SOLO, SUMUTPOS.CO – Kerusuhan supoter terjadi di Stadion Manahan, Solo, Rabu (22/10). Ribuan supoter yang masuk ke lapangan melawan saat dihalau aparat. Kerusuhan merembet keluar stadion. Sebuah motor dinas polisi jenis KLX dibakar dan truk milik Polresta Surakarta juga mengalami kerusakan parah.
Kapolresta Surakarta, Kombes Iriansyah, menegaskan, satu orang suporter tewas akibat dikeroyok sesama supoter. Dari pihak kepolisian, 12 anggota mengalami luka dan sejumlah aset mengalami rusak berat akibat amuk massa.
“Dia (suporter yang tewas) itu dikeroyok sesama suporter karena dikira intel yang sedang menyamar. Anggota kami sebenarnya sudah mencoba menyelamatkan dari amukan massa dan segera dilarikan ke rumah sakit, namun akhirnya tidak bisa diselamatkan,” ujar Iriansyah, Rabu (22/10) malam.
Iriansyah tidak menyebutkan identitas korban. Namun sumber menyebutkan korban adalah suporter Persis asal Simo, Boyolali. jenis KLX dibakar dan truk milik Polresta Surakarta juga mengalami kerusakan parah.
Pertandingan Divisi Utama 8 Besar antara Persis Solo melawan Martapura FC dengan hasil imbang 1-1. Penonton mempersoalkan wasit Ahmad Jafri dari Makassar. Bukan hanya berteriak-teriak, ribuan penonton merangsek masuk lapangan mengejar wasit dan pemain Martapura.
Aparat segera mengamankan wasit dan pemain. Mereka segera diamankan di dalam ruangan ganti. Ratusan petugas keamanan dibantu TNI berusaha menghadang dan membubarkan massaa dengan tembakan gas air mata, pukulan dan pasukan satwa. Namun massa justru membalas dengan lemparan batu dan barang-barang lainnya. Kericuhan pecah di dalam stadion.
Amuk massa merembet keluar lapangan. Mereka menyerang polisi dan membakar motor dinas polisi yang diparkir di kompleks stadion.
Kapolresta Surakarta, Kombes (Pol) Iriansyah, mengatakan pihaknya sudah semaksimal mungkin mengurai dan menghadang massa yang ingin menyerang wasit maupun pemain dari Martapura. Meskipun sudah mengerahkann 450 pasukan Polri dan TNI, namun diakui anak buahnya sempat kewalahan karena menghadapi ribuan massa.m Meskipun demikian, kata dia, akhirnya amuk massa berhasil dihentikan.
Panitia pelaksana (Panpel) pertandingan menepis pihaknya kecolongan karena sudah berkoordinasi dengan pihak keamanan. Panpel pertandingan, Paulus Haryoto, menegaskan pihaknya telah memenuhi semua prosedur dan telah mendapat ijin dari pihak keamanan untuk menggelar pertandingan. Bahkan Polresta Surakarta telah menurunkan ratusan anggotanya untuk mengamankan pertaandingan tersebut.
“Kami sudah berupaya maksimal mencegah kericuhan. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak keamanan. Lebih dari 400 aparat Polri dan TNI telah berjaga sejak awal pertandingan,” ujar Paulus.
Ketika terjadi kericuhan, kata Paulus, pihaknya juga segera melakukan langkah cepat untuk mengamankan situasi. Wasit dan para pemain serta official dari Martapura segera dievakuasi dan dilarikan ke Yogyakarta. “Kami harus menjamin keselamatan mereka, tidak mungkin kami inapkan di Solo malam ini,” lanjut Paulus. (net/bbs)