia Hebat itu menyapa masyarakat. Jokowi-JK diarak dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Negara, dengan kawalan ribuan massanya. Massa terus berdatangan ke kawasan Bundaran HI untuk menyambut kedatangan Jokowi-JK.

Presiden dan Wapres Jokowi-JK diklaim sebagai yang pertama disambut rakyat langsung sejak Indonesia merdeka 1945. “Baru kali ini Presiden RI sejak tahun 1945, disambut langsung oleh ratusan ribu rakyat. Saat Jokowi menang, rakyat juga turun di jalan,” kata salah satu orator dari relawan di atas mobil di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Relawan itu kemudian berjalan dari Bundaran HI menuju kawasan Sarinah. “Kita sambut Jokowi-JK di Sarinah,” teriak relawan yang berorasi. Massa pun tak ketinggalan antusias. Sejumlah mahasiswa, karyawan, pelajar, ibu-ibu, anak-anak, dari berbagai golongan terlihat semakin ramai memadati kawasan HI. Polisi dan TNI terlihat sibuk berjaga-jaga.

Dengan kawalan ketat Pasukan Pengamanan Presiden, Polri, TNI, Jokowi maupun Jusuf Kalla menyapa warga. Duet yang dikenal dengan sebutan Jokowi-JK itu kompak melepas jas yang digunakan saat pelantikan.

Berdiri di atas kereta kencana, Jokowi-JK terlihat berkemeja putih panjang dengan lengan digulung. Dikawal ketat Paspampres, Polri dan TNI, Jokowi-JK mengumbar senyuman. “Pak Jokowi, Pak Jokowi,” teriak massa yang mendapat lambaian balasan dari Jokowi.

Di belakang kereta Jokowi-JK, terlihat sang istri Iriana Jokowi dan Mufidah Kalla mengikuti. Mereka juga melempar senyum dan lambaian tangan kepada masyarakat.

Massa kemudian mengikuti Jokowi-JK menuju Istana. Terik panas matahari tak menyurutkan semangat massa untuk mengantarkan Presiden dan Wapres periode 2014-2019 itu untuk mulai mengemban tugas selama lima tahun ke depan.

Kegembiraan rakyat mengantarkan Jokowi-JK sebagai pemimpin bangsa lima tahun ke depan itu seakan cerminan atas pidato kenegaraan pertama Jokowi di depan DPR/MPR yang membuat banyak kalangan merasa tentram dan terharu.

Seperti yang dirasakan Parmin, pedagang gorengan di kawasan Bunderan Senayan dan Agus, supir taksi Blue Bird. Demi menantikan pidato pertama presiden baru, keduanya mengaku sengaja nonton TV.

“Kalau saya kebetulan kan dekat warteg dan ada TV-nya. Jadi saya sempatkan nonton pidato Pak Jokowi,” ujar pria paruh baya ini, Senin (20/10).

Saat mendengar Jokowi menyebutkan rakyat kecil, seperti pedagang asongan, pedagang di pasar, Parmin mengaku sempat menitikkan airmata.

“Terharu sekali Pak Jokowi masih ingat kami yang rakyat jelata. Mudah-mudahan janji Pak Jokowi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil bisa terlaksana. Amien…,” ujarnya mendoakan.

Ungkapan serupa disampaikan Agus. Supir taksi ini malah terang-terangan mengaku saat Pilpres mencoblos Jokowi-JK. Wajar ketika akhirnya terpilih menjadi presiden, Agus merasakan rasa bahagia.

“Merinding saya mendengar pidato Pak Jokowi. Saya juga terharu mendengar Pak Jokowi menyebut kami para sopir,” ucapnya.

Baik Parmin maupun Agus meyakini Jokowi akan mengantarkan Indonesia menjadi lebih baik lagi. “Coba lihat tuh, banyak rakyat yang bersuka cita dengan pelantikan ini. Kalau bukan Jokowi-JK mungkin penyambutannya tidak semeriah ini,” kata Agus.

Antusiasme warga juga sangat besar untuk berjabat tangan langsung dengan Jokowi-JK.

Tak ayal, begitu pasukan pengamanan presiden (Paspamres) membuka pintu gerbang di sebelah kanan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, ratusan orang langsung berusaha menyerbu masuk.

“Sebentar, sebentar, semuanya bisa masuk. Boleh-boleh, tunggu dulu pak. Antre-antre,” teriak salah seorang anggota Paspampres yang berjaga-jaga di depan gerbang, Senin (20/10) sekitar pukul 15.30 WIB.

