30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Muhammadiyah Idul Adha 4 Oktober

Isbat teropong-Ilustrasi
Isbat teropong-Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Muhammadiyah menetapkan Idul Adha jatuh pada Sabtu 4 Oktober. Dalam maklumat yang dikeluarkan Muhammadiyah, hari Arafah jatuh Jumat 3 Oktober.

Dalam maklumat Muhammadiyah yang dikutip dari situs Muhammadiyah.or.id, Selasa (23/9) disebutkan, keputusan Idul Adha 4 Oktober itu berdasarkan keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada 8 Mei lalu.

“Demikian maklumat ini disampaikan untuk dilaksanakan dan agar menjadi panduan bagi warga Muhammadiyah,” tulisnya.

Keputusan maklumat itu ditandatangani Ketua Umum Din Syamsuddin dan Sekretaris Umum Agung Danarto.

Sedang dalam penanggalan pemerintah, Idul Adha jatuh pada 5 Oktober. Namun belum ada penjelasan resmi terakhir, apakan tetap sesuai penanggalan atau ada perubahan.

Kementerian Agama (Kemenag) akan mengadakan sidang isbat 1 Zulhijah pada 24 September mendatang. Sidang tersebut sangat penting karena akan menjadi acuan penetapan Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 10 Zulhijah. Tahun ini hampir pasti penetapan tanggal jatuhnya Idul Adha tidak kompak di antara ormas Islam besar Indonesia.

Bagaimana versi pemerintah? Direktur Urusan Agama ‎Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag Muhtar Ali menyatakan, pemerintah tidak bisa berandai-andai. ’’Acuan kami tetap dari hasil sidang isbat,’’ tuturnya.

Sidang isbat tersebut ditujukan untuk menetapkan 1 Zulhijah. Teknisnya, menjalankan dulu mekanisme hisab, kemudian diperkuat dengan sistem rukyat. Yakni, melihat langsung adanya hilal atau bulan muda dengan teleskop.

Muhtar menjelaskan, pelaksanaan sidang isbat 1 Zulhijah sama dengan sidang isbat penetapan awal Ramadan atau 1 Syawal.‎ Sidang tersebut dilakukan dalam tiga sesi. Sesi pertama adalah paparan tim Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kemenag. Kemudian, sidang utama dengan menerima laporan tim rukyat dari penjuru Indonesia. ’’Sidang utama digelar tertutup untuk media massa,’’ jelasnya.

Baru kemudian hasil sidang disampaikan pada sesi paparan media. Terkait apakah nanti Idul Adha bersamaan atau tidak, Kemenag meminta masyarakat tetap rukun. Jika ada perbedaan, umat muslim diimbau tidak saling mengolok dan merasa paling benar.

Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan (Lapan) Thomas Djamaluddin mengungkapkan, Muhammadiyah memang sudah menetapkan maklumat. ’’Salah satu isinya, Idul Adha 4 Oktober,’’ katanya. Alasannya, Muhammadiyah menggunakan wujudulhilal. Intinya, patokan Muhammadiyah, yang penting bulan sudah berwujud atau di atas ufuk, berapa pun derajatnya.

’’Muhammadiyah berpendirian, pada 24 September bulan sudah wujud sehingga 25 September adalah 1 Zulhijah. Kemudian, Idul Adha (10 Zulhijah, Red) jatuh pada 4 Oktober,’’ jelasnya.

Sementara itu, kata Thomas, pemerintah menggunakan sistem imkanur rukyah. Saat dirukyat pada 24 September nanti, derajat ketinggian bulan masih sangat rendah sehingga 1 Zulhijah ditetapkan jatuh pada 26 September. Dengan demikian, Hari Raya Idhul Adha mungkin jatuh pada 5 Oktober.

