31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Sopir Telentang Terpanggang di Kursi Kemudi

Sopir truk yang tewas terpanggang di Asahan.
Sopir truk yang tewas terpanggang di Asahan, foto bersama istrinya.

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Satu unit truk colt diesel BK 8467 XV meledak dan terbakar, Rabu (22/10) sekira pukul 00.30 WIB. Suara ledakan truk pengangkut sawit itu seketika memecah keheningan malam di Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan. Setelah dicek warga, sopir truk bernama Nova Ariandi (28), ditemukan tewas terpanggang.

Lokasi truk meledak berjarak sekitar 300 meter dari perkampungan warga di Dusun I, Desa Pulau Rakyat Tua, Kecamatan Pulau Rakyat. Sehingga, suara ledakan terdengar jelas oleh warga.

Seketika warga ramai, dan mencari tahu sumber ledakan. Setelah dicek ternyata ada truk terbakar. Mereka pun melaporkan kejadian itu ke polisi.

Tak berselang lama, petugas dari Polsek Pulau Raja datang dan berusaha memadamkan api yang melalap truk bersama-sama warga.

Setelah api padam, petugas menemukan sopir truk dengan posisi telentang di dekat kemudi truk. Namun kondisi warga asal Kecamatan Rahuning itu sudah terpanggang. Bahkan hampir seluruh tubuh ayah dua anak itu gosong.

Tubuh korban dievakuasi. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi curiga Nova merupakan korban pembunuhan. Selanjutnya, mayat korban dibawa ke Instalasi Jenazah Rumah Sakit Umum (RSU) dr Djasamen Saragih Pematangsiantar untuk diotopsi.

Teddy (24), teman korban ketika ditemui wartawan mengaku, Selasa (21/10) pukul 06.00 WIB, dia membawa truk korban mengambil bibit sawit ke Bah Jambi Kabupaten Simalungun. Bibit sawit itu, dibawa ke PTPN IV Kebun Pulu Raja Asahan.

Teddy melanjutkan, sekitar pukul 19.30 WIB, dia mengantarkan truk ke rumah korban. Kemudian, korban mengantarkannya megendarai sepedamotor.

“Aku diantarkan Nova ke rumahku menggunakan sepedamotor. Terus Nova langsung pergi tidak tahu ke mana,” katanya.

H Sukino, ayah Nova ketika ditemui di rumah duka, mengaku setelah mengantarkan Teddy, putranya itu datang ke rumahnya menjemput kedua anaknya.

“Dia (korban,red) datang menjemput kedua anaknya. Karena kalau istrinya pergi ke sekolah mengajar, anak-anaknya dititipkan di rumahku,” kata Sukino.

Sedangkan Nova Juliani, istri korban ketika ditemui di rumah duka tidak mau berkomentar.

Kapolsek Pulu Raja, AKP H Torang Arifin Rangkuti saat dikonfirmasi, membenarkan peristiwa itu dan pihaknya masih melakukan penyelidikan, untuk mengetahui penyebab dan motif dari terbakarnya truk.

“Kita masih lakukan lidik, jenazah korban sudah diotopsi,” katanya.

Sementara penyidik dari Polsek Pulau Rakyat Aiptu L Manurung, ketika ditemui di Ruang Instalasi Jenazah, menerangkan pekerjaan korban sehari-hari adalah mengangkut kelapa sawit.

“Truk itu miliknya sendiri. Kita menaruh curiga terhadap tewasnya korban, sehingga dibawa untuk diotopsi,” ujar Aiptu Manurung.

Sementara dari TKP, sama sekali tidak ditemukan barang bukti seperti pisau atau benda lainnya. Namun salah satu kecurigaan polisi setelah melihat lokasi kejadian merupakan jalan buntu dan posisi korban saat ditemukan telentang di kursi kemudi. Begitupun, apakah korban sudah tewas sebelum truknya terbakar atau apakah karena terbakar, masih dalam penyelidikan.

“Kalau kondisi korban sudah gosong sampai 100 persen, sehingga perlu hasil otopsinya untuk mengungkap bagaimana korban meninggal. Intinya, kami masih melakukan penyelidikan dan belum dipastikan apakah korban pembunuhan atau tidak. Hanya saja, dari penyelidikan kami mengarah bahwa korban dibunuh,” tandas Aiptu Manurung mengakhiri. (sof/pra)

Sopir truk yang tewas terpanggang di Asahan.
Sopir truk yang tewas terpanggang di Asahan, foto bersama istrinya.