Mendengar seruan tersebut, masyarakat yang awalnya berdesak-desakan, bersedia mengantri. Namun begitu pintu dibuka kembali, desak-desakan kembali terjadi. Alhasil, paspampres meloloskan semua masyarakat masuk. Tapi, mereka harus tetap menjalani pemeriksaan metal detektor.

“Saya ingin menyalam Pak Presiden. Kalau dulu kan enggak bisa seperti ini,” katanya.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan stasiun televisi swasta di halaman istana, kemarin malam, Jokowi mengaku terkejut dengan lautan manusia yang mengantar dirinya dan JK dari Gedung DPR/MPR hingga ke Istana Negara.

”Baru kali ini dalam seumur hidup saya melihat lautan manusia sebanyak itu. Dari Senayan, Semanggi hingga Istana Negara,” katanya. Jokowi merasakan tingginya harapan yang dipercayakan rakyat Indonesia kepada dirinya sebagai pemimpin bangsa untuk melakukan perubahan dan perbaikan bagi negara.

”Saya terbeban. Saya sangat terbeban. Ekspektasi mereka (rakyat) terlalu tinggi,” katanya dengan suara terbata-bata. Jokowi melihat ekspektasi yang terlalu tinggi itu harus dijawab dengan secepatnya bekerja untuk membenahi sistem di berbagai sektor pemerintahan.

”Menjawab semua itu ya, harus kerja… kerja… kerja. Semua harus kerja keras. Rakyat juga harus kerja keras. Harapan mereka itu ya, kesejahteraannya lebih baik. Saya terbeban sakali dengan ekspektasi yang bagi saya itu terlampau berlebihan, sangat tinggi. Apa pun yang berlebihan kan nggak baik. Saya cenderung pada perbaikan yang lebih berproses,” ujarnya.

Senada, dalam pidatonya di depan puluhan ribu massa relawan di Monas, beberapa jam sebelumnya, Jokowi mengatakan, bangsa Indonesia harus bekerja keras untuk mengabulkan cita-cita pendiri bangsa demi kemakmuran rakyat.

“Jangan harapkan negara ini menjadi negara yang besar, menjadi negara yang makmur, jika kita bermalas-malasan,” kata Jokowi.

Untuk itu, Jokowi mengajak agar seluruh komponen masyarakat, baik yang ada di desa, di kota, di provinsi, di ibu kota, untuk bekerja keras.

“Negara kita adalah bangsa yang besar, sehingga harus dikelola dengan yang benar, harus dikelola demi kepentingan rakyat,” tandasnya.

Bekas Wapres Boediono menyampaikan bahwa saat ini rakyat Indonesia menyimpan ekspektasi yang besar terhadap pemerintahan Jokowi-JK.

“Kita lihat saat ini rakyat tampak turun dan keluar ke jalan,” kata Boediono. “Ini lain daripada kondisi sewaktu pelantikan di tahun 2004 dan 2009 lalu. Ini petunjuk dukungan dan ekspektasi yang besar pada pemerintahan Jokowi-JK,” ujar Boediono.

Boediono menyampaikan itu saat acara penyerahan buku ‘Memori Jabatan 2009-2014’ di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, kemarin.

Wapres Jusuf Kalla menyadari hal tersebut dan mengamini pernyataan Boediono. Ia berjanji untuk bekerja keras guna merealisasikan semua janji kampanyenya serta melanjutkan semua program pemerintahan SBY-Boediono yang saat ini sudah baik dan sedang berjalan.

“Ekspektasi tersebut, bila tidak di-deliver tentu akan menimbulkan kritik tajam. Yang penting selalu saya katakan, pemerintah itu berkelanjutan. Wapres boleh ganti tapi program harus jalan. Tidak boleh ada pejabat ganti, agar terus ada kesinambungan. Ini dasar bagi kita semua untuk meneruskan bekerja,” ujar JK. (jpnn/bbs/val)

AFP PHOTO / Bay ISMOYO Presiden Indonesia, Joko Widowo (tengah) melambaikan tangan dari atas kereta kuda yang membawanya ke Istana Negara usai pelantikan di gedung DPR RI, 20 Oktober 2014.
AFP PHOTO / Bay ISMOYO
Presiden Indonesia, Joko Widowo (tengah) melambaikan tangan dari atas kereta kuda yang membawanya ke Istana Negara usai pelantikan di gedung DPR RI, 20 Oktober 2014.