Terkait dengan dokumen perjalanan haji yang menyebutkan Idul Adha jatuh pada 4 Oktober, itu adalah kondisi di Arab Saudi. ’’Intinya memang benar, ada potensi Idul Adha yang berbeda,’’ katanya. (wan/c5/end/jpnn/net)

Isbat teropong-Ilustrasi
Isbat teropong-Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Muhammadiyah menetapkan Idul Adha jatuh pada Sabtu 4 Oktober. Dalam maklumat yang dikeluarkan Muhammadiyah, hari Arafah jatuh Jumat 3 Oktober.

Dalam maklumat Muhammadiyah yang dikutip dari situs Muhammadiyah.or.id, Selasa (23/9) disebutkan, keputusan Idul Adha 4 Oktober itu berdasarkan keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada 8 Mei lalu.

“Demikian maklumat ini disampaikan untuk dilaksanakan dan agar menjadi panduan bagi warga Muhammadiyah,” tulisnya.

Keputusan maklumat itu ditandatangani Ketua Umum Din Syamsuddin dan Sekretaris Umum Agung Danarto.

Sedang dalam penanggalan pemerintah, Idul Adha jatuh pada 5 Oktober. Namun belum ada penjelasan resmi terakhir, apakan tetap sesuai penanggalan atau ada perubahan.

Kementerian Agama (Kemenag) akan mengadakan sidang isbat 1 Zulhijah pada 24 September mendatang. Sidang tersebut sangat penting karena akan menjadi acuan penetapan Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 10 Zulhijah. Tahun ini hampir pasti penetapan tanggal jatuhnya Idul Adha tidak kompak di antara ormas Islam besar Indonesia.

Bagaimana versi pemerintah? Direktur Urusan Agama ‎Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag Muhtar Ali menyatakan, pemerintah tidak bisa berandai-andai. ’’Acuan kami tetap dari hasil sidang isbat,’’ tuturnya.

Sidang isbat tersebut ditujukan untuk menetapkan 1 Zulhijah. Teknisnya, menjalankan dulu mekanisme hisab, kemudian diperkuat dengan sistem rukyat. Yakni, melihat langsung adanya hilal atau bulan muda dengan teleskop.

Muhtar menjelaskan, pelaksanaan sidang isbat 1 Zulhijah sama dengan sidang isbat penetapan awal Ramadan atau 1 Syawal.‎ Sidang tersebut dilakukan dalam tiga sesi. Sesi pertama adalah paparan tim Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kemenag. Kemudian, sidang utama dengan menerima laporan tim rukyat dari penjuru Indonesia. ’’Sidang utama digelar tertutup untuk media massa,’’ jelasnya.

Baru kemudian hasil sidang disampaikan pada sesi paparan media. Terkait apakah nanti Idul Adha bersamaan atau tidak, Kemenag meminta masyarakat tetap rukun. Jika ada perbedaan, umat muslim diimbau tidak saling mengolok dan merasa paling benar.

Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan (Lapan) Thomas Djamaluddin mengungkapkan, Muhammadiyah memang sudah menetapkan maklumat. ’’Salah satu isinya, Idul Adha 4 Oktober,’’ katanya. Alasannya, Muhammadiyah menggunakan wujudulhilal. Intinya, patokan Muhammadiyah, yang penting bulan sudah berwujud atau di atas ufuk, berapa pun derajatnya.

’’Muhammadiyah berpendirian, pada 24 September bulan sudah wujud sehingga 25 September adalah 1 Zulhijah. Kemudian, Idul Adha (10 Zulhijah, Red) jatuh pada 4 Oktober,’’ jelasnya.

Sementara itu, kata Thomas, pemerintah menggunakan sistem imkanur rukyah. Saat dirukyat pada 24 September nanti, derajat ketinggian bulan masih sangat rendah sehingga 1 Zulhijah ditetapkan jatuh pada 26 September. Dengan demikian, Hari Raya Idhul Adha mungkin jatuh pada 5 Oktober.

Terkait dengan dokumen perjalanan haji yang menyebutkan Idul Adha jatuh pada 4 Oktober, itu adalah kondisi di Arab Saudi. ’’Intinya memang benar, ada potensi Idul Adha yang berbeda,’’ katanya. (wan/c5/end/jpnn/net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/