31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Evakuasi Korban Metode Jaring Tunggu Alat dari Jakarta

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Petugas Basarnas usai pencarian korban kapal Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, di Dermaga Tigaras, Simalungun Kamis (21/6).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tidak banyak kemajuan dalam pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun pada Senin lalu (18/6). Pada pencarian hari keempat, Kamis (21/6), tidak ditemukan satu pun korban.

Puluhan orang yang kehilangan anggota keluarganya kemarin berkumpul di Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, dan Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. Itu adalah jurusan kapal nahas tersebut. Mereka menunggu hasil pencarian tim gabungan.

Untuk memberikan dukungan moral, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, KSAL Laksamana Siwi Sukma Adji, dan sejumlah pejabat tinggi lain kemarin datang ke Pelabuhan Tigaras. Mereka berjanji akan melakukan pencarian sampai tuntas.  Total, 189 orang korban masih belum ditemukan.

”Basarnas dan kepolisian akan melakukan pencarian sesuai dengan SOP,” kata Hadi.

Tidak hanya korban yang sulit dicari, bangkai KM Sinar Bangun pun sampai kemarin belum berhasil ditemukan. Untuk membantu proses pencarian, TNI mengerahkan alat khusus yang dimiliki TNI AL. ”Alat tersebut akan didatangkan dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL di Jakarta,” ucap Hadi.

Tidak hanya itu, hari ini bakal didatangkan satu pesawat dan helikopter dari Basarnas. Diharapkan pencarian korban bisa lebih maksimal. ”Untuk menyisir setiap sudut atau pantai di Danau Toba ini,” tandasnya.

Peralatan dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL dikerahkan agar jangkauan pencarian di dalam air bisa lebih dalam. Sejauh ini, penyelam yang dikerahkan oleh Tim SAR hanya bisa menyelam sampai ke dalaman 50 meter. Padahal, kedalaman Danau Toba mencapai ratusan meter.

Lebih lanjut, Hadi menyampaikan bahwa upaya evakuasi korban hilang bisa dilakukan dengan metode jaring apabila posisi target sudah diketahui. Itu sangat mungkin dilakukan apabila alat dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL sudah dikerahkan.

Berdasar keterangan korban selamat yang ditemui panglima di rumah sakit, KM Sinar Bangun tenggelam dalam waktu singkat. ”Kapal oleng ke kanan dan begitu cepat kapal itu langsung tenggelam,” ujarnya. (syn/tau/ang)

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Petugas Basarnas usai pencarian korban kapal Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, di Dermaga Tigaras, Simalungun Kamis (21/6).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tidak banyak kemajuan dalam pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun pada Senin lalu (18/6). Pada pencarian hari keempat, Kamis (21/6), tidak ditemukan satu pun korban.

Puluhan orang yang kehilangan anggota keluarganya kemarin berkumpul di Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, dan Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. Itu adalah jurusan kapal nahas tersebut. Mereka menunggu hasil pencarian tim gabungan.

Untuk memberikan dukungan moral, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, KSAL Laksamana Siwi Sukma Adji, dan sejumlah pejabat tinggi lain kemarin datang ke Pelabuhan Tigaras. Mereka berjanji akan melakukan pencarian sampai tuntas.  Total, 189 orang korban masih belum ditemukan.

”Basarnas dan kepolisian akan melakukan pencarian sesuai dengan SOP,” kata Hadi.

Tidak hanya korban yang sulit dicari, bangkai KM Sinar Bangun pun sampai kemarin belum berhasil ditemukan. Untuk membantu proses pencarian, TNI mengerahkan alat khusus yang dimiliki TNI AL. ”Alat tersebut akan didatangkan dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL di Jakarta,” ucap Hadi.

Tidak hanya itu, hari ini bakal didatangkan satu pesawat dan helikopter dari Basarnas. Diharapkan pencarian korban bisa lebih maksimal. ”Untuk menyisir setiap sudut atau pantai di Danau Toba ini,” tandasnya.

Peralatan dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL dikerahkan agar jangkauan pencarian di dalam air bisa lebih dalam. Sejauh ini, penyelam yang dikerahkan oleh Tim SAR hanya bisa menyelam sampai ke dalaman 50 meter. Padahal, kedalaman Danau Toba mencapai ratusan meter.

Lebih lanjut, Hadi menyampaikan bahwa upaya evakuasi korban hilang bisa dilakukan dengan metode jaring apabila posisi target sudah diketahui. Itu sangat mungkin dilakukan apabila alat dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL sudah dikerahkan.

Berdasar keterangan korban selamat yang ditemui panglima di rumah sakit, KM Sinar Bangun tenggelam dalam waktu singkat. ”Kapal oleng ke kanan dan begitu cepat kapal itu langsung tenggelam,” ujarnya. (syn/tau/ang)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/