SUMUTPOS.CO – Senin (20/10) adalah memomentum paling bersejarah bagi bangsa ini. Sejarah mencatat belum pernah ada kepala negara di negeri ini yang disambut dengan gegap-gempita dan dipestakan secara gembira oleh rakyat dari berbagai lapisan.

Di Jakarta, rakyat rela berpanas-panas menanti presiden dan wapres yang diusung Koalisi Indonesia Hebat itu menyapa masyarakat. Jokowi-JK diarak dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Negara, dengan kawalan ribuan massanya. Massa terus berdatangan ke kawasan Bundaran HI untuk menyambut kedatangan Jokowi-JK.

Presiden dan Wapres Jokowi-JK diklaim sebagai yang pertama disambut rakyat langsung sejak Indonesia merdeka 1945. “Baru kali ini Presiden RI sejak tahun 1945, disambut langsung oleh ratusan ribu rakyat. Saat Jokowi menang, rakyat juga turun di jalan,” kata salah satu orator dari relawan di atas mobil di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Relawan itu kemudian berjalan dari Bundaran HI menuju kawasan Sarinah. “Kita sambut Jokowi-JK di Sarinah,” teriak relawan yang berorasi. Massa pun tak ketinggalan antusias. Sejumlah mahasiswa, karyawan, pelajar, ibu-ibu, anak-anak, dari berbagai golongan terlihat semakin ramai memadati kawasan HI. Polisi dan TNI terlihat sibuk berjaga-jaga.

Dengan kawalan ketat Pasukan Pengamanan Presiden, Polri, TNI, Jokowi maupun Jusuf Kalla menyapa warga. Duet yang dikenal dengan sebutan Jokowi-JK itu kompak melepas jas yang digunakan saat pelantikan.

Berdiri di atas kereta kencana, Jokowi-JK terlihat berkemeja putih panjang dengan lengan digulung. Dikawal ketat Paspampres, Polri dan TNI, Jokowi-JK mengumbar senyuman. “Pak Jokowi, Pak Jokowi,” teriak massa yang mendapat lambaian balasan dari Jokowi.

Di belakang kereta Jokowi-JK, terlihat sang istri Iriana Jokowi dan Mufidah Kalla mengikuti. Mereka juga melempar senyum dan lambaian tangan kepada masyarakat.

Massa kemudian mengikuti Jokowi-JK menuju Istana. Terik panas matahari tak menyurutkan semangat massa untuk mengantarkan Presiden dan Wapres periode 2014-2019 itu untuk mulai mengemban tugas selama lima tahun ke depan.

Kegembiraan rakyat mengantarkan Jokowi-JK sebagai pemimpin bangsa lima tahun ke depan itu seakan cerminan atas pidato kenegaraan pertama Jokowi di depan DPR/MPR yang membuat banyak kalangan merasa tentram dan terharu.

Seperti yang dirasakan Parmin, pedagang gorengan di kawasan Bunderan Senayan dan Agus, supir taksi Blue Bird. Demi menantikan pidato pertama presiden baru, keduanya mengaku sengaja nonton TV.

“Kalau saya kebetulan kan dekat warteg dan ada TV-nya. Jadi saya sempatkan nonton pidato Pak Jokowi,” ujar pria paruh baya ini, Senin (20/10).

Saat mendengar Jokowi menyebutkan rakyat kecil, seperti pedagang asongan, pedagang di pasar, Parmin mengaku sempat menitikkan airmata.

“Terharu sekali Pak Jokowi masih ingat kami yang rakyat jelata. Mudah-mudahan janji Pak Jokowi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil bisa terlaksana. Amien…,” ujarnya mendoakan.

Ungkapan serupa disampaikan Agus. Supir taksi ini malah terang-terangan mengaku saat Pilpres mencoblos Jokowi-JK. Wajar ketika akhirnya terpilih menjadi presiden, Agus merasakan rasa bahagia.

“Merinding saya mendengar pidato Pak Jokowi. Saya juga terharu mendengar Pak Jokowi menyebut kami para sopir,” ucapnya.

Baik Parmin maupun Agus meyakini Jokowi akan mengantarkan Indonesia menjadi lebih baik lagi. “Coba lihat tuh, banyak rakyat yang bersuka cita dengan pelantikan ini. Kalau bukan Jokowi-JK mungkin penyambutannya tidak semeriah ini,” kata Agus.