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Satu unit truk colt diesel BK 8467 XV meledak dan terbakar, Rabu (22/10) sekira pukul 00.30 WIB. Suara ledakan truk pengangkut sawit itu seketika memecah keheningan malam di Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan. Setelah dicek warga, sopir truk bernama Nova Ariandi (28), ditemukan tewas terpanggang.

Lokasi truk meledak berjarak sekitar 300 meter dari perkampungan warga di Dusun I, Desa Pulau Rakyat Tua, Kecamatan Pulau Rakyat. Sehingga, suara ledakan terdengar jelas oleh warga.

Seketika warga ramai, dan mencari tahu sumber ledakan. Setelah dicek ternyata ada truk terbakar. Mereka pun melaporkan kejadian itu ke polisi.

Tak berselang lama, petugas dari Polsek Pulau Raja datang dan berusaha memadamkan api yang melalap truk bersama-sama warga.

Setelah api padam, petugas menemukan sopir truk dengan posisi telentang di dekat kemudi truk. Namun kondisi warga asal Kecamatan Rahuning itu sudah terpanggang. Bahkan hampir seluruh tubuh ayah dua anak itu gosong.

Tubuh korban dievakuasi. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi curiga Nova merupakan korban pembunuhan. Selanjutnya, mayat korban dibawa ke Instalasi Jenazah Rumah Sakit Umum (RSU) dr Djasamen Saragih Pematangsiantar untuk diotopsi.

Teddy (24), teman korban ketika ditemui wartawan mengaku, Selasa (21/10) pukul 06.00 WIB, dia membawa truk korban mengambil bibit sawit ke Bah Jambi Kabupaten Simalungun. Bibit sawit itu, dibawa ke PTPN IV Kebun Pulu Raja Asahan.

Teddy melanjutkan, sekitar pukul 19.30 WIB, dia mengantarkan truk ke rumah korban. Kemudian, korban mengantarkannya megendarai sepedamotor.

“Aku diantarkan Nova ke rumahku menggunakan sepedamotor. Terus Nova langsung pergi tidak tahu ke mana,” katanya.

H Sukino, ayah Nova ketika ditemui di rumah duka, mengaku setelah mengantarkan Teddy, putranya itu datang ke rumahnya menjemput kedua anaknya.

“Dia (korban,red) datang menjemput kedua anaknya. Karena kalau istrinya pergi ke sekolah mengajar, anak-anaknya dititipkan di rumahku,” kata Sukino.

Sedangkan Nova Juliani, istri korban ketika ditemui di rumah duka tidak mau berkomentar.

Kapolsek Pulu Raja, AKP H Torang Arifin Rangkuti saat dikonfirmasi, membenarkan peristiwa itu dan pihaknya masih melakukan penyelidikan, untuk mengetahui penyebab dan motif dari terbakarnya truk.

“Kita masih lakukan lidik, jenazah korban sudah diotopsi,” katanya.

Sementara penyidik dari Polsek Pulau Rakyat Aiptu L Manurung, ketika ditemui di Ruang Instalasi Jenazah, menerangkan pekerjaan korban sehari-hari adalah mengangkut kelapa sawit.

“Truk itu miliknya sendiri. Kita menaruh curiga terhadap tewasnya korban, sehingga dibawa untuk diotopsi,” ujar Aiptu Manurung.

Sementara dari TKP, sama sekali tidak ditemukan barang bukti seperti pisau atau benda lainnya. Namun salah satu kecurigaan polisi setelah melihat lokasi kejadian merupakan jalan buntu dan posisi korban saat ditemukan telentang di kursi kemudi. Begitupun, apakah korban sudah tewas sebelum truknya terbakar atau apakah karena terbakar, masih dalam penyelidikan.

“Kalau kondisi korban sudah gosong sampai 100 persen, sehingga perlu hasil otopsinya untuk mengungkap bagaimana korban meninggal. Intinya, kami masih melakukan penyelidikan dan belum dipastikan apakah korban pembunuhan atau tidak. Hanya saja, dari penyelidikan kami mengarah bahwa korban dibunuh,” tandas Aiptu Manurung mengakhiri. (sof/pra)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/