26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ijab Kabul di Hadapan Kakak yang Koma

Satu jam setelah akad, kakaknya pun meninggal. Setelah itu tanggung jawab Butet pun menjadi ibu dari kedua keponakannya. Butet tetap bekerja lantaran ia sudah berstatus PNS, sementara Tongat bekerja sebagai tentara Angkatan Laut (AL).

Menurut Butet, di sela ia bekerja, keponakannya diasuh oleh orang tuanya yang kebetulan ikut dengannya. Sejak muda dia memang sudah mandiri. Lulus SMA dia ikut CPNS dan diterima di salah satu instansi perhubungan.

Setelah tiga tahun menikah, wanita kelahiran 1 Desember 1973 itu harus kehilangan Tongat. Ia kecelakaan di kawasan Perak, sehingga ia pun harus mengasuh kedua keponakannya yang sudah dianggap anaknya sendiri itu seorang diri.

Kini, empat tahun ia hidup sendiri dan makin mencintai dua keponakannya. Butet yang merupakan anak bungsu dari lima bersaudara perempuan semua itu, merasa menjadi bibi dan tante yang paling disayangi keponakannya.

“Keponakan saya tujuh. Kalau beli baju, ya beli tujuh. Kalau beli makan, ya ingat keponakan-keponakan. Ya gimana lagi, saya tidak mungkin punya anak. Jadi, ya buat keponakan saja,” kata Butet yang merasa sangat bersyukur memiliki keponakan yang sangat mencintainya.

Ia selalu banyak rezeki bila usai berbagi dengan keponakannya. Selain bekerja sebagai PNS, Butet juga berhasil memiliki bisnis kue kering dan toko beras di depan rumahnya.

“Bersyukur terus. Berkah merawat anak-anak yatim. Semua ini juga rezeki untuk mereka,” curhat Butet.  (jpg/ras)

Satu jam setelah akad, kakaknya pun meninggal. Setelah itu tanggung jawab Butet pun menjadi ibu dari kedua keponakannya. Butet tetap bekerja lantaran ia sudah berstatus PNS, sementara Tongat bekerja sebagai tentara Angkatan Laut (AL).

Menurut Butet, di sela ia bekerja, keponakannya diasuh oleh orang tuanya yang kebetulan ikut dengannya. Sejak muda dia memang sudah mandiri. Lulus SMA dia ikut CPNS dan diterima di salah satu instansi perhubungan.

Setelah tiga tahun menikah, wanita kelahiran 1 Desember 1973 itu harus kehilangan Tongat. Ia kecelakaan di kawasan Perak, sehingga ia pun harus mengasuh kedua keponakannya yang sudah dianggap anaknya sendiri itu seorang diri.

Kini, empat tahun ia hidup sendiri dan makin mencintai dua keponakannya. Butet yang merupakan anak bungsu dari lima bersaudara perempuan semua itu, merasa menjadi bibi dan tante yang paling disayangi keponakannya.

“Keponakan saya tujuh. Kalau beli baju, ya beli tujuh. Kalau beli makan, ya ingat keponakan-keponakan. Ya gimana lagi, saya tidak mungkin punya anak. Jadi, ya buat keponakan saja,” kata Butet yang merasa sangat bersyukur memiliki keponakan yang sangat mencintainya.

Ia selalu banyak rezeki bila usai berbagi dengan keponakannya. Selain bekerja sebagai PNS, Butet juga berhasil memiliki bisnis kue kering dan toko beras di depan rumahnya.

“Bersyukur terus. Berkah merawat anak-anak yatim. Semua ini juga rezeki untuk mereka,” curhat Butet.  (jpg/ras)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/