Antusiasme warga juga sangat besar untuk berjabat tangan langsung dengan Jokowi-JK.

Tak ayal, begitu pasukan pengamanan presiden (Paspamres) membuka pintu gerbang di sebelah kanan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, ratusan orang langsung berusaha menyerbu masuk.

“Sebentar, sebentar, semuanya bisa masuk. Boleh-boleh, tunggu dulu pak. Antre-antre,” teriak salah seorang anggota Paspampres yang berjaga-jaga di depan gerbang, Senin (20/10) sekitar pukul 15.30 WIB.

Mendengar seruan tersebut, masyarakat yang awalnya berdesak-desakan, bersedia mengantri. Namun begitu pintu dibuka kembali, desak-desakan kembali terjadi. Alhasil, paspampres meloloskan semua masyarakat masuk. Tapi, mereka harus tetap menjalani pemeriksaan metal detektor.

“Saya ingin menyalam Pak Presiden. Kalau dulu kan enggak bisa seperti ini,” katanya.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan stasiun televisi swasta di halaman istana, kemarin malam, Jokowi mengaku terkejut dengan lautan manusia yang mengantar dirinya dan JK dari Gedung DPR/MPR hingga ke Istana Negara.

”Baru kali ini dalam seumur hidup saya melihat lautan manusia sebanyak itu. Dari Senayan, Semanggi hingga Istana Negara,” katanya. Jokowi merasakan tingginya harapan yang dipercayakan rakyat Indonesia kepada dirinya sebagai pemimpin bangsa untuk melakukan perubahan dan perbaikan bagi negara.

”Saya terbeban. Saya sangat terbeban. Ekspektasi mereka (rakyat) terlalu tinggi,” katanya dengan suara terbata-bata. Jokowi melihat ekspektasi yang terlalu tinggi itu harus dijawab dengan secepatnya bekerja untuk membenahi sistem di berbagai sektor pemerintahan.

”Menjawab semua itu ya, harus kerja… kerja… kerja. Semua harus kerja keras. Rakyat juga harus kerja keras. Harapan mereka itu ya, kesejahteraannya lebih baik. Saya terbeban sakali dengan ekspektasi yang bagi saya itu terlampau berlebihan, sangat tinggi. Apa pun yang berlebihan kan nggak baik. Saya cenderung pada perbaikan yang lebih berproses,” ujarnya.

Senada, dalam pidatonya di depan puluhan ribu massa relawan di Monas, beberapa jam sebelumnya, Jokowi mengatakan, bangsa Indonesia harus bekerja keras untuk mengabulkan cita-cita pendiri bangsa demi kemakmuran rakyat.

“Jangan harapkan negara ini menjadi negara yang besar, menjadi negara yang makmur, jika kita bermalas-malasan,” kata Jokowi.

Untuk itu, Jokowi mengajak agar seluruh komponen masyarakat, baik yang ada di desa, di kota, di provinsi, di ibu kota, untuk bekerja keras.

“Negara kita adalah bangsa yang besar, sehingga harus dikelola dengan yang benar, harus dikelola demi kepentingan rakyat,” tandasnya.

Bekas Wapres Boediono menyampaikan bahwa saat ini rakyat Indonesia menyimpan ekspektasi yang besar terhadap pemerintahan Jokowi-JK.

“Kita lihat saat ini rakyat tampak turun dan keluar ke jalan,” kata Boediono. “Ini lain daripada kondisi sewaktu pelantikan di tahun 2004 dan 2009 lalu. Ini petunjuk dukungan dan ekspektasi yang besar pada pemerintahan Jokowi-JK,” ujar Boediono.

Boediono menyampaikan itu saat acara penyerahan buku ‘Memori Jabatan 2009-2014’ di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, kemarin.

Wapres Jusuf Kalla menyadari hal tersebut dan mengamini pernyataan Boediono. Ia berjanji untuk bekerja keras guna merealisasikan semua janji kampanyenya serta melanjutkan semua program pemerintahan SBY-Boediono yang saat ini sudah baik dan sedang berjalan.

“Ekspektasi tersebut, bila tidak di-deliver tentu akan menimbulkan kritik tajam. Yang penting selalu saya katakan, pemerintah itu berkelanjutan. Wapres boleh ganti tapi program harus jalan. Tidak boleh ada pejabat ganti, agar terus ada kesinambungan. Ini dasar bagi kita semua untuk meneruskan bekerja,” ujar JK. (jpnn/bbs/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/